Bab 2. Malam Itu,Tanpa Senyum

Malam itu hujan turun, tidak deras hanya menempel pada kaca jendela rumahku, ibuku dari tadi mondar mandir memastikan semua kue kecil yang ia sajikan tersusun dengan rapi dan ruang tamu terlihat bersih. Kedua adik ku dari pagi hingga sore menolong ibu menyiapkan semuanya.

Ibuku adalah seorang single mother sejak aku berumur 13 tahun, ayah meninggal karena sakit yang ia derita. Dia meninggalkan ibu,aku dan kedua adikku yang masih kecil. Tapi sedikitpun aku tidak pernah melihat ibu menyerah, dia selalu berusaha menyekolahkanku dan membiayai kami semua itu ia lakukan seorang diri. Saat mendengar bahwa ibu ingin aku berjodoh dengan anak dari sahabat lamanya,jelas aku tidak banyak bertanya, bukan karena aku ingin. Tapi aku tau ibuku akan bertambah usia dan menua, tubuhnya tidak akan selalu tegar seperti ini, belum lagi adik adikku yang masih bersekolah di tingkat menengah, jika dengan adanya perjodohan ini akan meringankan sedikit beban ibuku, maka aku akan melakukannya.

Pikirku saat itu.

Aku berdiri di dekat jendela kamarku yang langsung menghadap ke halaman rumah kami, aku melihat dari celah celah tirai.Mobil hitam berhenti dan seorang supir turun dari balik pintu mobil, membuka pintu belakang. Jantungku berdetak pelan namun terasa sangat berat.

Lalu dia turun.

Dewa dirgantara.

namanya sering disebut beberapa minggu sebelumnya, saat tante melisa dan om daus terus datang ke rumah untuk membicarakan rencana perjodohan.

Tak banyak yang aku tau tentang Dewa. Hal biasa seperti dia berumur 30 tahun, anak tunggal dari keluarga Dirgantara, bagiku Dirgantara terdengar seperti keluarga yang disiplin,kuat dan kaya, entah kenapa mereka menginjakkan kaki di rumah sederhana milik kami ini. Selanjutnya yang ku tau, selepas SMA Dewa dikirim keluar negeri oleh kedua orang tuanya untuk berkuliah, Dia kembali tahun lalu karena ibunya meminta Dewa untuk bekerja di perusahaan keluarga.

Tante melisa mengatakan bahwa Dewa adalah lelaki yang bertanggung jawab,lembut dan sangat sopan kepada orang tua, Dewa adalah anak yang selalu mendahulukan orang lain, apalagi orang tuanya. Om Daus juga mengatakan bahwa selama bersama Dewa aku akan baik baik saja begitupun sebaliknya.

Tapi saat aku menatapnya malam itu, aku tidak melihat satupun yang di sebutkan oleh orang orang tentangnya, yang terlihat hanya satu hal -Matanya kosong. Sendu seperti cuaca malam ini.

Dewa berjalan masuk bersama kedua orang tuanya. Ibu nya sangat ramah, menyapa ibuku dan mereka berpelukan begitupun dengan ayahnya, menanyakan hal hal klise untuk mencairkan suasana. Mereka benar benar pasangan yang serasi, seperti bunga di bawah sinar matahari pagi. Keluarga yang hangat. Tapi Dewa, tetap diam. Dia duduk di sofa seberang,menatap lantai, tangannya memainkan kuku ibu jari. Wajahnya tidak menolak, tidak juga menyambut. Datar. Seperti tamu yang datang karena terpaksa bukan karena ingin.

Aku datang membawa teh dan kue, saat itu untuk pertama kalinya aku berdiri di hadapannya. Aku berusaha tersenyum, dia menatapku sekilas-hanya satu detik- lalu kembali menunduk.

Dan aku tau sesuatu.... Dia tidak benar benar melihatku.

Aku duduk di sebelah ibuku, di seberang Dewa. Aku memperhatikan pakaiannya yang rapi, selama perbincangan antar keluarga dewa hanya menunduk dan diam, sesekali dia meminum teh buatanku, namun sepertinya itu formalitas saja, karena air teh didalam cangkir tidak berkurang. Ibuku menawarkan kue buatan kami kepada nya, dia menolak mengatakan dia tidak terlalu suka makanan manis.

