2. percikan cahaya dalam duka

Angin dingin meniup sisa sia reruntuhan Fontaine.
Bau logam terbakar dan asap memenuhi udara
Aether berdiri di atap gedung yang setengah hancur, menatap kota yang baru saja ia selamatkan.
Orang-orang bersorak, memuji sosok misterius itu, tetapi aether tahu — pujian itu hampa.
Sama seperti janji-janji kosong dari masa lalunya.
Helm zero one perlahan terbuka, memperlihatkan wajah aether Yang basah oleh hujan — dan air mata yang tak terlihat.
Di sampingnya, Paimon melayang, ragu untuk berbicara.
Beberapa saat berlalu sebelum akhirnya Paimon membuka suara.
Paimon
Paimon
Kau... Hebat tadi, aether *berkata pelan*
Paimon
Paimon
Tapi aku tahu... Ini bukan hanya tentang bertarung, kan?
Aether Tidak menjawab.
Ia hanya memandang ke kejauhan, mata kosong
Paimon menarik nafas panjang, seolah memberanikan diri.
Paimon
Paimon
Aku harus jujur
Paimon
Paimon
Sabuk itu — zero-one driver — bukan sembarang benda.
Aether akhirnya berbalik, menatap Paimon.
Paimon
Paimon
Kau pernah... Menjadi sesuatu yang lebih dari ini
Paimon
Paimon
Kau bukan manusia biasa.
Paimon
Paimon
Kau adalah bagian dari... Sesuatu yang besar. Sesuatu yang bahkan dunia ini berusaha lupakan.
Kilatan ingatan singkat melintas di kepala aether.
menara tinggi... Senjata aneh... Jeritan orang-orang...
Paimon melanjutkan, suaranya getir.
Paimon
Paimon
Ada masa lalu yang kau tinggalkan.
Paimon
Paimon
Ada kesalahan...
Paimon
Paimon
Ada kehancuran yang... Mungkin, kau juga terlibat di dalamnya.
Paimon
Paimon
Aku tidak tahu semuanya.
Paimon
Paimon
tapi aku tahu satu hal....
Paimon
Paimon
hanya kau yang bisa menghentikan kegelapan ini, aether.
Aether mengepalkan tinjunya.
Dirinya, penyelamat?
atau mungkin... Perusak yang mencuba menebus dosa?
Ia menunduk, suara hujan menenggelamkan pikirannya.
Semua rasa sakit, pengkhianatan, ketidakpercayaan — semua itu kini menjadi bahan bakar bagi langkah barunya.
Paimon mendekat, wajah kecilnya serius.
Paimon
Paimon
Aku akan membantumu? Aether sampai kebenaranmu terungkap... Sampai dunia ini tahu siapa kamu sebenarnya.
Untuk pertama kalinya, aether menatap Paimon dengan sedikit kehangatan.
Masih ada satu makhluk yang percaya padanya, tanpa syarat.
aether
aether
Baiklah *berkata pelan*
aether
aether
Aku akan terus maju
aether
aether
Untuk kebenaranku sendiri
Paimon tersenyum kecil.
Di kejauhan, petir menyambar langit.
Dan di atas menara tertinggi Fontaine, dalam bayang bayang badai, Ken menyaksikan percakapan itu.
Ia tertawa pelan.
ken
ken
Baguslah... Teruslah berjuang, zero-one.
ken
ken
Kerana mulai besok, ujianmu yang sebenarnya akan dimulai.
Matanya bersinar merah
Chapter 2 end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!