4

Ambar keluar kamar setelah Alexia dan Alex pergi. Ia buru-buru menyuruh Sukma untuk pulang. Sejak semalam dirinya uring-uringan, menjadikannya kurang tidur.

Ambar menjadi bingung sekarang, niat hati ingin membatalkan pernikahan Alexia dan Aris malah sekarang Alexia sudah menikah dengan orang lain. Lalu untuk acara pernikahan besok bagaimana? Jika Alexia saja sudah menikah, pastilah sewaan tenda dan catering semua juga batal. Itulah yang menjadi pikiran Ambar sejak semalam.

Ambar terlihat mondar-mandir menunggu Sukma pulang. Ia harus segera membicarakan hal ini dengannya.

Tak lama terdengar suara pintu besi bergeser. Ambar langsung keluar rumah untuk melihat siapa yang datang. Terlihat anaknya lah yang datang.

"Sukma, buruan sini."

"Ada apa sih, Ma. Sabar kek." Jawabnya dengan wajah ditekuk dan suara yang terdengar kesal.

Ambar yang tak sabar menghampiri Sukma dan menariknya masuk ke dalam rumah.

"Kenapa sih, Ma? Aku itu lelah, baru sampai. Malah ditarik-tarik." Sukma mendudukkan bobotnya di sofa dengan perasaan kesal.

"Heh, kamu ini. Ini itu masalah genting."

"Memangnya ada apa?" Tanya Sukma kesal.

"Mama sudah menunjukkan video kemarin kepada Alexia. Dia setuju untuk membatalkan pernikahannya dengan Aris. Tapi, malam itu juga dirinya malah menikah dengan laki-laki lain."

"Bagus dong, Ma. Itu tandanya rencana kita berhasil. Terus masalahnya apa?"

Ambar yang kesal dengan anaknya mendorong kepala Sukma dengan jari telunjuknya.

"Kamu ini sepertinya sudah dibutakan oleh cinta, sehingga ot4kmu ini tidak bisa berpikir dengan benar. Kalau Alexia sudah menikah, otomatis urusan sewa menyewa juga batal. Kamu ini gimana sih?"

Sukma nampak berpikir. Apa yang dikatakan oleh mamanya memanglah benar. Kenapa dirinya tidak berpikir sejauh itu?

"Kenapa diam? Sekarang baru bisa berpikir ya, kamu?"

"Apa kita salah ambil rencana ya, Ma? Tapi, gercep juga itu si Alexia, dapat suami dari mana dia? Padahal setahuku dia tidak punya teman laki-laki maupun sedang dekat dengan laki-laki mana pun."

"Mama juga kurang tahu. Tapi, sepertinya dia bukan orang sembarangan. Dilihat dari mahar yang diberikannya saja sudah membuat Mama jantungan."

"Memang apa yang diberikan laki-laki itu?" Sukma menjadi penasaran.

"Emas 20 gram dan uang sebesar 50 juta. Coba kamu bayangkan, kalau dia hanya orang biasa tidak mungkin kan dia bisa memberi mahar sebesar itu?"

Sukma terkejut dan wajahnya memucat, matanya melebar dengan rasa tidak percaya. "Mahar segitu besar?" Tanya Sukma dengan suara yang terguncang, seolah-olah tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. Suasana di sekitar menjadi tegang, Sukma tampak bingung dan tidak siap dengan jumlah mahar yang disebutkan oleh mamanya.

Tapi, tiba-tiba Sukma tersenyum dalam hati, dia berpikir untuk meminta mahar yang lebih besar kepada Aris sebagai bentuk perlawanan. 'Aku tidak akan kalah.' Kata Sukma dalam hati, dia merasa yakin bahwa Aris akan setuju dengan permintaannya. Sukma mempersiapkan diri untuk meminta mahar yang lebih besar, dengan harapan Aris akan memenuhi keinginannya.

"Banyak banget, Ma. Kalau begitu kita harus merencanakan sesuatu, Ma. Kita minta Aris, kalau dia tidak mau, aku akan mengancam untuk menyebarkan video itu. Pasti dia akan takut dan luluh."

Sukma berpikir untuk mengancam Aris dengan rekaman video yang Ia punya. Bagi orang kaya pastilah kecil kalau hanya mengeluarkan uang yang tidak seberapa itu.

Ambar juga berpikir begitu. Meminta Alexia sepertinya sudah sulit karena dia sudah mulai berani, apalagi Alex juga ikut membela Alexia. Satu-satunya jalan hanyalah Aris

*****

Alexia merasa sedikit sibuk hari ini karena banyaknya pesanan kue yang harus diselesaikan. Namun, dengan bantuan dua karyawannya yang setia, Anis dan Luki, akhirnya semua pesanan tersebut bisa teratasi dengan lancar. Mereka bertiga bekerja sama dengan baik, menyiapkan kue-kue yang lezat dan cantik sesuai dengan permintaan pemesan.