"Dewa, bagaimana menurutmu Nadira?" Tanya ibuku, Mencoba membuka pembicaraan, karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Dewa mengangkat wajahnya, menatapku sekali lagi, kali ini sedikit lebih lama tapi tetap tanpa ekspresi.

"Jika ini yang diinginkan keluarga, saya siap" jawabnya singkat.

Bukan "aku ingin" tapi "saya siap"

aku menunduk mengerutkan alisku, Perjodohan kami bukan karena kami saling memilih, tapi karena kedua keluarga saling sepakat.

Dan aku terlalu naif saat itu, berpikir bahwa cinta bisa tumbuh dari kebersamaan. Aku percaya bahwa seiring berjalannya waktu kami bisa menerima satu sama lain dan pada akhirnya Dewa bisa mencintaiku lalu kami menciptakan keluarga kecil yang bahagia, seperti apa yang aku cita citakan sedari dulu.

Setelah semua percakapan yang berlangsung malam itu, mereka pamit pulang. Aku dan ibuku berdiri didepan rumah, mengantar mereka seperti tamu terhormat yang membawa masa depan.

Dewa berjalan paling akhir. Tubuh tingginya tegak dan tenang, melangkah menuju ke mobil. Sebelum masuk kedalam mobil aku berharap -meski kecil- dia akan menoleh. Sekedar melihat kebelakang berpamitan atau mengakui keberadaanku. Tetapi tidak. Dia melangkah lurus, membuka pintu, masuk dan menutupnya tanpa suara.

......................

Sejak malam itu,tidak ada kabar darinya padahal kami sudah bertukar nomor telepon. Tidak ada satupun pesan masuk darinya dan tidak ada satupun panggilan terdengar.

Yang justru sering menghubungiku adalah tante Melisa,ibunya. Dengan suaranya yang lembut dan penuh perhatian tante Melisa memastikan semua kebutuhan dan keperluanku tercukupi.Kadang dia juga mengajakku duduk di sebuah kafe kecil didekat rumah-kafe yang hanya menjual roti dan kue kecil, tapi ini tidak terasa seperti kafe kecil, saat bersama tante Melisa ini terasa seperti rumah. Nyaman dan hangat.

Tante Melisa menunjukkan kepadaku contoh dekorasi, bunga bunga pilihan, bahkan gaun yang akan aku kenakan nanti. Sesekali tante Melisa menanyakan pendapatku dan yang mana yang aku suka.

"Nadira, nanti fitting bajunya di rumah kamu saja, sudah tente urus, mereka bawakan beberapa gaun, kamu pilih aja yang kamu suka" Ucap tante Melisa.

"Iya tante"

