Hari menjelang pagi.
Dimana Keluarga Setyawan sudah ada dimeja makan, semuanya sudah melakukan sarapan dengan sangat tenang sekali hanya ada suara sendok saja.
Hari ini Rissa terlihat begitu sangat cantik sekali, dia menggunakan dress biru malam dengan rambut yang dikuncir setengah lalu polesan pewarna bibirnya.
Dimana Rissa merasa tidak ada nafsu untuk sarapan pagi ini, semalam juga dia tidak terlalu nyenyak tidurnya karena memikirkan tentang pernikahan ini.
Sekali-kali dia menghelankan nafasnya membuat Farrel dan Ferry menatapnya.
" Rissa, setelah sarapan kita akan pergi ketempatnya Om Danu" ucap Darius membuat Rissa menganggukkan kepalanya saja
Dimana Farrel dan Ferry langsung bangun dari duduknya.
" Maaf Rissa, aku tidak bisa ikut untuk melihatnya karena di Perusahaan sedang melakukan rapat" ucap Farrel sambil mencium puncak kepala Rissa dan pergi
" Aku juga begitu, maafkan aku Rissa" sahut Ferry sambil mencium puncak kepala Rissa dan pergi
Rissa hanya bisa menatap kepergian kedua kakaknya, padahal dia berharap bahwa kedua kakaknya akan ikut mengantarnya.
Namun ternyata, mereka berdua tidak ingin melihatnya karena sangat sedih sekali Rissa harus dipaksa untuk menikahi seorang pria autisme.
" Tidak apa-apa Rissa, ada Papa yang akan menemanimu" ucap Darius membuat Rissa menganggukkan kepalanya
Rissa hanya melanjutkan kembali sarapannya setelah dia menganggukkan kepalanya.
" Kalau begitu habiskan sarapanmu dengan cepat" perintah Darius kepada Rissa
" Baik pa" jawab Rissa dengan nada lemahnya
****
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam lebih pada akhirnya Darius dan Rissa tiba dikediamannya Redman.
Mereka turun dari mobilnya setelah memarkirkannya, lalu mereka berjalan mengarah pintu serta. Namun saat tiba didepan pintu dengan cepatnya Darius menekan tombol bel.
Ting. Tong. Ting. Tong.
Jantungnya berdebar kencang sekali, Rissa begitu sangat gugup ini untuk pertama kalinya dia bertemu dengan seorang pria bahkan pria itu lebih tua dibandingkan dirinya.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya terdengar suara kuncian pintu terbuka serta pintunya terbuka.
" Maaf tuan, anda mencari siapa?" tanya Pelayan itu
" Apa Tuan Danu ada dirumah?"
" Oh ada tuan, apakah anda sudah ada janji dengan beliau?" tanya Pelayan kembali
" Sudah"
" Baiklah silahkan masuk tuan mereka sedang ada diruang tengah, saya akan mengantarkannya"
Darius menganggukkan kepalanya lalu mengikuti pelayan itu yang mengantarkan mereka pada Danu.
Dimana Rissa mengikuti dari belakang namun dengan wajah yang begitu sendu sekali.
" Permisi tuan, ada tamu untuk anda" ucap Pelayan itu kepada Danu
Saat Danu melihatnya kini dia tersenyum.
" Kemarilah Darius" ucap Danu kepada Darius
Darius hanya menganggukkan kepalanya serta dia membawa Rissa untuk duduk bersama Danu dan Agita.
" Apakah ini putrimu yang kamu ceritakan itu Darius?" tanya Danu kepada Darius
" Benar dia adalah putriku yang selalu aku ceritakan itu" jawab Darius dengan wajah tersenyumnya
" Dia benar-benar sangat cantik sekali dan sangat mirip dengan mendiang istrimu"
Darius hanya tersenyum saja, dimana Darius mencolek Rissa agar dia memperkenalkan dirinya.
Karena Rissa paham kini dia bangun dari duduknya dan memperkenalkan dirinya.
" Selamat pagi Om dan Tante, saya adalah Rissa Amanda Soraya, salam kenal" ucap Rissa dengan nada sopannya
Sebenarnya dia hanya terpaksa tetapi demi semuanya berjalan dengan baik dia harus melakukannya.
Danu dan Agita tersenyum saat Rissa memperkenalkan dirinya, kini tanpa basa-basi lagi Danu menyuruh Agita untuk membawa Rissa bertemu Elwin.
