Chapter 4

[Group Chat – 11A Classroom Only 🔒]
Sherin
Sherin
Besok pagi kita cek belakang lemari itu.
Raka
Raka
Yang di pojok kelas?
Sherin
Sherin
Iya. Kata Airin, Nayla pernah nulis sesuatu di situ.
Viola
Viola
Aduh gue deg-degan banget 😭
Rey
Rey
Santai, ada gue. Gue bawa senter.
∘₊✧──────✧₊∘
Keesokan paginya. Jam masih menunjukkan pukul 06.45. Belum banyak siswa yg datang. Udara terasa dingin,dan langit berwarna abu-abu. Kesan horor makin terasa menyelimuti ruang kelas itu.
Sherin, Raka, Fahri, dan Felicia sudah berasal di kelas lebih awal dari yg lain. Sementara Viola dan Rey akan nyusul. Airin diam-diam masuk terakhir. Mereka semua berdiri di depan lemari tua di pojok belakang. Lemari itu sudah agak reyot dimakan waktu, banyak coretan kecil di permukaannya, tetapi sekilas tidak ada yg aneh.
Fahri
Fahri
“Ngebongkar sekarang aja?”
Sherin
Sherin
“Pelan-pelan. Jangan sampai guru piket liat.”
Raka
Raka
“Gue bantu angkat sedikit.”
Raka dan Fahri sama-sama mendorong lemari itu ke samping.Perlahan lemari itu bergeser sedikit. Berat, tapi cukup memberi celah untuk melihat dibaliknya.
Sherin berjongkok. Menyoroti bagian belakang lemari menggunakan flashlight ponselnya.
Sherin
Sherin
“Gue liat tulisan… tapi udah pudar banget.”
Felicia
Felicia
“Coba foto, terus di-enhance brightness-nya.”
Sherin jepret. Semua berkumpul untuk melihat bersama-sama.Takut tapi penasaran.Viola otomatis memegang tangan Felicia karena takut.
Tulisan itu samar, tapi masih bisa dibaca perlahan.
"𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢, 𝐡𝐚𝐭𝐢-𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐡."
Viola
Viola
“SUARA LANGKAH? 😭😭😭”
Fahri
Fahri
“Nayla nulis ini sebelum pindah…”
Rey
Rey
“Berarti dia bener-bener ngalamin sesuatu.”
Airin
Airin
“Gue pernah denger langkah juga. Tapi cuma malam.”
Seketika semuanya langsung menoleh ke arah Airin. Ia masih terlihat tenang, dengan tangan di saku hoodie-nya.
Sherin
Sherin
“Lo pernah nginep di sekolah?”
Airin
Airin
“Pernah. Waktu lomba teater, latihan sampai malam. Suaranya terdengar jelas. Kayak sepatu kulit, jalan pelan-pelan di lorong.”
Raka
Raka
“Wah, fix ini bukan prank…”
Tiba-tiba...
Felicia
Felicia
“Eh... notifikasi masuk!”
Feli membuka ponselnya. Satu pesan masuk dari nomor tidak dikenal.
[Pesan Misterius]: “𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐤𝐮𝐭 𝐜𝐚𝐦𝐩𝐮𝐫.”
Felicia
Felicia
“GUE KENA 😰”
Semua langsung merasa tegang. Udara semakin memberatkan, membuat mereka merasa sulit untuk bernafas.Sherin langsung menuutup lemari, Raka juga bantu mendorong lemari kembali ke posisi semula.
Fahri
Fahri
“Gue rasa... kita semua bakal dapet giliran.”
Airin
Airin
“Atau… kita udah diawasin dari awal.”
Mata mereka saling tatap. Kelas mulai ramai,sebentar lagi kelas akan di mulai. Guru piket muncul di lorong. Mereka buru-buru kembali ke tempat duduk, tetapi suasana sudah berubah.
Sherin memegang ponselnya erat. Dalam hati, satu hal makin jelas:
𝐈𝐧𝐢 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐞𝐧𝐠. 𝐈𝐧𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧.
∘₊✧──────✧₊∘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!