Terpopuler

Comments

Wina Yuliani

Wina Yuliani

gpp nadira dpt kulkas 2 pintu, yg penting mertuanya berasa seperti ibu peri

2025-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1. Rumah Tanpa Suara
2 Bab 2. Malam Itu,Tanpa Senyum
3 Bab 3.Menikahi lekaki Asing
4 Bab 4. Dihadapan Melisa Dirgantara 1.
5 Bab 5. Dihadapan Melisa Dirgantara 2
6 Bab 6. Aku Tidak Bisa Mencintaimu, Nadira
7 Bab 7. Sendiri
8 Bab 8. Penelusuran Masalalu
9 Bab 9. Jalanan Kota
10 Bab 10. Kediaman Dirgantara
11 Bab 11. Jaga Dirimu Nadira
12 Bab 12. Gairah Panas
13 Bab 13. Sama Sepertiku,Kesepian.
14 Bab 14. Rok pendek
15 Bab 15. Kalian tidak mengerti. Dewa 1.
16 Bab 16. Menyedihkan, Nadira
17 Bab 17. Kai dan Saka. 1
18 Bab 18. Kalian Benar.
19 Bab 19. Ayo Saka!.
20 Bab 20. Ini Hanya Prihal Waktu.
21 Bab 21.Tempat Untuk Minum Teh
22 Bab 22. Kedatangan Tante Melisa v1
23 Bab 23. Kedatangan Tante Melisa V2
24 Bab 24. Sebuah Isakan.
25 Bab 25. Malam Dan Rahasianya.
26 Bab 26. Senyuman Tipis.
27 Bab 27. Bioskop.
28 Bab 28. Kedatangan Tante Melisa V3
29 Bab 29. Dewa, Aku Takut.
30 Bab 30. Tidurlah, Aku Ada Disini.
31 Bab 31. Pagi yang dingin.
32 Bab 32. Hans.
33 Bab 33. Terasa Salah.
34 Bab 34. Di Pojok Bar.
35 Bab 35. Kafe Kecil Dan Nadira.
36 Bab 36. Pertemuan.
37 Bab 37. Kejujuran
38 Bab 38. Awal Yang Baru.
39 Bab 39. Obrolan Tiga Pria.
40 Bab 40. Kehujanan.
41 Bab 41. Menjagamu
42 Bab 42. Diantara Asap dan Keputusan.
43 Bab 43. Postingan.
44 Bab 44. Kue
45 Bab 45. Kencan pertama.
46 Bab 46. Kembali Sendiri
47 Bab 47. Jejak Yang Tersimpan.
48 Bab 48. Suara Yang Dikenal.
49 Bab 49. Sebentar Saja.
50 Bab 50. Ketidaksengajaan
51 Bab 51. Rumah Yang Tak Lagi Hangat
52 Bab 52. Rumah Tanpa Kehangatan
53 Bab 53. Aku ingin pulang.
54 Bab 54. Selamat malam, Nadira
55 Bab 55. Pelukan Hangat Ibu
56 Bab 56. Kegelapan Malam.
57 Bab 57. Hampa
58 Bab 58. Hans?
59 Bab 59. Kedatangan Melisa v1
60 Bab 60. Kedatangan Melisa v2
61 Bab 61. Dejavu
62 Bab 62. Salah lagi
63 Bab 63. Kai dan Saka
64 Bab 64. Pulanglah, nak.
65 Bab 65. Kembali hening
66 Bab 66. Dewa Dirgantara
67 Bab 67. Dalam Malam Nadira
68 Bab 68. Aku ada di sini
69 Bab 69. Kediaman Dirgantara
70 Bab 70. Bayangan
71 Bab 71. Kabar Gembira
72 Bab 72. Bekal Makan Siang
73 Bab 73. Bucin Tingkat Dewa
74 Bab 74. Memerah
75 Bab 75. Salah paham
76 Bab 76. Paper bag
77 Bab 77. Malam
78 Bab 78. Shower
79 Bab 79. Malam Yang Mengubah Segalanya
80 Bab 80. Aku Minta Maaf
81 Bab 81. Pelukan Hangat
82 Bab 82. Pagi Yang Berbeda
83 Bab 83. Sosok
84 Bab 84. Cukup
85 Bab 85. Pagi Yang Hangat
86 Bab 86. Pagi Yang Hangat 2
87 Bab 87. Dinner
88 Bab 88. Untuk Rumah Tangga, Untuk Nadira
89 Bab 89. Jalan Sore
90 Bab 90. Kejutan Kecil
91 Bab 91. Awal perjalanan baru
92 Bab 92. Aku Akan Memberikan Seisi Dunia
93 Bab 93. Pasir pantai
94 Bab 94. Malam Terakhir
