Bab Sebelumnya.
___
Kata Cinta telah membuat pangeran Yun penasaran, dan membuat seorang pangeran dari istana Langit ingin turun ke Bumi untuk mencari tahu makna arti dari kata Cinta itu sendiri?
...
...
...
Yun dan Wu Yi Fan tiba di Bumi. Keduanya menginjakkan kaki tepat di tengah-tengah hutan lindung yang lebat dan masih ditumbuhi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi ke Langit.
Kenapa kedua orang yang berasal dari istana Langit lebih memilih hutan untuk mereka pijaki? Itu karena tidak mungkin jika manusia biasa tiba-tiba datang dari Langit dan langsung hadir di tengah-tengah masyarakat.
Maka siapa pun yang melihatnya akan menyangka bahwa mereka adalah Siluman yang sedang menyamar. Jadi Yun dan Wu Yi Fan memilih hutan Ini untuk tempat mereka mendaratkan kaki disalah satu tempat di Bumi.
"Ha! Jadi ini Bumi. Udaranya sangat sejuk dan beragam. Tidak seperti di istana Langit yang udaranya selalu sama. Hanya udara yang dihasilkan oleh angin saja sungguh membosankan...
" Ternyata di sini para tumbuhan menghasilkan oksigen untuk membuat udara sekitar menjadi sejuk... Sungguh siklus kehidupan yang menarik." kata Yun yang memuji.
Kesan pertama Yun pada Bumi yang baru disambanginya cukup baik. Yun sangat senang ketika akhirnya dia bisa menginjakkan kaki nya di Planet ketiga dalam Tata surya. Dan dirinya selaku Dewa langit tidak menyangka bahwa Bumi yang baru saja dia didatanginya akan seindah dan secantik ini.
Udara yang sejuk dan beragam. Katanya saat kesan pertama tadi. Burung-burung berkicau dan terbang bebas di udara. Yun melihat itu para hewan-hewan yang ada di hutan hidup dengan bebas dan liar.
"Ingat pangeran! Kita tidak boleh berlama-lama di Bumi. Jika kaisar langit mengetahui hal ini, maka kau pangeran akan mendapatkan hukuman yang berat dari kaisar." cemas Wu Yi Fan sambil menasihati Yun.
Agar Yun tidak berlama-lama di tempat yang bukanlah tempat kehidupan mereka. Yun pun mendengarkan Nasihat itu. Telinga nya berfungsi dengan baik dan mendengarkan setiap kata yang terucap dari bibir Wu Yi Fan.
Namun, kedua mata yang berwarna biru Laut melanya tersebut memilih untuk melihat-lihat ke semua arah. Yun cukup acuh dan tidak memperdulikan perkataan Wu Yi Fan tadi. Yun lebih memilih mengagumi keindahan dan keaneka ragaman Flora, Fauna yang ada di muka Bumi dari pada harus mendengarkan perkataan Wu Yi Fan yang sangat cerewet itu.
"Iya. Iya..." kata cepat Yun.
" Iya baiklah aku akan mengingat itu semua! " tuntas Yun kepada Wu Yi Fan.
Tidak perlu waktu lama lagi, dan tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk lebih mengagumi, Yun segera pergi bergegas meningkatkan hutan lindung dan pergi untuk membaur dengan penduduk sekitar. Wu Yi Fan mengikuti Yun di belakang.
Mereka pergi melewati hutan, dan sampailah di ujung sebuah Desa. Desa ini bernama Desa Ping yang dihuni cukup banyak populasi manusia. Ada sekitar 1 ribu pasang keluarga yang hidup di Desa Ping.
Yun sangat senang saat melihat rumah-rumah penduduk yang nampak berbeda jauh dengan tempat tinggal yang ada di Langit sana. Suasana rumah-rumah ini cukup menenangkan jiwa.
Halaman depannya banyak ditumbuhi tanaman-tanaman hias yang berwarna-warni. Tidak seperti di istana Langit yang halaman luasnya hanya dipenuhi oleh hamparan Uap yang mengapung di udara. Berwarna putih dan monoton. Tidak beragam dan sangat membosankan.
Maka dari itu ketika melihat ini Yun muda sangat menyukainya. Karena selama hidupnya Yun tidak pernah melihat warna selain warna Putih dan Biru Langit. Maka dari itu Yun sangat takjub dan terpesona dengan semua warna yang telah memanjakan kedua matanya yang berwarna biru.