Anis yang ahli dalam menghias kue, bekerja dengan teliti dan kreatif, sementara Luki yang pandai memanggang, memastikan bahwa kue-kue yang dihasilkan memiliki rasa yang sempurna. Alexia sendiri yang bertanggung jawab atas keseluruhan proses, memastikan bahwa semua pesanan diselesaikan tepat waktu dan dengan kualitas yang tinggi.

Untungnya, mereka tidak perlu repot-repot mengirim kue-kue tersebut ke alamat pemesan, karena semua pemesan akan datang langsung ke toko untuk mengambil pesanan mereka. Ini membuat proses pengiriman menjadi lebih sederhana dan memungkinkan Alexia dan timnya untuk fokus pada produksi kue yang berkualitas. Dengan kerja sama yang baik dan komunikasi yang efektif, mereka berhasil menyelesaikan semua pesanan dengan sukses.

Luki yang baru selesai menata kue pesanan di dalam almari pendingin, menghela napas dan berkata, "Banyak juga ya Mbak, yang ulang tahun hari ini!"

Alexia yang sedang memeriksa daftar pesanan, mengangguk setuju. "Iya, benar. Baru kali ini belum ada sehari sudah 13 orang yang memesan kue. Beruntungnya waktu yang diminta tidak berbarengan, jadi masih bisa bernapas lega," kata Alexia dengan senyum.

Anis yang sedang membersihkan meja kerja, ikut menyahut dengan gembira. "Kita harus bersyukur, Mbak. Tandanya pelanggan kita semakin bertambah. Kan kalau ramai, kalian bakal dapat bonus. Untung di mana coba?" Luki dan Alexia tertawa mendengar kata-kata Anis.

"Kita semua untung, Mbak. Alhamdulillah banget," kata Luki dengan senyum lebar.

Alexia tersenyum dan mengangguk setuju. "Benar kata kamu, Luki. Mari kita terus bekerja sama dan memberikan yang terbaik untuk pelanggan kita," kata Alexia dengan semangat. Mereka bertiga tertawa dan melanjutkan pekerjaan mereka dengan gembira.

Alexia dan dua karyawannya tidak terlihat seperti atasan dan bawahan. Mereka dekat dan saling mengutamakan kekeluargaan.

Toko Alexia sudah berdiri 2 tahun ini dan Alhamdulillah selalu ramai karena banyak yang suka. Apalagi yang dijual tidak hanya kue ulang tahun, ada juga kue-kue yang lainnya.

"Oh ya. Saya punya sesuatu untuk kalian berdua." Alexia menyerahkan dua amplop untuk Anis dan Luki.

"Mbak, ini apa?"

"Alhamdulillah semalam aku dapat rejeki. Sudah jelas aku teringat dengan kalian. Karna selama ini hanya kalianlah yang aku punya. Terima kasih sudah menemaniku sejauh ini."

"Ya Allah, Mbak. Terima kasih banyak. Semoga rejeki Mbak Lexi lancar selalu."

"Aamiin."

Baik Anis maupun Luki merasa haru, mereka langsung menghamburkan diri memeluk Alexia secara bersamaan.

Tak terasa waktu cepat berlalu, hari semakin sore, pesanan sudah selesai dibuat dan setengah pesanan juga sudah diambil, Alexia pamit kepada kedua karyawannya untuk pulang lebih dulu.

Dengan mengendarai motor CBR 150R Alexia melaju dengan kecepatan rata-rata. Jarak antara toko dengan rumah tidak begitu jauh, hanya dengan menempuh waktu 30 menit Alexia akhirnya sampai di rumah.

Alexia melihat pintu besi telah terbuka, Ia melihat ada sebuah mobil terparkir di halaman rumah. Alexia langsung masuk dan memarkirkan motornya tepat di samping mobil tersebut. Saat Ia turun dari motor, suaminya juga datang.

"Sudah pulang, Om?"

"Iya, hari ini tidak terlalu banyak barang. Jadi bisa pulang lebih awal. Kamu juga baru pulang?" Jawab Alex melepas helmnya.

"Iya, Om." Alexia menghampiri suaminya, Ia juga membuka helmnya lalu menyalami dan mencium punggung tangan Alex.

Alex memperhatikan mobil hitam yang terparkir di depan rumah dengan rasa penasaran.

"Ada apa, Om?" tanya Alex kepada Alex yang berdiri di sampingnya.

"Aku kenal dengan mobil ini. Tapi, siapa yang membawanya kemari?" Jawab Alex dengan nada yang sama penasaran.

Alexia menganggukkan kepalanya, "Kita lihat saja, Om. Biar tahu siapa yang membawa mobil ini."

Dan apa yang terjadi? Siapa yang membawa mobil tersebut? Kenapa Alex mengenal mobil hitam tersebut?

Terpopuler

Comments

Siti Maryati

Siti Maryati

Doble up ya 😁😁

2025-05-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!