Chapter 2 Garis Darah yang Mengerikan

Angin malam berbisik di antara reruntuhan candi kuno, membawa aroma tanah dan rempah-rempah dari desa terpencil di kaki Gunung Salke.

Di tengah reruntuhan itu, Jhi Chen, bayi mungil bermata bak obsidian, terbaring tenang di atas formasi kristal segi lima. Kristal itu, berdenyut dengan cahaya biru kehijauan yang misterius, bukanlah batu biasa.

Ini adalah harta karun dari Era Abadi, ditemukan di Alam Surgawi, tempat yang hanya didengar dalam legenda. Ukiran naga yang rumit menghiasi permukaan kristal, berkelap-kelip bagai bintang-bintang yang hidup.

Jhi Tian, ayahnya, seorang kultivator yang kekuatannya telah melampaui batas Dewa Sejati, mengamati dengan hati yang berdebar. Pengujian ini akan menentukan takdir anaknya.

Jhi Tian telah berkelana ke penjuru alam semesta, menghadapi makhluk-makhluk mengerikan dan tantangan yang tak terbayangkan, untuk mencapai kekuatannya yang luar biasa.

Namun, pengujian ini terasa berbeda. Ini bukan hanya tentang kekuatan, tetapi tentang sebuah warisan, sebuah garis keturunan yang mungkin mengubah keseimbangan kekuatan di sembilan galaksi.

Saat kristal menyentuh kulit halus Jhi Chen, cahaya biru kehijauan meledak, menyilaukan mata. Bukan cahaya biasa, tetapi energi murni yang berdenyut dengan kekuatan kosmik.

Jhi Tian terkesima. Cahaya ini lebih terang, lebih lama, dan lebih intens daripada yang pernah disaksikannya selama petualangannya yang panjang dan berbahaya di Alam Surgawi. Namun, keajaiban itu singkat.

Energi yang luar biasa itu, tak terkendali, mulai mencabik-cabik kristal. Kristal itu bergetar, retak, dan akhirnya hancur berkeping-keping, berserakan seperti debu bintang.

Kekuatan yang dipancarkannya begitu dahsyat, hingga formasi kuno di sekitarnya pun ikut runtuh, tercabik-cabik bagai kertas yang robek oleh angin puyuh.

Getaran dahsyat mengguncang desa, menjalar bagai gelombang kejut yang tak terhentikan. Rumah-rumah bergetar, tanah bergemuruh. Di Istana Naga, pusat kekuatan Dinasti Naga, para bangsawan terhuyung, cangkir teh mereka berjatuhan.

"Gempa bumi?" bisik salah seorang, suaranya gemetar. Namun, Long San, leluhur dinasti yang disegani, merasakan sesuatu yang jauh lebih dari sekadar gempa bumi.

Ia merasakan kekuatan yang luar biasa, kekuatan yang akan mengubah keseimbangan kekuatan di sembilan galaksi. Wajahnya, biasanya tenang dan berwibawa, menunjukkan kekhawatiran yang dalam.

Ia mengangkat tangannya, menghentikan kekacauan yang mulai merebak. Hening mencekam, hanya suara angin dan detak jantung yang berdebar kencang terdengar. Seketika, Long San berseru dengan suara berat, "Long Shi, laporkan!"

Long Shi, jenderal yang disegani—Iblis Medan Perang—muncul dengan langkah tenang namun tegas. Mata tajamnya, yang telah menyaksikan ribuan kematian di medan pertempuran, kini dipenuhi kekhawatiran.

"Lord Leluhur, getaran berasal dari arah selatan, kekuatannya… luar biasa. Tampaknya bukan fenomena alam biasa. Kekuatannya… terasa… sangat asing." Suaranya berat, bernada waspada. Ia telah mencium bau sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar bencana alam.

"Ada kemungkinan besar ini ulah manusia," tebak Long San, suaranya bergema di ruangan itu. Ia merasakan kekuatan yang luar biasa, kekuatan yang mungkin akan mengubah takdir dinasti mereka. "Jika demikian, temukan dia. Jika dia bukan ancaman, bawalah ke istana.

Namun, jika dia musuh… singkirkan dia sebelum dia menjadi ancaman bagi dinasti ini. Tetapi, jika dia adalah salah satu dari kita... kita harus berteman dengannya. Jangan sampai kita menciptakan musuh yang mampu menghancurkan kita. Kehati-hatian adalah yang terpenting saat ini." Long Shi mengangguk, dan melesat ke langit, menghilang dalam sekejap.

