Tidak Tertarik

Bianca berada di parkiran rumah sakit. Menuju ke arah mobilnya karena memang sudah waktunya jam pulang. Bianca berniat untuk pergi sesegera mungkin dari rumah sakit mengingat sekarang mulai memasuki musim hujan. Bianca sangat benci saat ia harus mengendarai mobil saat kondisi hujan deras.

Namun saat sudah sampai di tepat pintu mobil berwarna hitam miliknya, ada seorang laki-laki yang meneriakkan namanya dan berlari menuju ke arahnya.

Bianca menatap ke sumber suara berasal. Dokter laki-laki baru yang kemarin diceritakan oleh Flora. Namun Bianca lupa namanya.

"Apa kamu Bianca?" tanya Nichol saat sudah berada di depan Bianca.

"Benar. Apa pimpinan memintaku kembali untuk menangani operasi lagi?" jawab Bianca.

"Ah, tidak. Aku hanya ingin menyapamu. Aku dokter baru di sini. Dan beberapa kali, teman-temanku memintaku untuk menyapamu walau hanya sekali, mengingat kamu anak dari pemilik rumah sakit ini."

"Terima kasih. Sekarang kamu bisa kembali."

Dingin. Bianca selalu bersikap seperti itu pada para dokter yang lain. Kecuali pada Flora yang memang sudah bersamanya sejak lama.

"Apa kamu ingin ikut minum bersamaku? Para dokter yang lain juga akan datang," ajak Nichol memperpanjang percakapan di antara mereka.

"Tidak terima kasih. Aku tidak minum dengan laki-laki," jawab Bianca menggelengkan kepala.

"Aku rasa kamu salah paham. Ini bukan acara yang seperti itu. Ini benar-benar acara bersama dengan semua dokter yang ada di sini. Dan banyak dokter perempuan yang datang juga."

"Aku sudah memiliki suami."

Bianca memperlihatkan cincin pernikahan yang melingkar pada jari manisnya. Bianca sebenarnya enggan untuk menggunakan itu. Karena menggunakan cincin sama saja Bianca menerima kenyataan bahwa Aether adalah suaminya sekarang. Namun karena kesepakatan yang ada di antara dirinya dan Aether, ia harus menggunakan cincin itu. Dan bersikap bahwa ia mencintai Aether di hadapan orang lain.

Nichol melihat cincin dengan kilauan pertama itu dengan takjub. Cincin yang sangat mahal. Dan sekarang cincin itu sebagai bukti bahwa Bianca sudah dimiliki oleh seseorang.

"Apa suamimu melarangmu?" tanya Nichol dengan wajah polos.

"Tidak juga. Aku hanya malas menghadiri acara seperti itu. Lalu aku juga baru saja menikah, berada di rumah dan menghabiskan waktu bersama suamiku itu lebih baik," jawab Bianca.

"Bisakah aku meminta nomor teleponmu? Aku ingin bertanya beberapa hal."

"Kamu bisa memintanya pada Flora."

"Flora?"

"Dokter anestesi."

Nichol mencoba mengingatnya. Walau tidak pernah berbicara, namun Nichol sadar bahwa dokter yang dimaksud oleh Bianca adalah seorang perempuan yang selalu berada di sisi Bianca saat sedang bekerja.

Sedangkan Bianca sengaja meminta Nichol untuk menghubungi Flora. Karena Bianca yakin bahwa Flora tidak akan memberikan nomor Bianca pada orang lain. Bianca sejak awal enggan untuk merespon Nichol.

"Sebelumnya aku berpikir kamu perempuan yang cukup keras. Ada beberapa berita buruk terkait dirimu di masa lalu. Membuatku sedikit enggan untuk berinteraksi denganmu. Namun setelah berbicara mu saat ini, aku berpikir bahwa semua itu adalah sebuah kebohongan," puji Nichol tersenyum kecil.

"Tidak. Semua berita buruk itu benar," jawab Bianca.

"Jadi, semua itu benar? Lalu kenapa kamu sekarang tidak seperti itu?"

"Kamu baru saja bergabung di rumah sakit ini. Jadi kamu tidak tau tentang diriku sejauh dokter-dokter yang lain. Aku memang seperti itu sebelumnya. Suka mencari masalah. Tidak mau diatur. Dan beberapa kali aku bersikap kasar pada pasien. Tapi, sekarang aku sedang mencoba untuk berubah. Setelah pernikahanku, aku menyadari beberapa hal. Suamiku sudah berusaha sebisa mungkin untuk mengingatkanku. Dan aku sekarang berusaha sekuat mungkin untuk menjadi lebih baik."

"Apa ini yang dimaksudkan sebagai keajaiban pernikahan? Sesuatu yang buruk berubah menjadi baik."

"Aku rasa demikian."

Tidak lama setelah itu, ada suara langkah lagi yang menggema di area parkiran. Dan suara itu adalah suara langkah kaki Flora yang sedang sibuk menutup resleting tasnya sembari berlari ke arah sepeda kayuh miliknya.

"Oi, Flora. Ke marilah. Pulang bersamaku," tegur Bianca dengan suara keras.

