Bab 4. Dihadapan Melisa Dirgantara 1.

Seminggu setelah pernikahan, akhirnya tante Melisa mengetahui bahwa selama ini Dewa tidur di kamar yang berbeda denganku. Pagi itu, tanpa diduga, tante Melisa datang ke rumah. Tanpa menyapa, tanpa senyuman, dia langsung berjalan masuk dan menerobos ruang tamu, mengabaikanku yang sedang duduk menonton TV.

Melihat wajah tante Melisa yang tegang dan marah, aku refleks berdiri dan mengikuti langkahnya menaiki tangga. Aku baru sadar, bukan hanya aku yang mengikutinya dari belakang. Ada dua orang lagi: seorang wanita muda—yang sepertinya asisten rumah tangga—dan Mbak Yuni.

Tanpa sepatah kata pun, tante Melisa membuka pintu kamar utama. Sekilas dia mengamati isi kamar yang kosong, lalu matanya menajam.

“Di mana dia, Yun?” suaranya terdengar menahan amarah.

“Di sebelah sini, Nyonya,” jawab Mbak Yuni sambil menuntun kami menuju kamar tamu.

“Ada apa, Bu?” tanyaku akhirnya, memberanikan diri. Tentu saja aku memanggilnya “ibu”—bagaimanapun, dia adalah ibu mertuaku. Mungkin.

“Anak ini benar-benar membuat aku marah,” gumamnya. Ia langsung membuka pintu kamar tamu, dan di sana terlihat Dewa yang tertidur pulas mengenakan baju hitam. Wajahnya terlihat tampan sekaligus lelah. Entah kenapa, ada sebersit iba dalam hatiku saat melihatnya begitu.

Tante Melisa masuk dengan langkah cepat, lalu menarik selimut Dewa hingga pria itu terbangun. Dewa langsung duduk, wajahnya masih setengah sadar, menatap ibunya yang berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam.

“Ibu? Kapan sampai ke sini? Kenapa ibu tidak memberitahu terlebih dahulu?” tanya Dewa, mencoba berdiri dan merapikan tempat tidurnya. Tapi aku tahu, jauh di dalam dirinya, dia sadar sedang berada di ujung tanduk.

“Sejak kapan kamu tidur di sini?” tanya tante Melisa, dingin.

Gerakan tangan Dewa terhenti. Dia menunduk, mengusap tengkuknya, seolah sedang mencari jawaban yang tepat.

"JAWAB,DEWA!"

Suara tante Melisa menggema keras di ruangan. Aku terkejut. Dewa juga. Kulirik semua orang di ruangan itu—semuanya menundukkan kepala, tiba tiba aku pun ikut menunduk, jantung ku berdetak kencang, menunggu jawaban apa yang akan Dewa berikan.

“Maaf, Bu.”

Jawaban singkat itu meluncur pelan dari bibir Dewa. Tapi aku bisa merasakan betapa beratnya kata itu diucapkan. Tentu saja, itu bukan jawaban yang ingin tante Melisa dengar.

Dengan gerakan kesal, tante Melisa melempar tas tangannya ke atas kasur. Aku sempat melirik tas itu—barang mewah yang jelas bukan sembarang tas. Tapi untuk seorang Melisa Dirgantara, soal harga bukan masalah. Yang penting adalah citra. Validasi.

Dia menatap Dewa tajam.

“Kalian pikir pernikahan itu mainan? Hanya karena sudah sah di atas kertas, lalu kalian bebas mempermalukan keluarga ini?”

Dewa diam. Aku juga. Rasanya seperti ada batu besar menekan dadaku.

“Kalau memang tak ada cinta, minimal ada hormat. Tapi kalau keduanya pun tak ada… apa yang tersisa, Dewa?”

Hening, tak ada jawaban.Tante Melisa memutar badannya dan berjalan meninggalkan ruangan, menyisakan kami yang masih menunduk, pada saat itu aku tidak tau apa yang harus aku lakukan.

"Bawa tas ku kebawah" perintah tante Melisa kepada asistennya.

Dengan cepat wanita itu berjalan dan mengambil tas yang tergeletak di hadapan Dewa.

"Kalian berdua, aku ingin bicara" terdengar dingin, tapi bagiku itu terdengar seperti kekecewaan.

