4. Perkara dan berperkara.

"Om Black nanti tidurnya dimana?" Tanya Dinar dengan manja. Tak hentinya tuan putri kecil selalu bergelayut di lengan Bang Black tanpa ada rasa sungkan sedikit pun.

"Di kasur." Jawab Bang Black santai.

Entah bagaimana penilaian orang yang melihat mereka berdua, pada kenyataannya Dinar selalu bergelayut dengan rengek manja.

"Dinar mau tidur sama Om Black. Nggak apa-apa, kan??" Ujar Dinar kemudian bersandar pada dada bidang Bang Black.

"Asal jangan melek sama saya."

Bang Rakit tersenyum tipis mendengarnya. Pada dasarnya si tuan putri yang banyak tingkah memang selalu absurd tak terduga membuat iman siapapun pria di dekatnya pasti berpikiran macam-macam.

Perlahan Dinar memejamkan matanya. Bang Black pun mendekapnya dan menutupi tubuh si cantik Dinar dengan jaketnya yang besar.

Bang Rakit tau bagaimana perasaan sahabatnya yang hanya terpendam di dalam batin saja.

"Sudah tidur, Kang?"

"Sudah." Jawab Bang Black.

"Merepotkan sekali si kecil Dinar. Nantangin terus tuh." Kata Bang Rakit yang lebih leluasa bicara karena Ayu juga sudah terlelap dalam tidurnya.

Senyum Bang Black tersungging tipis. Hanya dirinya saja dan Tuhan yang tahu bagaimana perasaannya.

Bang Rakit sulit untuk menebak sikap sahabatnya. Dingin dan sulit untuk di pahami secara mendalam oleh para pria. Namun yang ia tau, latar belakang pemilik julukan Black bukanlah dari keluarga biasa.

...

Beberapa orang anggota sudah memahami perkara yang terjadi. Letnan Rakit tiba bersama istri dari Letnan Satria namun tidak ada satupun yang tau tentang seorang gadis yang berdiri di samping Letnan Black. Mereka tetap memberi salam dengan hormat.

"Selamat sore, Ibu..!!" Sapa para anggota pada Dinar usai menyapa Bang Black yang baru saja tiba.

Para anggota hanya memahami Letnan Black adalah seorang prajurit yang terporsi khusus. Beliau juga adalah perwira yang namanya sempat tersorot dalam berbagai prestasi dan kecakapan kerjanya.

"Selamat sore, Om." Jawab Dinar santun.

Merasa Dinar sudah bisa di 'lepas', Bang Black segera mengurus barang bawaan Dinar yang begitu banyak melebihi dirinya.

...

Bang Black sengaja melapor pada atasan untuk membawa putri wakil panglima untuk menginap pada mess transit.

Begitu pula dengan Ayu, tersedia kamar terpisah karena 'gadis' tersebut membutuhkan ketenangan untuk menyelesaikan administrasi akhir dalam pernikahannya dengan Letnan Satria.

"Om nggak pengen melamar Dinar??" Tanya Dinar saat Bang Black memasukan koper miliknya ke dalam kamar mess.

Bang Black hanya terdiam dan fokus dengan barang milik Dinar saja.

Kesal perasaannya tidak pernah mendapatkan tanggapan berarti, Dinar berjalan dan menghadang langkah Bang Black. Ia melingkarkan kedua lengannya pada belakang tengkuk leher ajudan Papanya tersebut.

Dengan beraninya Dinar berjinjit dan hendak mengecup bibir Bang Black, bibirnya menyusuri sisi leher Bang Black hingga pria tersebut memejamkan mata dan terdengar menelan salivanya. Tak hanya sampai di situ keberanian Dinar, ia menutup rapat pintu kamar mess transit dengan sebelah kakinya lalu menarik sedikit dress-nya menunjukan paha indah putri wakil panglima.

Siapa sangka Bang Black yang biasanya bersikap biasa saja kini menarik pinggang Dinar dan mendekapnya. Matanya menatap kedua manik mata putri wakil panglima dengan lekat.

