Kamen Rider Zero One: Teyvat Crisi
3. sayap kematian di tengah badai
Langit Fontaine gelap sepenuhnya
Hujan seperti jarum, menghantam tanah tanpa henti
Aether berdiri di tengah lapangan kota yang hancur, Armor zero-one nya retak di beberapa tempat setelah pertarungan sebelumnya
Paimon, yang biasanya ceria, kini diam di puncaknya, wajah penuh kekhawatiran.
Tiba-tiba...
Udara berubah.
Suaranya whirrr mekanis terdengar, diikuti desiran angin aneh.
Dari atas reruntuhan sosok bersayap merah meluncur turun
Armor hitam merah berkilau di bawah kilat.
Kamen rider jin
target terdeteksi
Kamen rider jin
Eksukusi dimulai
Suaranya datar, robotik, tanpa nada
Aether refleks mengaktifkan stance bertarung
Namun sebelum dia sempat beraksi lebih, jin sudah bergerak
Dalam satu gerakan, jin menghantam aether keras ke dinding batu
Batu retak, debu beterbangan
Paimon
Aether!! Hati-hati! Dia... Dia berbeda *berteriak*
Aether bangkit, merasakan berat di tubuhnya.
Jin bergerak lagi — serangan beruntun, kecepatan hampir tak terlihat.
Tendangan, pukulan cakar mekanik... Semuanya terprogram untuk menghancurkan dengan efisiensi sempurna.
Aether mencoba bertahan, menangkis satu dua serangan, namun perbendaan kekuatan terasa jelas.
Jin menyerang tanpa ragu.
Tanpa takut.
Tanpa bicara.
Aether mengaktifkan shining hopper mode — meningkatkan kecepatan dan refleks.
Ia berhasil membalas satu pukulan, menghantam jin ke tanah.
Tetapi saat debu mereda... Jin bangkit tanpa cedera.
Seperti mesin yang di-reset ulang.
Resistensi terdeteksi.
Mode eliminasi diaktifkan.
Sayap mekanis jin terbuka penuh — bilah-bilah logam tajam bermunculan, berputar seperti pisau badai.
Jin menukil ke arah aether Dengan kekuatan yang bisa memotong baja.
Aether melompat menghantam puncaknya — Armor zero-one robek percikan listrik berterbangan.
ledakan kecil melemparkan aether ke tanah.
Armor-nya berkedip lemah.
Paimon melayang di atasnya, putus asa.
Paimon
Kau bukan mesin sepertinya... Kau lebih dari itu
Aether, di ambang kesadaran, mendengar suara samar: potongan-potongan masa lalu... Tangisan... Janji... Dan sosok-sosok yang perlahan menjauh darinya.
aether
(Kenapa aku masih berjuang...?)
Suara hatinya sendiri : untuk dirimu sendiri
Aether perlahan bangkit, Armor zero-one berkilat lagi,meski retak.
Ia menggengam satu progrise baru yang muncul di tangan kirinya — bercahaya keemasan, berbeda dari yang lain.
Armor baru membentuk perisai besar di lengannya.
Bukan untuk menyerang... Tapi untuk bertahan.
saat jin meluncur sekali lagi, aether menahan serangan itu dengan seluruh kekuatan.
Percikan listrik meledak di udara
Aether mendorong jin ke udara membuat nya pergi jauh dari Fontaine
Paimon berteriak penuh harapan
Paimon
Itu dia, aether! Kau bukan hanya mesin bertarung! Kau punya hati!!
dari kejauhan, di balik kabut, Ken menonton sambil menyeringai.
ken
Kalau begitu, mari kita lihat... Seberapa jauh kau bisa melawan takdirmu, zero-one.
Comments