Dewa melihat ke arahku, tatapannya seperti ingin mengatakan bahwa kita berada dalam masalah kali ini, Dewa berjalan melewatiku, lalu aku menyusul di belakangnya. Kami mengikuti tante Melisa yang menuruni anak tangga dengan langkah cepat dan penuh dengan amarah. Tak ada yang berani bicara, bahkan langkah kami pun terdengar seperti bergema diantara ketegangan ini. Aku dan Dewa mengikutinya seperti anak kecil yang tertangkap basah melakukan kesalahan.

Di ruang tamu, tante Melisa duduk dengan anggun tapi tegas diatas sofa besar berwarna abu abu gelap. Kedua tangannya disilangkan didepan dada. Wajahnya dingin. Tidak ada senyum, tidak ada ampun.

Aku melihat Dewa yang tiba tiba duduk dilantai karpet,tepat dihadapannya. Melihat itu aku langsung ikut duduk disebelah Dewa, menunduk, mataku tertuju pada jemariku yang saling mengenggam. Tapi diantara kami berdua Dewa terlihat seolah hal ini bukankah pertama kali baginya. Mungkin beginilah cara Dewa dibesarkan, dengan disiplin dan juga hormat yang tinggi kepada orang tua. Bahkan dihadapan Melisa Dirgantara, Dewa tidak ada apa apanya.

"Apakah kalian sadar betapa memalukannya ini?" akhirnya suara tante Melisa terdengar, pelan tapi penuh tekanan.

"Seminggu, baru seminggu kalian menikah. Dan aku bahkan tidak mencium sedikitpun rasa hormat diantara kalian"

Aku menelan ludah, Dewa sedikitpun tidak bergerak.

"Apa kalian berpikir semua ini hanya formalitas? hanya acara besar,berfoto keluarga, lalu selesai?" Nada nya sudah mulai naik.

"Dewa, kamu pikir dengan tidur diruang tamu kamu sedang menghukun siapa? Dia?" tante Melisa menunjukku sejenak. "Atau kamu sedang menyelamatkan dirimu sendiri dari sesuatu yang entah apa itu? Katakan kepadaku Dewa, Apa yang ada dipikiranmu sehingga kau melakukan hal yang tidak bermartabat ini?"

Dewa hanya diam, masih menunduk tidak menjawab, entah itu dia tidak berani menjawab atau tidak memiliki jawaban. Tapi yang pasti dia tetap diam.

Episodes
1 bab 1. Rumah Tanpa Suara
2 Bab 2. Malam Itu,Tanpa Senyum
3 Bab 3.Menikahi lekaki Asing
4 Bab 4. Dihadapan Melisa Dirgantara 1.
5 Bab 5. Dihadapan Melisa Dirgantara 2
6 Bab 6. Aku Tidak Bisa Mencintaimu, Nadira
7 Bab 7. Sendiri
8 Bab 8. Penelusuran Masalalu
9 Bab 9. Jalanan Kota
10 Bab 10. Kediaman Dirgantara
11 Bab 11. Jaga Dirimu Nadira
12 Bab 12. Gairah Panas
13 Bab 13. Sama Sepertiku,Kesepian.
14 Bab 14. Rok pendek
15 Bab 15. Kalian tidak mengerti. Dewa 1.
16 Bab 16. Menyedihkan, Nadira
17 Bab 17. Kai dan Saka. 1
18 Bab 18. Kalian Benar.
19 Bab 19. Ayo Saka!.
20 Bab 20. Ini Hanya Prihal Waktu.
21 Bab 21.Tempat Untuk Minum Teh
22 Bab 22. Kedatangan Tante Melisa v1
23 Bab 23. Kedatangan Tante Melisa V2
24 Bab 24. Sebuah Isakan.
25 Bab 25. Malam Dan Rahasianya.
26 Bab 26. Senyuman Tipis.
27 Bab 27. Bioskop.
28 Bab 28. Kedatangan Tante Melisa V3
29 Bab 29. Dewa, Aku Takut.
30 Bab 30. Tidurlah, Aku Ada Disini.
31 Bab 31. Pagi yang dingin.
32 Bab 32. Hans.
33 Bab 33. Terasa Salah.
34 Bab 34. Di Pojok Bar.
35 Bab 35. Kafe Kecil Dan Nadira.
36 Bab 36. Pertemuan.
37 Bab 37. Kejujuran
38 Bab 38. Awal Yang Baru.
39 Bab 39. Obrolan Tiga Pria.
40 Bab 40. Kehujanan.
41 Bab 41. Menjagamu
42 Bab 42. Diantara Asap dan Keputusan.
43 Bab 43. Postingan.
44 Bab 44. Kue
45 Bab 45. Kencan pertama.
46 Bab 46. Kembali Sendiri
47 Bab 47. Jejak Yang Tersimpan.
48 Bab 48. Suara Yang Dikenal.
49 Bab 49. Sebentar Saja.
50 Bab 50. Ketidaksengajaan
51 Bab 51. Rumah Yang Tak Lagi Hangat
52 Bab 52. Rumah Tanpa Kehangatan
53 Bab 53. Aku ingin pulang.
54 Bab 54. Selamat malam, Nadira
55 Bab 55. Pelukan Hangat Ibu
56 Bab 56. Kegelapan Malam.
57 Bab 57. Hampa
58 Bab 58. Hans?
59 Bab 59. Kedatangan Melisa v1
60 Bab 60. Kedatangan Melisa v2
Episodes