95 Bab 95. Pulang Ke Rumah
96 Bab 96. Oleh oleh
97 Bab 97. Syukurku
98 Bab 98. Rokok
99 Bab 99. Rei
100 Bab 100. Pertemuan
101 Bab 101. Canggung
102 Bab 102. Pagi Hari
103 Bab 103. Telpon
104 Bab 104. Lunch
105 Bab 105. Rei
106 Bab 106.Map Coklat.
107 Bab 107. Semua terungkap v1
108 Bab 108. Semua Terungkap v2
109 Bab 109. Semua Terungkap v3
110 Bab 110. Flashback
111 Bab 111. Diantara hujan.
112 Bab 112. Semua terungkap v4
113 Bab 113. Rumah yang terlalu Megah
114 Bab 114. Apa yang hatimu Katakan
115 Bab 115. Dua Ruangan Berbeda
116 Bab 116. Kebenaran yang ingin didengarkan.
117 Bab 117. Semuanya terungakap v5
118 Bab 118. Semuanya terungkap v6
119 Bab 119. Semuanya terungkap v7
120 Bab 120. Semuanya Terungkap v8
121 Bab 121. Semuanya terungkap v9
122 Bab 122. Semua Terungkap v10
123 Bab 123. Semuanya terungkap,—Luka yang tidak pernah sembuh.
124 Bab 124. Malam Yang Sunyi
125 Bab 125. Semuanya terungkap—Melisa v1
126 Bab 126. Semuanya Terungkap—Melisa v2
127 Bab 127. Semuanya Terungkap —Melisa v3
128 Bab 128. Semuanya terungkap—Melisa v4
129 Bab 129. Semuanya terungkap—Melisa v5
130 Bab 130. Semuanya terungkap—Melisa Finish
131 Bab 131. Akhir dari cerita masalalu Dewa.
132 Bab 132. Keheningan Yang Berarti
133 Bab 133. Hans.
134 Bab 134. Asap Rokok.
135 Bab 135. Pikirkanlah semuanya, Nadira.
136 Bab 136. Mencari tahu.
137 Bab 137. Identitas palsu.
138 Bab 138. Malam yang TAK direncanakan.
139 Bab 139. Rasa Yang Tersisa
140 Bab 140. Api Yang Terbakar Dalam Diri Dewa.
141 Bab 141. Pagi yang Berantakan
142 Bab 142. Rahasia Yang Di Kendalikan
143 Bab 143. Retakan Yang Tak Terlihat.
144 Bab 144. Dibalik kilauan yang Melelahkan.
145 Bab 145. Gaun dan Keheningan Malam.
146 Bab 146. Di Bawah Langit Rumah Dirgantara.
147 Bab 147. Kecurigaan.
148 Bab 148. Malam Yang Tidak Tenang.
149 Bab 149. Sup Yang Tumpah
150 Bab 150. Suasana Hati Dewa.
151 Bab 151. Makan Siang Yang Menyebalkan.
152 Bab 152. Menuju Kebenaran.
153 Bab 153. Apa Kau Mengurungnya?
154 Bab 154. Jemputan Senja
155 Bab 155. Sekeranjang muffin.
156 Bab 156. Makan siang
157 Bab 157. Sentuhan Hangat.
158 Bab 158. Ambisi
159 Bab 159. Garis Dua.
160 Bab 160. Penculikan.
161 Bab 161. Dia Hamil?
162 Bab. 162. Dalam Gelapnya Pencarian
163 Bab 163. Dalam Bayangan Pengejaran.
164 Bab 164. Ikutlah Denganku Nadira.
165 Bab 165. Pengakuan Sahabat Lama Dewa.
166 Bab 166. Luka Dari Sahabat Lama.
167 Bab 167. Diantara Dua Pilihan.
168 Bab 168. Pertemuan
169 Bab 169. Denting Di ujung Nafas.
170 Bab 170. Dua Jiwa Yang Kehilangan
171 Bab 171. Dimana Dia
172 Bab 172. Bayangan Yang Harus Disapu.
173 Bab 173. Pergilah, Dewa
174 Bab 174. Aku tidak akan berhenti
175 Bab 175. Langit Eropa
176 Bab 176. Tidurlah Di Kamarku.
177 Bab 177. Ketenangan Pagi Hari yang dingin.
178 Bab 178. Pagi yang Konyol Di Rumah Yang Berbeda
Episodes

