Part 2

Assalamualaikum Readers semuanya, novel Kekasih Halal mohon dukungannya yah dengan cara like (tekan tombol icon jempol di bawah, jangan lupa icon love juga biar selalu tahu jadwal updatenya), komen (kritik, saran, kesan boleh banget😘), dan Vote. Terimakasih ya😘😘

☘️Selamat membaca☘️

 (🍁Takdir itu lucu. Ada saja caranya mempertemukan dua orang yang tak punya urusan dengan cara yang seolah kebetulan.🍁)

Mas Gagah adalah majikan Ibuku. Mas Gagah ingin Ibuku cepat kembali lagi ke Jakarta karena Mas Gagah tidak bisa mengurus dirinya sendiri, biasanya ia dibantu Ibuku, tapi sudah hampir satu bulan ini Ibuku tak kunjung sembuh, mungkin juga karena penyakit orang yang sudah menua.

Mas Gagah menyarankan agar aku menggantikan Ibuku menjadi asisten rumah tangga di rumahnya karena Mas Gagah sudah sangat percaya dengan keluargaku.

Aku  tidak masalah dengan pekerjaan mencuci, memasak, mengepel dan semacam pekerjaan rumah lainnya, tapi yang ada dalam bayanganku adalah Mas Gagah itu adalah laki-laki dewasa, itu yang membuatku takut.

Selama ini aku tidak pernah dekat dengan laki-laki karena hanya fokus sekolah saja. Aku merasa takut jika tidak bisa berkomunikasi dengan seorang laki-laki apalagi laki-laki dewasa.

Kinar mengelus lenganku, Kinar ingin memberikan sedikit ketenangan padaku, Kinar lalu memberikanku air minum. Aku segera meminumnya dengan tiga kali tegukan.

“Kamu jangan khawatir berlebihan seperti itu Nay, kita tanyakan terlebih dahulu pada Ibumu tentang Mas Gagah,” ucap Kinar sambil menatapku.

Aku  mengangguk, aku dan Kinar  bergegas menuju rumahku. Aku  dan Kinar langsung masuk ke kamar ibuku. Ibuku sedang duduk menyender di atas kasur. Aku  menghampiri Ibuku, aku langsung bercerita tentang majikan Ibuku itu.

“Apa kamu tidak keberatan jika harus menggantikan Ibu Nduk?” tangan Ibu menggengam tanganku, jari kami saling mengaitkan, Ibu menatapku sayu.

Aku mengangguk, “jika itu perintah Ibu, aku akan melaksanakannya dengan ikhlas.” Aku membelai punggung tangan Ibuku yang sudah mulai berkerut.

“Terimakasih ya Nduk.” Ibu memelukku, dalam hatinya merasa bersalah karena seharusnya aku bisa mencari pekerjaan yang lebih baik, walaupun gaji menjadi asisten rumah tangga Mas Gagah lumayan besar juga.

“ Tidak Ibu, jangan berterimakasih padaku, seharusnya aku yang berterimakasih pada Ibu.” Aku menatap Ibuku penuh haru.

Aku dan Kinar membantu memapah ibu duduk di teras depan, di teras udaranya lebih segar dari pada di dalam kamar, aku mulai menanyakan sosok Mas Gagah yang nanti akan menjadi majikanku.

Ibu mulai bercerita jika Mas Gagah itu sebenarnya mempunyai sifat baik, aku mengerutkan dahinya, Ibu menggunakan kata sebenarnya, berarti kenyataannya bukan orang baik dong, aku mulai menerka-nerka.

Ibu kembali melanjutkan ceritanya, Ibu memberitahuku jika Mas Gagah adalah orang yang sangat disiplin, disiplin perkerjaan maupun waktu, rapi dan bersih, tegas tapi sebenarnya dibalik itu semua  Mas Gagah memiliki sifat penyayang, cukup ramah dan tidak sombong.

Mas Gagah menjadi pribadi yang terkadang terkesan galak karena Mas Gagah kurang mendapat kasih sayang dari Ibunya. Ibunya sudah tiada dari Mas Gagah kecil, dan sejak saat itu pula sering sekali ganti-ganti Asisten rumah tangga untuk mengurusnya, hingga yang terakhir ini adalah Ibuku, Mas Gagah merasa nyaman dengan Ibuku.