"Oh, Bianca. Aku dengar kamu sudah pulang dari tadi. Tapi kenapa kamu masih berada di parkiran," balas Flora terkejut dengan keberadaan Bianca.

"Dokter spesialis jantung baru?" tanya Flora mendekat ke arah Bianca dan Nichol.

"Senang bisa bertemu denganmu. Maaf tidak bisa menyapamu sebelumnya karena jadwalku yang sangat padat," balas Nichol mengangguk.

"Tenang saja. Tidak perlu formal seperti itu. Aku hanya dokter anestesi," jawab Flora dengan santai.

"Aku akan pergi ke tempat bimbel adikku. Kamu akan mengambil jalan memutar jika mengantarkan ku ke sana," ujar Flora menatap Bianca.

"Tidak masalah. Lagipula, sekarang musim hujan. Kamu akan kehujanan jika menggunakan sepeda. Biarkan saja sepedamu di sini," balas Bianca.

"Lalu bagaimana aku berangkat besok pagi?" tanya Flora.

"Jalan kaki. Untuk apa kamu memiliki kaki jika tidak untuk berjalan?" jawab Bianca.

"Inilah alasan mengapa aku sering kali menolak ajakanmu untuk pulang bersama," gerutu Flora menatap sinis Bianca.

Jarak antara rumah Flora dan rumah sakit cukup jauh. Membuat Flora harus membawa sepeda atau menggunakan transportasi umum jika memang ingin mempersingkat waktu. Terlebih lagi terkadang Flora harus menjemput atau mengantar adiknya yang sedang bimbel di tempat yang berlawanan arah dari arah pulangnya.

Tetapi apa yang dikatakan oleh Bianca ada benarnya. Sekarang adalah musim hujan. Sebelum Flora turun ke parkiran, Flora sempat melihat prediksi cuaca. Dan tertulis di sana bahwa akan hujan lebat. Itulah yang membuat Flora tergesa-gesa pergi ke parkiran sampai lupa menutup resleting tasnya.

"Masuklah," ujar Bianca membuka pintu lalu masuk.

"Aku dengar para dokter akan mengadakan acara minum. Aku harap kamu bersenang-senang dengan mereka," ujar Flora menatap ke arah Nichol.

"Apa kamu tidak ikut?" tanya Nichol.

"Tidak. Aku memiliki masalah keuangan. Jadi aku pikir lebih baik uangnya aku simpan daripada harus aku habiskan untuk hal seperti itu," balas Flora tersenyum kecil.

"Tunggu sebentar. Bisakah aku meminta nomor Bianca?" tanya Nichol mengeluarkan ponselnya.

"Nomor Bianca? Kenapa kamu tidak menanyakannya langsung? Dia masih ada di dalam mobil," tanya Flora balik dengan wajah polos.

"Tadi aku menanyakannya. Tapi dia menyuruhku untuk memintanya darimu," balas Nichol.

Flora menggelengkan kepala. Isyarat bahwa Flora menolak untuk memberikan nomor Bianca pada Nichol. Bianca memang orang yang seperti itu. Tidak suka dihubungi di luar jam kerjanya. Apalagi oleh orang-orang yang tidak memiliki ikatan persahabatan dengannya.

Flora sudah bisa menebak jelas alasan mengapa Bianca menyuruh Nichol untuk menanyakan hal itu padanya.

"Aku pergi dulu," ujar Flora menepuk pundak Nichol. Berjalan melintas di depan mobil Bianca. Masuk ke kursi penumpang yang ada di depan.

Tak lama Bianca langsung menjalankan mobilnya sesaat setelah Flora menggunakan sabuk pengamannya. Setelah mobil Bianca keluar dari parkiran rumah sakit, Bianca dan Flora bisa melihat bahwa langit sudah dipenuhi oleh awan hitam. Yang menandakan akan hujan deras sebentar lagi.

"Kenapa kamu menolaknya?" tanya Flora setelah mobil Bianca melaju di jalan raya.

"Aku tidak tertarik padanya," balas Bianca.

"Kenapa kamu tidak memberikan nomorku padanya?" tanya Bianca balik.

"Karena aku tau, kamu tidak tertarik padanya," jawab Flora.

Bianca melirik ke arah Flora dan tersenyum kecil. Flora benar-benar memenuhi segala ekspetasinya. Bahkan ketika, Bianca tidak mengatakan secara langsung apa yang ia inginkan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh Flora.