Updated 178 Episodes

1
bab 1. Rumah Tanpa Suara
2
Bab 2. Malam Itu,Tanpa Senyum
3
Bab 3.Menikahi lekaki Asing
4
Bab 4. Dihadapan Melisa Dirgantara 1.
5
Bab 5. Dihadapan Melisa Dirgantara 2
6
Bab 6. Aku Tidak Bisa Mencintaimu, Nadira
7
Bab 7. Sendiri
8
Bab 8. Penelusuran Masalalu
9
Bab 9. Jalanan Kota
10
Bab 10. Kediaman Dirgantara
11
Bab 11. Jaga Dirimu Nadira
12
Bab 12. Gairah Panas
13
Bab 13. Sama Sepertiku,Kesepian.
14
Bab 14. Rok pendek
15
Bab 15. Kalian tidak mengerti. Dewa 1.
16
Bab 16. Menyedihkan, Nadira
17
Bab 17. Kai dan Saka. 1
18
Bab 18. Kalian Benar.
19
Bab 19. Ayo Saka!.
20
Bab 20. Ini Hanya Prihal Waktu.
21
Bab 21.Tempat Untuk Minum Teh
22
Bab 22. Kedatangan Tante Melisa v1
23
Bab 23. Kedatangan Tante Melisa V2
24
Bab 24. Sebuah Isakan.
25
Bab 25. Malam Dan Rahasianya.
26
Bab 26. Senyuman Tipis.
27
Bab 27. Bioskop.
28
Bab 28. Kedatangan Tante Melisa V3
29
Bab 29. Dewa, Aku Takut.
30
Bab 30. Tidurlah, Aku Ada Disini.
31
Bab 31. Pagi yang dingin.
32
Bab 32. Hans.
33
Bab 33. Terasa Salah.
34
Bab 34. Di Pojok Bar.
35
Bab 35. Kafe Kecil Dan Nadira.
36
Bab 36. Pertemuan.
37
Bab 37. Kejujuran
38
Bab 38. Awal Yang Baru.
39
Bab 39. Obrolan Tiga Pria.
40
Bab 40. Kehujanan.
41
Bab 41. Menjagamu
42
Bab 42. Diantara Asap dan Keputusan.
43
Bab 43. Postingan.
44
Bab 44. Kue
45
Bab 45. Kencan pertama.
46
Bab 46. Kembali Sendiri
47
Bab 47. Jejak Yang Tersimpan.
48
Bab 48. Suara Yang Dikenal.
49
Bab 49. Sebentar Saja.
50
Bab 50. Ketidaksengajaan
51
Bab 51. Rumah Yang Tak Lagi Hangat
52
Bab 52. Rumah Tanpa Kehangatan
53
Bab 53. Aku ingin pulang.
54
Bab 54. Selamat malam, Nadira
55
Bab 55. Pelukan Hangat Ibu
56
Bab 56. Kegelapan Malam.
57
Bab 57. Hampa
58
Bab 58. Hans?
59
Bab 59. Kedatangan Melisa v1
60
Bab 60. Kedatangan Melisa v2
61
Bab 61. Dejavu
62
Bab 62. Salah lagi
63
Bab 63. Kai dan Saka
64
Bab 64. Pulanglah, nak.
65
Bab 65. Kembali hening
66
Bab 66. Dewa Dirgantara
67
Bab 67. Dalam Malam Nadira
68
Bab 68. Aku ada di sini
69
Bab 69. Kediaman Dirgantara
70
Bab 70. Bayangan
71
Bab 71. Kabar Gembira
72
Bab 72. Bekal Makan Siang
73
Bab 73. Bucin Tingkat Dewa
74
Bab 74. Memerah
75
Bab 75. Salah paham
76
Bab 76. Paper bag
77
Bab 77. Malam
78
Bab 78. Shower
79
Bab 79. Malam Yang Mengubah Segalanya
80
Bab 80. Aku Minta Maaf
81
Bab 81. Pelukan Hangat
82
Bab 82. Pagi Yang Berbeda
83
Bab 83. Sosok
84
Bab 84. Cukup
85
Bab 85. Pagi Yang Hangat
86
Bab 86. Pagi Yang Hangat 2
87
Bab 87. Dinner
88
Bab 88. Untuk Rumah Tangga, Untuk Nadira
89
Bab 89. Jalan Sore
90
Bab 90. Kejutan Kecil
91
Bab 91. Awal perjalanan baru
92
Bab 92. Aku Akan Memberikan Seisi Dunia
93
Bab 93. Pasir pantai
94
Bab 94. Malam Terakhir
95
Bab 95. Pulang Ke Rumah
96
Bab 96. Oleh oleh
97
Bab 97. Syukurku
98
Bab 98. Rokok
99
Bab 99. Rei
100