Mas Gagah mendapatkan pendidikan cukup keras dari Ayahnya, namun kurang kasih sayang dari Ibunya, ketidakseimbangan itu membuat Mas Gagah akhirnya menjadi pribadi yang ambisus dan terkesan galak.

Pekerjaan melayani Mas Gagah tidaklah berat, setiap pagi harus menyiapkan baju kerjanya, sepatu kerjanya, semua keperluan pribadinya.

“Ibu … apa nanti aku harus menyiapkan baju dalamnya juga?” aku memotong pembicaraan Ibuku karena menurutku ini sangat bertentangan dengan prinsipku.

Ibu menjawabnya dengan anggukan. Aku terkejut melihat ibuku mengangguk, wajahku seketika memerah karena bagiku itu terlalu ekstrim.

“ Ibu kenapa dia tidak menikah saja, itu seharusnya tugas seorang istri, aku juga yakin usianya sudah pantas menikah, pemalas sekali sudah dewasa apa-apa semuanya harus disiapkan asisten.” Aku nyaris tidak percaya ada laki-laki seperti itu, semua harus serba dilayani.

Ibu tersenyum melihatku yang protes akan kepribadian Mas Gagah, Ibu memberi penjelasan padaku jika Mas Gagah bersikap demikian karena sejak Ibunya meninggal Mas Gagah biasa dititipkan pada asisten rumah tangga di rumahnya, Ayahnya harus kembali bekerja.

Karena kebiasaan itulah Mas Gagah biasa disiapkan semuanya oleh asisten di rumahnya, mungkin jika nanti sudah menikah, istrinya yang akan menyiapkan semuanya.

Ibu juga bercerita sebenarnya Mas Gagah sudah mempunyai tambatan hati, karena Ibu pernah beberapa kali  melihat Mas Gagah membawa wanitanya ke rumah untuk sekedar makan malam di rumah, namun entah kapan mereka akan menikah Ibuku tidak tahu karena itu adalah urusan pribadi Mas Gagah.

“Orang kaya mah bebas ya Bu,” Celetukku, mendengar cerita Mas Gagah yang begitu rumit, aku mulai berfikir seandainya aku menjadi Mas Gagah, dia butuh dilayani, kenapa tidak menikah saja, pacar juga sudah punya, apa pacarnya belum mau menikah. 

Ah … kenapa tidak mau, Mas Gagah kan sudah mapan, apalagi yang mesti difikirkan. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

“ Apa yang kamu fikirkan, garuk-garuk segala.” Kinar sedikit menarik jilbabku.

“Eh, tidak ada.” Aku tersenyum pada Kinar.

“ Kamu tidak perlu khawatir tentang Ibu, aku dan Ibuku yang akan menjaga Ibumu di sini,” ucap Kinar sambil menggengam tanganku. Aku tahu sekali sahabatku yang satu ini memang sangat pengertian.

“Kamu jangan khawatirkan Ibu Nduk, Ibu baik-baik saja.” Ibu menyunggingkan senyumnya.

Aku tahu semua Ibu di dunia ini pasti akan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja walaupun dalam keadaan rapuh sekalipun, aku sangat mengagumi sosok  Ibuku yang begitu sabar dan ikhlas dalam melakukan apapun, saat aku kehilangan  Bapakku, Ibu  tetap tegar mengantar Bapak sampai peristirahatan terakhirnya.

Ibu pernah berkata, “ Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batas, bukanlah keikhlasan jika masih merasa sakit.” Nasehat Ibu yang satu ini aku tanamkan dalam diriku sampai kapanpun.

Aku harap pembaca disini juga menanamkan nasehat ibuku, jika diluar sana ada yang berkata kesabaran itu ada batasnya, itu hoax yah 🤭.

“Bu, kapan aku berangkat ke Jakarta?” tanyaku, sebenarnya aku ingin Ibu menjawab nanti saja bulan depan atau bahkan tahun depan.