Dilanjut setelah singgah sejenak melihat-lihat pemukiman penduduk. Maka Yun dan Wu Yi Fan kembali melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari arti dari kata Cinta.
Sampai disebuah pasar tradisional. Sebuah tempat dimana para penduduk lokal membeli bahan pangan pokok untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
Yun dan Wu Yi Fan sedang berdiri di perbatasan pasar ini. Lagi-lagi dan lagi Yun dibuat takjub dan terpesona dengan suasananya. Namun, sekarang Yun kagum dengan tempat yang sangat bising dan ramai.
Sebelumnya Yun tidak pernah membeli
bahan pokok di sebuah pasar. Tentu saja karena di Langit memangnya ada pasar? Ya. Sudah pasti tidak ada, karena pasar hanya ada di Bumi bukan di langit. Lagi pula di Langit tempat para Dewa dan Dewi tinggal, bukan sebuah tempat dimana orang berjualan makanan.
"Pangeran!" sentuh salah satu bahu Yun.
"Hm!" tersadar Yun. Ternyata Yun sedang melamun. Dia segera menoleh kepada Wu Yi Fan yang berdiri di samping kirinya ini.
"Ada Apa?" bertanya Yun dengan heran kepada Wu Yi Fan kasim setianya.
"Pangeran saya mohon izin ingin pergi ke suatu tempat." kata Wu Yi Fan untuk mengutarakan keinginan nya.
"Kemana kau ingin pergi?... kau pun masih baru di tempat ini bukan? Maka dari pada itu kau ingin pergi kemana?" tutur tegas Yun kepada Kasimnya itu.
"Ada satu tempat yang ingin saya datangi... Saya berjanji akan kembali secepat mungkin kepada anda Tuan pangeran." tuntas Wu Yi Fan.
Sepertinya dari raut wajah yang terpancar, dan aura kegelisahan serta kecemasan yang cukup tinggi, terlihat Wu Yi Fan ini sedang menyembunyikan sesuatu.
Benar Apa yang dikatakan Yun tadi, "Kita ini masih baru di tempat yang masih sangat asing, dan masih sangat Dini untuk bisa mengenal ini semua dengan baik"
Dan nampaknya Wu Yi Fan benar-benar menyembunyikan hal besar dari Yun. Sampai-sampai dengan kekehnya Wu Yi Fan tetap pergi dan meninggalkan Yun seorang diri disana.
"Pangeran tidak usah cemas. Saya akan segera kembali." paparnya dengan berjanji.
Yun belum memberikan jawaban nya. Namun sepertinya Wu Yi Fan sudah sangat terburu-buru hingga dia pergi saja dengan begitu cepat. Wu Yi Fan pergi kearah Barat Daya dan meninggalkan Yun seorang diri disana.
Setelah Wu Yi Fan pergi tidak membuat Yun bersedih, tetapi sebaliknya Yun merasa senang karena tidak ada Wu Yi Fan itu. Jika ada Kasimnya tersebut maka Yun tidak akan bebas dan puas berjalan-jalan di pasar. Ruang geraknya pasti akan dibatasi.
Maka dari itu jika Wu Yi Fan pergi, Yun bisa menghabiskan banyak waktu untuk mengenal kehidupan sebagai manusia biasa, dan ruang geraknya pun pasti tidak akan dibatasi.
Senangnya expresi wajahnya sungguh bahagia hati kecilnya bisa bebas dari Wu Yi Fan. Yun menunjukan senyuman terbaiknya kepada orang yang dia lewati. Orang-orang yang ada disana cukup melihat aneh dengan kedatangan Yun di Desa mereka.
Mereka berbipir bahwa Yun adalah penduduk baru di Desa Ping tanah kelahiran mereka, karena sebelumnya para masyarakat asli Desa ini belum pernah milihat sosok manusia, bertubuh tinggi, berpakaian sutra berwarna putih, dan bermata biru seperti Yun ini di Desa mereka.
Biar pun orang melihat dirinya seperti orang asing, tetapi Yun tetap ramah kepada orang-orang yang ada di sini. Dia menebar senyuman terbaiknya kepada penduduk Bumi asli tersebut.
Yun berjalan santai sambil melihat-lihat ke sekitarnya.
"Ayo! Ayo! Ayo! Dibeli! Dibeli! Dibeli!... Pakaian sutra dengan harga rendah!... Di kedai mana pun tidak ada yang jual, hanya di sini! Kami menjualnya dengan harga rendah!"
