Chapter 3

[Group Chat – 11A Classroom Only 🔒]
Sherin
Sherin
Oke, fix. Kita harus ngobrol langsung.
Sherin
Sherin
Gue nggak nyaman ngebahas ini cuma lewat chat.
Viola
Viola
Setuju 😭
Fahri
Fahri
Ketemu di mana?
Raka
Raka
Lapangan belakang aja. Biasanya sepi.
Felicia
Felicia
Jam istirahat pertama ya?
Rey
Rey
Siap. Gue bawa gorengan.
∘₊✧──────✧₊∘
Lapangan belakang SMA Bintang Bangsa terasa lebih sunyi dari biasanya. Rumputnya agak tinggi dan beberapa daun kering beterbangan ditiup angin.
Sherin datang lebih awal. Disusul Raka dan Felicia. Viola terlihat gelisah, matanya seperti kurang tidur. Fahri diam, tetapi sorot matanya penuh akan waspada. Rey datang terakhir, benar-benar membawa gorengan seperti janjinya.
Mereka berdiri membentuk lingkaran kecil, saling memandang meki terlihat agak canggung.
Sherin
Sherin
“Thanks udah mau dateng. Gue nggak mau nunda-nunda. Ini udah makin aneh.”
Raka
Raka
“Lo mikir siapa yang ngirim pesan kemarin?”
Fahri
Fahri
“Kalau Nayla juga nerima pesan yang sama dulu, berarti pelakunya udah lama ngawasin kita.”
Viola
Viola
“Jadi... dia tahu posisi duduk kita? Satu-satu?”
Felicia
Felicia
“Itu sih udah bukan iseng lagi. Serem.”
Rey
Rey
“Atau… mungkin ada yang beneran nggak pengen kita duduk di bangku itu.”
Mereka semua diam. Angin melintasi mereka pelan. Suara dedaunan terseret di tanah menambah suasana semakin mencekam.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah. Mereka semua otomatis menoleh penasaran.
Seorang cewek berdiri tidak jauh dari mereka. Rambut panjang yg dikuncir tinggi, dgn mengenakan hoodie hitam, namun ekspresi wajahnya datar. Dia tengah duduk sendirian di bangku batu, agak di bawah pohon besar.
Felicia
Felicia
“Eh… itu Airin, ya?”
Sherin
Sherin
“Iya. Kok dia bisa ada di sini?”
Raka
Raka
“Nguping?”
Airin
Airin
“Gue denger suara kalian. Lagian kalian ngomongnya nggak pelan juga.”
Semua langsung hening. Airin berdiri, berjalan pelan ke arah mereka berada
Airin
Airin
“Kalian ngomongin bangku 12, kan?”
Mereka saling pandang. Viola refleks melangkah mundur sedikit.
Sherin
Sherin
“Lo tahu sesuatu?”
Airin
Airin
“…Gue cuma pernah liat Nayla sebelum dia pindah. Waktu itu dia sempat nulis sesuatu di belakang lemari kelas. Pakai pensil.”
Raka
Raka
“Serius? Nulis apaan?”
Airin
Airin
“Gue nggak yakin. Tapi kelihatannya kayak nama... atau semacam peringatan.”
Felicia
Felicia
“Duh, makin serem aja ini…”
Sherin melangkah pelan, matanya menelusuri sekitar rumput dan pohon. Tapi belum sempat mereka bahas lebih lanjut...
Viola tiba-tiba mengeluarkan ponsel. Layarnya nyala. Wajahnya terlihat pucat dan berkeringat.
Viola
Viola
“GUYS…”
Dia nunjukin layarnya ke semua orang. Satu pesan baru masuk.
[Pesan Misterius]: “Jangan terlalu dekat.”
∘₊✧──────✧₊∘
𝑻𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!