“ Nanti sore, jawab Ibu sambil tersenyum. Senyuman Ibu meluluh lantahkan hatiku, aku yang terkejut seketika berusaha tenang karena Ibu juga mengatakannya begitu tenang.

“Ayo aku bantu mengemasi baju-bajumu Nay.” Kinar mengajakku masuk ke dalam rumah. Kinar dan aku kembali memapah Ibu ke kamar. Aku dan Kinar langsung memasuki kamarku, aku mengambil tas ransel besar yang ada di atas lemari, aku mulai memasukan baju-bajuku yang tidak banyak.

Aku meraih foto masa kecilku yang tergantung di dinding kamarku, aku menatapnya sejenak, potret bahagiaku dengan kedua orangtuaku kala itu, terlihat ketika aku masih  kecil, aku begitu gembul dengan rambut kepang dua, sekarang aku sudah menjelma menjadi gadis yang sedang beranjak dewasa, kata orang aku ini manis, tanpa make up pun sudah manis, pakaianku sederhana, hanya menggunakan rok dan kaos panjang serta jibab sederhana namun tetap terlihat manis.

Aku lalu memasukan foto itu kedalam tas ranselku, Kinar memberi masukan kepadaku jika nanti sudah mempunyai uang yang cukup belilah ponsel, hampir saja terlupa, untung saja Kinar mengingatkan. Aku bukan gadis yang terbiasa menggunakan fasilitas ponsel apalagi sebelumnya aku tinggal di pesantren, di pesantren yang memiliki ponsel pun hanya boleh di gunakan sesekali untuk menelfon itu juga dengan waktu yang sangat terbatas dan ponselnya tidak dipegang sendiri, melainkan oleh pihak pesantren.

Selesai berkemas-kemas Kinar berpamitan pulang, tidak lupa aku mengucapkan terimakasih banyak pada Kinar.  Setelah Kinar pulang, aku meminta izin kepada Ibu untuk nyekar ke makam almarhum Bapak, Ibu langsung menyetujuinya dan aku pun langsung bergegas ke pemakaman umum di desaku dengan berjalan kaki karena kebetulan tidak jauh dari rumah.

Sesampainya di pintu area pemakaman, aku membuka sandalku, membuka sandal saat berada di area pemakaman merupakan salah satu adab berziarah, tidak lupa juga aku mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum masuk.

“ Assalaamu’alaikum yaa ahlil qubuuri, yaghfirulloohu lanaa, wa lakum antum salafunaa, wa nahnu bilatsari.” (keselamatan untuk kalian wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni kami dan kalian, sedangkan kalian telah mendahului kami dan kami akan mengikuti kalian).

Aku masuk kedalam menuju makam Almarhum Bapak, aku menatap makam Bapak, aku teringat nasehat Ustad kala aku belajar di pesantren bahwa sebaik-baiknya peringatan adalah kematian. Aku pasti akan menyusul Bapak, cepat atau lambat, kita harus memperbayak amal dan memperdalam taqwa karena kematian itu seperti hujan. Hujan turun tidak pernah menunggu kita sudah atau belum sedia payung, demikian pula kematian, ia akan datang menjemput setiap saat, tidak peduli kita sudah atau belum siap menyambutnya.

Aku menghadap kiblat lalu mulai mulai membaca doa “Allahummagfirli ahli baqi’il gharqad.” Lalu aku melanjutkan membaca surat pendek dan beristigfar dengan niat di sedekahkan untuk Bapak. Setelah selesai aku segera pulang ke rumah karena hari sudah semakin siang dan aku belum memasak untuk Ibu.

Terpopuler

Comments

Syahrial 01

Syahrial 01

saya setuju.... karena kesabaran tak ada batas nya...

2023-02-06

1

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

anak sholeha😍

2022-03-11

0

Fitri Yenni

Fitri Yenni

masyallah semoga novel ini juga jd ladang pahala buat mu ya Thor...bnyak ilmu dan pesan kehidupan yg di sampaikan dalam setiap bab dan novel2 mu...

sehat2 selalu ya Thor...biar selalu berkarya dan semakin bnyak novel2 barunya di NT

2022-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!