Tangis Ayu tidak lagi runtuh. Kini malah Bang Satria berlinang air mata, entah apa yang terjadi padanya tapi keputusan telah di tetapkan dan mereka hanya menunggu berkas keputusan yang resmi.
Secepatnya Ayu pergi meninggalkan ruangan sedangkan Bang Satria lemas tanpa daya, tiada ucapan apapun terlontar dari bibirnya.
Hanya Dinar saja masih terbakar amarah. Ia mendekati Bang Satria lalu menghajar pria tersebut tanpa ampun.
"Sekalipun Dinar tidak pernah menganggapmu seperti orang lain tapi sejak kau mengenal keluargamu, semuanya berubah. Kau dengarkan kata-kata busuk orang yang baru masuk dalam hidupmu tanpa mengkonfirmasi apa yang terjadi. Kau menuduh Mbak Ayu berbuat dosa dengan laki-laki. Harusnya kau pahami, darah belum tentu seiring dengan detak jantung. Kuakui kau sangat baik bisa menerima mereka kembali dalam hidupmu, tapi kau tidak baik sudah menghancurkan keluarga yang sudah membuatmu jadi seperti ini....!!!!!!!" Pekik Dinar tak terkendali.
Secepatnya Bang Black merangkul dan mengajak Dinar keluar dari ruang pertemuan. Hatinya sesak memikirkan nasib kakaknya. Meskipun Ayu bukanlah kakak kandungnya, tapi ia pun menyayanginya. Tangisnya pecah dalam dekapan Bang Black.
:
Tangis Dinar belum berhenti, malah Ayu sudah nampak tegar dan biasa saja.
"Ayu, Abang ingin bicara sebentar..!!" Hadirnya Bang Satria memhentikan tangis Dinar.
Bang Black menggandeng tangan Dinar agar bisa sedikit memberi ruang pada sahabatnya untuk bicara. Tangan Dinar menyambar tas dan ikut menjauh bersama Bang Black.
"Tidak ada lagi yang perlu di bicarakan. Ayu tidak meminta apapun, juga tidak akan pernah meminta pengakuan atas anak ini."
"Nanti Abang kembali..!!" Bang Rakit merasa tidak enak hati, ia beranjak dari duduknya tapi Ayu menolaknya.
"Abang duduk saja disini. Dia bukan siapa-siapa lagi untuk Ayu. Bukankah kita manusia yang tidak tau malu." Kata Ayu.
Bang Rakit menarik nafas panjang. Sebenarnya ia memang menahan diri demi menjaga kenyamanan semua pihak tapi tidak bisa di pungkiri sikap Bang Satria membuat hatinya ikut sakit.
Jujur saja dirinya terus memberikan dukungan pada Ayu. Biarlah mentalnya serasa down melihat Ayu tersakiti asal jangan sampai mental Ayu terguncang sebab ada calon bayi kecil yang berhak hidup bahagia.
"Anak yang ada dalam kandungan Ayu, adalah anak saya..!! Saya ayahnya. Mulai sekarang, kamu dan Ayu tidak memiliki hubungan apapun lagi..!!" Ucap tegas Bang Rakit.
Disaat ini tidak ada kata apapun yang bisa menjelaskan kehancuran batinnya. Menanggapi ucapan Bang Rakit juga rasanya tidak sanggup.
Dunia Bang Satria terasa hancur lebur. Sungguh kini di dalam hatinya hanya tersisa penyesalan. Bagaimana bisa dirinya sebo*oh itu tidak bisa berpikir jernih bahwa beberapa bulan yang lalu dirinya pulang ke Jawa untuk menemui Ayu. Sebab perkataan ibu beserta keluarga nya, ia tidak membawa Ayu ikut serta bersamanya dengan alasan ibunya sudah sangat tua padahal Ayu sudah sempat meminta ikut bersamanya.
Siapa yang menduga ternyata keluarga nya bisa berbuat sekeji ini. Mereka menyiksa dan mengambil ponsel milik Ayu hingga jarang terjadi komunikasi dan jika dirinya menghubungi barulah Ayu menjawab dengan para keluarga selalu menemani. Dari hal tersebut Bang Satria tidak menyangka ada kejanggalan.
Di tengah situasi yang memanas, Papa Herca bersama Papa Reno tiba. Tanpa banyak membuang waktu beliau berdua ingin memantau secara langsung keadaan putra putri mereka, hingga tanpa sengaja mereka mendengar perselisihan antara Bang Black dan Dinar.