" Baiklah, Mi tolong bawa Rissa untuk bertemu dengan Elwin"
" Baik pi" sahut Agita dengan cepat" Ayo Rissa saya akan membawamu bertemu dengan Elwin" sambung Agita
Rissa hanya bisa menganggukkan kepalanya saja, ingin sekali menoleh kearah Darius tetapi apalah daya bahwa tidak ada pembelaan sekali.
Rissa mengikuti Agita yang sedang menuju kamarnya Elwin, saat tiba didepan kamarnya dimana Agita membuka kunci kamarnya.
Hal itu membuat Rissa merasa bingung mengapa harus dikunci?
" Masuklah, dia ada didalam sana" ucap Agita kepada Rissa
" Baiklah tante" jawab Rissa dan masuk kedalam kamar itu
Saat Rissa masuk, Agita menutup kembali pintunya serta menguncinya. Rissa benar-benar tidak paham sebenarnya mengapa harus dikunci?
Kini Rissa menatap kearah depan, terlihat seorang pria sedang duduk dikursi tepat pandangannya mengarah jendela.
" Permisi" sapa Rissa kepada Elwin
Seketika Elwin langsung menoleh kearah suara tersebut, namun saat dia menoleh Elwin merasa sangat ketakutan sekali.
" S-siapa kamu?" tanya Elwin dengan nada gemetarnya
" A-aku Rissa" jawab Rissa dengan gugupnya
" Rissa?" ulang Elwin dengan begitu takutnya" U-untuk a-apa kamu kemari?" tanya Elwin kembali
" Apa Om Danu serta Tante Agita sudah mengatakannya kepadamu kedatanganku hari ini?"
" T-tidak a-ada" jawab Elwin dengan cepatnya
Rissa merasa sangat terkejut saat mendengar ucapannya Elwin, bagaimana bisa mereka berdua tidak ada mengatakannya kepada Elwin?
" K-kalau b-begitu k-kamu keluar d-dari sini" ucap Elwin membuat Rissa terkejut
Rissa hanya bisa menghelakan nafasnya saja, ingin sekali dia keluar tetapi pintunya dikunci oleh Agita.
" Bagaimana aku bisa keluar kalau pintunya dikunci?"
Elwin mencoba untuk memberanikan dirinya menatap kearah Rissa yang masih berdiri didepan pintu.
" L-lalu kedatanganmu k-kemari?" tanya Elwin
Rissa menarik nafasnya begitu dalam sekali lalu dia menghembuskan secara perlahan-lahan mencoba untuk menenangkan dirinya.
" Karena aku adalah calon istrimu" jawab Rissa membuat Elwin terkejut
" C-calon i-istri?" ulang Elwin dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak" J-jangan bercanda k-kamu, tidak ada yang mau denganku" sambung Elwin
" Aku tidak bercanda, memang kenyataannya seperti itu bahwa aku adalah calon istrimu dan kita akan menikah diminggu depan" jelas Rissa
" P-pembohong" teriak Elwin membuat Rissa terkejut" J-jangan b-bermain denganku, t-tidak ada orang didunia ini mau bersamaku, k-karena aku a-autis" sambung Elwin dengan nada teriaknya
Rissa merasa ketakutan sekali, dimana terlihat Elwin begitu sangat lepas kendali. Ada rasa marah didalam dirinya ada rasa takut juga. Dimana Elwin menutup kedua telinganya dengan tubuh yang begitu gemetar sekali.
Rissa sebenarnya tidak tega melihatnya seperti itu, namun apalah daya jika dia maju mungkin bisa saja Rissa diserang oleh Elwin.
" T-tidak a-ada orang yang bersamaku, m-mereka mengatakan bahwa aku hanyalah beban untuk mereka" teriak Elwin kembali namun kini diikuti dengan air mata
Rasanya begitu sesak sekali melihat dia menangis berkata seperti itu, apa jangan-jangan selama ini Elwin diperlakukan bukan seperti anak? Namun melainkan seperti tahanan.
Sedangkan saja pintunya dikunci, firasat yang dirasakan oleh Rissa sepertinya mengatakan itu benar bahwa Elwin dikurung dikamar ini.
" Hey, tenangkan dirimu" ucap Rissa mencoba menenangkan Elwin
" Diam dan pergi dari sini" teriak Elwin kembali
Rissa yang sangat kebingungan kini dia benar-benar tidak tau harus apa, tetapi dia tidak menyerah begitu saja.
Dimana Rissa memberanikan dirinya untuk mendekat kearah Elwin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Aditya hp/ bunda Lia
yakin setelah bersama Rissa pasti sembuh bermohonlah sama othor ... 🤭
2025-04-28
0
cintah_jeno
semangat kak
2025-04-27
1