Episodes
1 Awal Kesengsaraan
2 Kesepakatan Untuk Berpisah
3 Sahabat Baik
4 Menyembunyikan Penyakit
5 Tidak Tertarik
6 Sedikit Bantuan
7 Terlihat Lebih Tenang
8 Melihat Catatan
9 Rencana Jahat
10 Orang Asing
11 Gejala
12 Kursi Melayang
13 Pintar Berbaur
14 Sedikit Perdebatan Pagi Hari
15 Tuduhan Tak Berarti
16 Perbedaan Signifikan
17 Dokter Neurologi
18 Tidak Semua Terlahir Sama
19 Ingin Berteman
20 Kesepakatan Bersaudara
21 Mencari Tau Keanehan
22 Menjalin Tali Persaudaraan
23 Rencana Setelah Berpisah
24 Bau Bangkai Tercium
25 Kembali Ke Desa
26 Menguping Percakapan
27 Terbangun Tengah Malam
28 Festival Tahunan(1)
29 Festival Tahunan (2)
30 Festival Tahunan(3)
31 Sebagai Anak
32 Berpisah
33 Menuju Rumah Makan
34 Bantuan Atas Kepanikan
35 Ibu dan Anak
36 Ayah dan Anak
37 Kelompok Penjahat
38 Adik Yang Baik
39 Awal Kebuntuan Rencana
40 Penolakan Nathan
41 Sesuatu
42 Kesepakatan Dengan Iblis Neraka
43 Flora Menyadari Kesalahan
44 Menggantikan Posisi Flora
45 Cokelat Panas Malam Hari
46 Ubi Bakar
47 Membuat Makanan
48 Orion
49 Cerita Karangan
50 Apakah Ini Akhir?
51 Keputusan Sepihak
52 Memangsa Iblis
53 Hewan Buas melawan Burung Hantu
54 Berita Baik dan Buruk
55 Permintaan Konyol
56 Memberitahu Irene Sedikit Kebenaran
57 Boneka dan Baju
58 Tidak Baik-baik Saja
59 Pilihan dari Nathan
60 Pilihan Yang Salah
61 Berita Perselingkuhan
62 Ikatan Yang Lebih Kuat
63 Permintaan Pelunasan Pembayaran
64 Bertarung Melawan Ego
65 Teman Yang Baik
66 Memilih Jalan Sendiri
67 Menolak Kesepakatan Baru
68 Rapat Pimpinan
69 Menghentikan Beasiswa
70 Memberikan Kesempatan
71 Perpisahan Bandara
72 Apartemen Tidak Terpakai
73 Teman Perempuan
74 Langkah Terakhir Untuk Shizo
75 Keberuntungan?
76 Tidak bisa bergerak
77 Ucapan Terima Kasih
78 Kemunculan Sesaat
79 Latar belakang Ryota
80 Kembali ke sisi Aether
81 Kebingungan Bianca
82 Toko Jam
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Awal Kesengsaraan
2
Kesepakatan Untuk Berpisah
3
Sahabat Baik
4
Menyembunyikan Penyakit
5
Tidak Tertarik
6
Sedikit Bantuan
7
Terlihat Lebih Tenang
8
Melihat Catatan
9
Rencana Jahat
10
Orang Asing
11
Gejala
12
Kursi Melayang
13
Pintar Berbaur
14
Sedikit Perdebatan Pagi Hari
15
Tuduhan Tak Berarti
16
Perbedaan Signifikan
17
Dokter Neurologi
18
Tidak Semua Terlahir Sama
19
Ingin Berteman
20
Kesepakatan Bersaudara
21
Mencari Tau Keanehan
22
Menjalin Tali Persaudaraan
23
Rencana Setelah Berpisah
24
Bau Bangkai Tercium
25
Kembali Ke Desa
26
Menguping Percakapan
27
Terbangun Tengah Malam
28
Festival Tahunan(1)
29
Festival Tahunan (2)
30
Festival Tahunan(3)
31
Sebagai Anak
32
Berpisah
33
Menuju Rumah Makan
34
Bantuan Atas Kepanikan
35
Ibu dan Anak
36
Ayah dan Anak
37
Kelompok Penjahat
38
Adik Yang Baik
39
Awal Kebuntuan Rencana
40
Penolakan Nathan
41
Sesuatu
42
Kesepakatan Dengan Iblis Neraka
43
Flora Menyadari Kesalahan
44
Menggantikan Posisi Flora
45
Cokelat Panas Malam Hari
46
Ubi Bakar
47
Membuat Makanan
48
Orion
49
Cerita Karangan
50
Apakah Ini Akhir?
51
Keputusan Sepihak
52
Memangsa Iblis
53
Hewan Buas melawan Burung Hantu
54
Berita Baik dan Buruk
55
Permintaan Konyol
56
Memberitahu Irene Sedikit Kebenaran
57
Boneka dan Baju
58
Tidak Baik-baik Saja
59
Pilihan dari Nathan
60
Pilihan Yang Salah
61
Berita Perselingkuhan
62
Ikatan Yang Lebih Kuat
63
Permintaan Pelunasan Pembayaran
64
Bertarung Melawan Ego
65
Teman Yang Baik
66
Memilih Jalan Sendiri
67
Menolak Kesepakatan Baru
68
Rapat Pimpinan
69
Menghentikan Beasiswa
70
Memberikan Kesempatan
71
Perpisahan Bandara
72
Apartemen Tidak Terpakai
73
Teman Perempuan
74
Langkah Terakhir Untuk Shizo
75
Keberuntungan?
76
Tidak bisa bergerak
77
Ucapan Terima Kasih
78
Kemunculan Sesaat
79
Latar belakang Ryota
80
Kembali ke sisi Aether
81
Kebingungan Bianca
82
Toko Jam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!