———

Di rumah Jhi Chen, yang terletak di lereng Gunung Salke yang misterius, Mu'er, istri Jhi Tian, memeluk Jhi Chen yang tertidur lelap. Wajahnya khawatir, tangannya gemetar. "Suami, apa yang terjadi?"

Jhi Tian memeluk Mu'er erat, air mata membasahi pipinya. "Mu'er, Chen'er... anak kita... luar biasa. Bahkan harta abadi dari alam surgawi pun tak mampu menahan kekuatan garis darahnya. Kekuatan itu… melebihi apa yang pernah ku bayangkan. Ini adalah sebuah warisan, Mu'er, warisan yang mungkin akan mengubah segalanya." Suaranya bergetar, dipenuhi kebanggaan dan ketakutan.

Mu'er terisak, hatinya dipenuhi kebanggaan dan ketakutan yang sama. "Suami, bolehkah aku bertanya? Kau terus menyebut alam surgawi..."

Jhi Tian menarik napas panjang, menatap langit dengan tatapan jauh, mengingat petualangannya yang berbahaya di Alam Surgawi.

"Mu'er, sembilan galaksi yang kita kenal hanyalah setitik debu dalam alam semesta. Ada alam lain, jauh lebih luas dan lebih kuat… Alam Surgawi. Aku pernah ke sana. Aku telah melihat jutaan dunia, kultivator dengan kekuatan yang tak terbayangkan.

Aku bahkan mencuri harta dari salah satu dunia terkuat di sana, dan hampir mati karena itu. Disana, aku juga menemukan rahasia tentang dunia kita, rahasia yang tersembunyi di Gunung Salke, tempat kita tinggal sekarang. Gunung Salke bukanlah gunung biasa, Mu'er. Gunung itu… melindungi kita."

Jhi Tian menjelaskan petualangannya, bahaya yang dihadapinya, kekuatan yang tak terbayangkan, dan rahasia Gunung Salke yang melindungi desa mereka. Ia bercerita tentang penjaga gerbang di Alam Surgawi, dewa-dewa yang kekuatannya bahkan melebihi Dewa Sejati di dunia mereka.

Ia bercerita tentang penyesalannya mencuri harta karun itu dan bagaimana ia hampir kehilangan nyawanya karena kekuatan yang ia curi. Ia menjelaskan tentang bagaimana ia menggunakan harta yang tersisa untuk menyembunyikan keberadaannya dan keluarganya dari Alam Surgawi.

Jhi Tian, manusia terkuat di dunia, matanya memerah, hampir meneteskan air mata mendengar ucapan istrinya. Dengan lembut, ia membelai rambut Mu'er. "Mu'er, terima kasih..." bisiknya, suaranya bergetar.

Mu'er tersenyum getir, air mata membasahi pipinya. "Suamiku, setelah sekian lama kita bersama, baru sekarang aku tahu seberapa tinggi kultivasimu. Aku merasa malu... Dengan kultivasi tingkat 3 ranah Dewa Sejati, aku merasa bangga, merasa pantas untukmu. Aku mengira kau hanya berada di puncak Dewa Sejati. Tapi sekarang... aku hanya katak di dasar sumur, tak menyadari betapa luasnya dunia ini."

Jhi Tian tertawa kecil, menghapus air mata istrinya. "Istriku, omong kosong apa yang kau ucapkan? Aku mencintaimu tulus, kultivasimu tak pernah menjadi ukurannya."

Mu'er tersenyum, air matanya kini bercampur dengan tawa. "Mungkin aku wanita paling beruntung di dunia ini, bisa mendapatkan cinta seorang dewa yang begitu kuat."

Jhi Tian menggenggam tangan Mu'er erat. "Cukup bercandamu. Garis darahku, Garis Darah Petir Ilahi, memiliki tingkatan: biasa, menengah, atas, Jenderal Ilahi, Raja Suci, Kaisar Suci, dan Dewa Leluhur Suci. Chen'er mewarisi garis darah ini, tetapi kekuatannya… melampaui semua tingkatan itu.

Bahkan harta itu pun hancur saat mencoba mengukurnya. Dia juga mewarisi Tubuh Surgawi Bulan darimu, dan empat dentian! Petir Ilahi, Matahari Suci, Bintang Suci, dan Tubuh Surgawi Bulan. Ini… benar-benar garis darah yang mengerikan, Mu'er. Kau tahu sekarang betapa menakjubkannya garis darah Chen'er?" Suaranya bergetar.

Terpopuler

Comments

Nanik S

Nanik S

Garis farah

2025-05-30

0

Do Danssususu

Do Danssususu

mantap

2025-05-20

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 36 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!