Dinar lebih terkejut saat Bang Black menutup rapat pintu kamar dan menguncinya lalu menyambar bibirnya. Dinar terpaku, syok saat desah nafas pekat dengan aroma rokok menerpa wajahnya. Ia tak berkutik saat seluruh rongga mulutnya merasakan manis dan sesuatu yang bergerak mengabsen isinya. Jantungnya tak tahan saat Bang Black semakin merapatkan pelukannya. Tangannya sibuk membuka ikat pinggang.

Kaget dengan hal itu, pandangan Dinar mendadak kabur dan meredup. Seketika itu juga dirinya tumbang dalam pelukan Bang Black.

"Astagaaaa.. Dinaaarr...!!!!!" Bang Black jelas kaget di buatnya. Ia segera membawa Dinar ke tempat tidur dan berusaha menyadarkannya.

~

Dinar yang baru saja tersadar hanya bisa bergelung di bawah selimut dengan wajah takutnya.

Bang Black mengusap wajahnya dengan gusar menyadari tindakannya yang melewati batas kesopanan tapi sungguh semua ini terjadi begitu saja karena kelakuan Dinar terus menguji pertahanan imannya.

"Apa Dinar sakit?? Kenapa mendadak pingsan??" Bang Rakit sampai ikut panik di buatnya tapi saat melihat raut wajah gelisah sahabatnya, ia pun menebak ada yang tidak beres.

Segera Bang Rakit menarik lengan Bang Black menjauh dari kamar mess. "Kamu nggak macam-macam, kan? Kalau kamu memang ada rasa dengan Dinar, lamar lah..!!"

"Saya sudah melamarnya, dua kali." Jawab Bang Black lirih.

"Lantas??????"

"Ya kau tau sendiri, dua kali melamar berarti sama dengan di tolak. Papanya tidak ingin putrinya kenal dengan tentara. Masa anak orang mau kubawa kabur." Imbuh Bang Black lagi.

"Tapi sepertinya Dinar suka beneran sama kamu, Black. Nempel terus tuh cewek, agresif bener lho. Memangnya selama ini kamu nggak ada rasa sama Dinar??"

Bang Black tak sanggup menjawabnya. Melihat kejadian tadi saja dirinya sudah bisa memahami bahwa ucapan dan kelakuan bisa saja tak seperti kenyataan.

Dinar memang terlihat agresif tapi nyatanya semua tidak seperti yang di bayangkan. Gadis itu ketakutan bahkan sampai pingsan.

"Saya rasa Dinar hanya menganggap saya seperti seorang kakak, tidak lebih." Jawab Bang Black tapi terdengar sedikit menyakitkan.

//

Bang Satria terduduk lemas setelah mendengar fakta dan beberapa bukti bahwa foto yang ada padanya semata adalah editan belaka. Nafasnya sesak, pikirannya buntu terasa kalut dan bingung.

Ia kembali menatap ponselnya dan membaca kata talak pada pesan singkatnya.

"Astaghfirullah hal adzim..!!" Air matanya mendadak berlinang.

***

Pagi ini di agendakan sidang tertutup kasus 'perselingkuhan' istri Letnan Satria. Tapi anehnya saat Bang Rakit sudah mempersiapkan banyak bukti justru pihak Letnan Satria menahan bukti tuduhan tersebut.

Awalnya Papa Herca beserta keluarga berniat menghadiri sidang tersebut namun sebagai petinggi, beliau tidak bisa membatalkan janji yang telah di buat sebelumnya. Sidang tersebut hanya di wakili oleh ajudan serta putrinya.. Dinar.

Di dalam ruang sidang tertutup terlihat Bang Satria tidak bisa menahan diri sedangkan Ayuningrat nampak sudah mulai bisa berbesar hati.

"Mempelajari kasus ini.. selama menikah dengan ibu Ayuningrat, Letnan Satria sudah beberapa kali mengucapkan talak baik secara sadar................"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mika Saja

Mika Saja

mending sampai sini aja ayu,,,klo di teruskan bkn tdk mgkn kejadian ini pasti akan terulang lg,,,

2025-05-01

1

🅶🆄🅲🅲🅸♌

🅶🆄🅲🅲🅸♌

banyak lelaki yg ga bs ngerem utk mengucapkan talak... nyesel kan skrg kan Bang Sat

2025-05-03

1

Setyaningsih

Setyaningsih

mungkinkah terulang kisah papa Danar dan ayah Riko

2025-05-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!