"Ayo! Ayo! Ayo! Segera beli sebelum kehabisan!"
"Ayo kita beli pakaian itu!... Aku ingin membelikan nya untuk suami ku!"
"Iya. Aku pun ingin beli satu untuk ayah mertuaku!"
Para pembeli pun segera pergi bergegas mendatangi kedai tersebut. Kedai yang menjual pakaian sutra langsung didatangi banyak orang yang ingin membeli pakaian disana.
Harganya sangat murah, hingga semua pun berbondong-bondong mendatangi kedai tersebut.
Yun pun memperhatikan itu. Dia melihat seorang laki-laki dewasa berteriak bahwa dirinya menjual pakaian sutra dengan harga murah. Dan dalam waktu singkat banyak orang yang datang ke tempat tersebut. Hal ini membuat Yun semakin tertarik untuk mepelajari kehidupan yang ada di Bumi.
Dan dirinya berharap agar bisa tinggal lebih lama lagi di Bumi yang sangat beragam tersebut.
...
Masih menikmati keramaian pasar. Masih dengan berjalan sendiri. Yun menelusuri jalan setapak yang sangat ramai dilalui orang, sambil orang-orang ini menawarinya beragam barang untuk dibeli oleh Yun.
Perjalanan masih berlanjut. Namun, ada sesuatu yang sekarang menghentikan langkah Yun. Apa itu?
Yun berhenti disana, tepat di depan kedai perhiasan. Disana banyak barang-barang indah yang menyilaukan mata, tetapi bukan perhiasan itu yang telah menghentikan langkah Yun.
Namun, seorang wanita yang sedang membeli beberapa perhiasan di kedai tersebut. Kedua mata wanita itu sangat indah. Wanita itu mengedipkan matanya secara perlahan, hingga Yun yang berdiri disana pun ikut mengedipkan kedua matanya.
Bibirnya sangat merah dan tebal. Riyasan wajahnya cukup sederhana. Rambutnya hitam terurai panjang ke bawah. Terlihat dia sangat cantik ketika dilihat dari arah samping seperti ini.
Yun tidak henti-hentinya memandang wanita itu. Dia pun melamun disana. Tidak bergerak seperti patung. Terasa kehidupannya berhenti di tempat tersebut. Jantungnya berhenti berdetak dan seperti nya Yun sudah benar-benar menjatuhkan hatinya kepada Bunga Desa ini.
Yun masih terdiam memandangi wanita itu, tanpa Yun sadari Wanita itu pergi beranjak dari kedai tersebut. Dia berjalan dengan anggunnya menuju Yun.
Wanita yang Yun tidak tahu namanya itu, tidak melihat bahwa ada seorang laki-laki sedang melamun dihadapan nya. Wanita ini terus saja berjalan sampai, " Bru!" tanpa disengaja mereka bertabrakan.
Yun benar-benar dibuat terpesona dengan kecantikan wanita berrambut panjang ini, hingga saat dirinya tertabrak pun Yun tidak merasakan nya. Yun tetap diam, tetapi sekarang dirinya bisa melihat wanita itu secara dekat.
"Maaf Tuan." memohon dari wanita bergaun indah kepada laki-laki yang baru saja ditabraknya.
Yun benar-benar dimabuk cinta. Dia masih belum sadar, hingga wanita berparas ayu ini pergi dari hadapan Yun. Sadar Cinta pertamanya itu pergi Yun pun segera membalikkan badannya kebelakang dan berteriak memanggil Dewi pujaan hatinya.
"Tunggu! Siapa nama mu?" teriak Yun ketika pujaan hatinya telah pergi menjauh.
Yun memilih langsung menanyai nama wanita yang kelak akan jadikan Dewi pendampingnya di Kayangan. Yun tidak ingin menyesal karena tidak tahu nama wanita yang telah mencuri hatinya.
"Nama ku Ru Yen!" jawab wanita tersebut dari sudut sana. Dia bereriak menjawab panggilan Yun yang tadi berteriak.
Akhirnya Yun mengetahui siapa nama dari bidadari syurga yang baru saja dia temui di Desa Ping. Namanya adalah Ru Yen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Mangetsu
udah mampir nih tor dan tak lupa ninggalin boom like buat kakak
2020-11-19
0
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah like dan rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA..
makasih 🙏🙏
2020-10-30
0
Nova Shi
wah pangeran langit....
2020-10-30
2