Bab 100. Pertemuan
101
Bab 101. Canggung
102
Bab 102. Pagi Hari
103
Bab 103. Telpon
104
Bab 104. Lunch
105
Bab 105. Rei
106
Bab 106.Map Coklat.
107
Bab 107. Semua terungkap v1
108
Bab 108. Semua Terungkap v2
109
Bab 109. Semua Terungkap v3
110
Bab 110. Flashback
111
Bab 111. Diantara hujan.
112
Bab 112. Semua terungkap v4
113
Bab 113. Rumah yang terlalu Megah
114
Bab 114. Apa yang hatimu Katakan
115
Bab 115. Dua Ruangan Berbeda
116
Bab 116. Kebenaran yang ingin didengarkan.
117
Bab 117. Semuanya terungakap v5
118
Bab 118. Semuanya terungkap v6
119
Bab 119. Semuanya terungkap v7
120
Bab 120. Semuanya Terungkap v8
121
Bab 121. Semuanya terungkap v9
122
Bab 122. Semua Terungkap v10
123
Bab 123. Semuanya terungkap,—Luka yang tidak pernah sembuh.
124
Bab 124. Malam Yang Sunyi
125
Bab 125. Semuanya terungkap—Melisa v1
126
Bab 126. Semuanya Terungkap—Melisa v2
127
Bab 127. Semuanya Terungkap —Melisa v3
128
Bab 128. Semuanya terungkap—Melisa v4
129
Bab 129. Semuanya terungkap—Melisa v5
130
Bab 130. Semuanya terungkap—Melisa Finish
131
Bab 131. Akhir dari cerita masalalu Dewa.
132
Bab 132. Keheningan Yang Berarti
133
Bab 133. Hans.
134
Bab 134. Asap Rokok.
135
Bab 135. Pikirkanlah semuanya, Nadira.
136
Bab 136. Mencari tahu.
137
Bab 137. Identitas palsu.
138
Bab 138. Malam yang TAK direncanakan.
139
Bab 139. Rasa Yang Tersisa
140
Bab 140. Api Yang Terbakar Dalam Diri Dewa.
141
Bab 141. Pagi yang Berantakan
142
Bab 142. Rahasia Yang Di Kendalikan
143
Bab 143. Retakan Yang Tak Terlihat.
144
Bab 144. Dibalik kilauan yang Melelahkan.
145
Bab 145. Gaun dan Keheningan Malam.
146
Bab 146. Di Bawah Langit Rumah Dirgantara.
147
Bab 147. Kecurigaan.
148
Bab 148. Malam Yang Tidak Tenang.
149
Bab 149. Sup Yang Tumpah
150
Bab 150. Suasana Hati Dewa.
151
Bab 151. Makan Siang Yang Menyebalkan.
152
Bab 152. Menuju Kebenaran.
153
Bab 153. Apa Kau Mengurungnya?
154
Bab 154. Jemputan Senja
155
Bab 155. Sekeranjang muffin.
156
Bab 156. Makan siang
157
Bab 157. Sentuhan Hangat.
158
Bab 158. Ambisi
159
Bab 159. Garis Dua.
160
Bab 160. Penculikan.
161
Bab 161. Dia Hamil?
162
Bab. 162. Dalam Gelapnya Pencarian
163
Bab 163. Dalam Bayangan Pengejaran.
164
Bab 164. Ikutlah Denganku Nadira.
165
Bab 165. Pengakuan Sahabat Lama Dewa.
166
Bab 166. Luka Dari Sahabat Lama.
167
Bab 167. Diantara Dua Pilihan.
168
Bab 168. Pertemuan
169
Bab 169. Denting Di ujung Nafas.
170
Bab 170. Dua Jiwa Yang Kehilangan
171
Bab 171. Dimana Dia
172
Bab 172. Bayangan Yang Harus Disapu.
173
Bab 173. Pergilah, Dewa
174
Bab 174. Aku tidak akan berhenti
175
Bab 175. Langit Eropa
176
Bab 176. Tidurlah Di Kamarku.
177
Bab 177. Ketenangan Pagi Hari yang dingin.
178
Bab 178. Pagi yang Konyol Di Rumah Yang Berbeda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!