Updated 60 Episodes

1
bab 1. Rumah Tanpa Suara
2
Bab 2. Malam Itu,Tanpa Senyum
3
Bab 3.Menikahi lekaki Asing
4
Bab 4. Dihadapan Melisa Dirgantara 1.
5
Bab 5. Dihadapan Melisa Dirgantara 2
6
Bab 6. Aku Tidak Bisa Mencintaimu, Nadira
7
Bab 7. Sendiri
8
Bab 8. Penelusuran Masalalu
9
Bab 9. Jalanan Kota
10
Bab 10. Kediaman Dirgantara
11
Bab 11. Jaga Dirimu Nadira
12
Bab 12. Gairah Panas
13
Bab 13. Sama Sepertiku,Kesepian.
14
Bab 14. Rok pendek
15
Bab 15. Kalian tidak mengerti. Dewa 1.
16
Bab 16. Menyedihkan, Nadira
17
Bab 17. Kai dan Saka. 1
18
Bab 18. Kalian Benar.
19
Bab 19. Ayo Saka!.
20
Bab 20. Ini Hanya Prihal Waktu.
21
Bab 21.Tempat Untuk Minum Teh
22
Bab 22. Kedatangan Tante Melisa v1
23
Bab 23. Kedatangan Tante Melisa V2
24
Bab 24. Sebuah Isakan.
25
Bab 25. Malam Dan Rahasianya.
26
Bab 26. Senyuman Tipis.
27
Bab 27. Bioskop.
28
Bab 28. Kedatangan Tante Melisa V3
29
Bab 29. Dewa, Aku Takut.
30
Bab 30. Tidurlah, Aku Ada Disini.
31
Bab 31. Pagi yang dingin.
32
Bab 32. Hans.
33
Bab 33. Terasa Salah.
34
Bab 34. Di Pojok Bar.
35
Bab 35. Kafe Kecil Dan Nadira.
36
Bab 36. Pertemuan.
37
Bab 37. Kejujuran
38
Bab 38. Awal Yang Baru.
39
Bab 39. Obrolan Tiga Pria.
40
Bab 40. Kehujanan.
41
Bab 41. Menjagamu
42
Bab 42. Diantara Asap dan Keputusan.
43
Bab 43. Postingan.
44
Bab 44. Kue
45
Bab 45. Kencan pertama.
46
Bab 46. Kembali Sendiri
47
Bab 47. Jejak Yang Tersimpan.
48
Bab 48. Suara Yang Dikenal.
49
Bab 49. Sebentar Saja.
50
Bab 50. Ketidaksengajaan
51
Bab 51. Rumah Yang Tak Lagi Hangat
52
Bab 52. Rumah Tanpa Kehangatan
53
Bab 53. Aku ingin pulang.
54
Bab 54. Selamat malam, Nadira
55
Bab 55. Pelukan Hangat Ibu
56
Bab 56. Kegelapan Malam.
57
Bab 57. Hampa
58
Bab 58. Hans?
59
Bab 59. Kedatangan Melisa v1
60
Bab 60. Kedatangan Melisa v2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!