"Tanpa kamu minta, saya akan tetap tanggung jawab. Kamu tidak hamil saja saya tanggung jawab apalagi kamu hamil. Tapi kamu juga salah..!!" Ujar Bang Black menimbulkan berbagai pemikiran.
"Ada apa ini??????" Bentak Papa Herca menggelegar.
"Siap.. tidak ada, komandan..!!" Jawab Bang Black.
Papa Herca yang geram seketika mencengkeram kerah pakaian Bang Black. Beliau masih terlihat gagah dalam usianya yang sudah berada pada usia sangat matang.
"Kamu bilang apa tadi??" Bentak Papa Herca.
"Siap salah..!!"
Geram dengan situasi yang memusingkan, Papa Herca menghantam Bang Black.
Bukannya Bang Black tidak sanggup melawan tapi memang ada kesalahan dalam ucapannya yang membuat siapapun yang mendengar pasti akan salah paham.
Melihat suasana semakin memanas, Dinar menghadang dan tindakan Dinar menimbulkan emosi Papa Herca.
"Kamu pikir karena dia sudah melamarmu dua kali lantas Papa akan merestui kalian??" Suara Papa Herca semakin menggelegar.
Dinar terpaku, ia menatap wajah pria yang selama ini begitu dingin padanya. Air matanya menggenang. Tak tau alasan kenapa Bang Black bersikap seperti itu padanya.
"Biarkan Dinar bicara dengan Om Black..!!" Pinta Dinar.
"Papa tidak akan mengijinkan kamu dekat lagi dengan dia..!!" Ucap Papa Herca.
"Tapi Paaaa..!!!!"
Papa Herca menyeret tangan putrinya. Bang Black tidak sampai hati melihat Dinar mendapatkan tindakan dari Papanya. Ia pun akhirnya bereaksi.
"Silakan tindak saya, tapi tolong jangan buat Dinar sakit." Pinta Bang Black.
Langkah Papa Herca terhenti dan kembali berhadapan dengan ajudannya. "Kamu mau sok pahlawan di depan saya..!!"
"Siap.. tidak, komandan..!!"
"Kemasi barangmu, kembali ke markas dan jalani mutasi mu di sini..!!!!" Perintah Papa Herca.
"Siap..!!"
...
Papa Herca sungguh muak melihat barang bawaan Dinar. Beliau juga tidak mengira sampai membawa Dinar kembali pulang secepat ini sedangkan Ayu harus lebih dulu tinggal karena masalah penyelesaian masalahnya belum usai.
Di dalam pesawat, Bang Black hanya bisa melihat Dinar dari jauh. Sesekali si cantik Dinar mengusap wajahnya. Ia menengadah memejamkan mata menahan perasaan.
POV Flashback Bang Black on..
Aku berhadapan dengan sosok pria yang begitu di takuti pada masanya. Bahkan hingga saat ini di masa menjelang kenaikan jabatan pun beliau masih nampak berwibawa.
"Saya pernah menumpas musuh di sekitar dua puluh enam tahun yang lalu. Dan saat ini ada rumor bahwa kamu adalah keluarga dari pemberontak yang saya hancurkan itu. Bagaimana kamu bisa lolos masuk menjadi abdi negara padahal kamu ada sangkut pautnya dengan mereka. Saya tau kamu ada hati dengan putri saya. Apa rencanamu sebenarnya??"
"Ijin menjawab, komandan. Mohon untuk di telusuri lebih dalam. Secara tidak langsung saya memang mengenal dan mengetahui masalah tersebut hanya saja saya di serahkan keluarga saya pada mereka sebagai 'pancingan' karena keluarga saya 'rekan kerja' mereka." Aku terdiam sejenak mengatur setiap kata agar bahasaku tidak menjadi salah paham selanjutnya. "Untuk Dinar, saya memang meletakan perhatian lebih pada putri komandan. Jika di ijinkan, saya mohon untuk meminta akses lebih pada putri komandan." Jawabku berharap Pak Herca mau mengerti, juga tentang perasaanku.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Septi Astuti
semangat berjuang y bang black😘😘😘
2025-05-02
0
Siti Khoyimah
ayu ankya pk dallas bukn?
2025-05-02
0
Lendra malayu
maju terus bang black
2025-05-02
0