Chapter 04

...Ketika siang sepenuhnya tiba, Viola telah selesai bersiap. Gaun seksinya membalut tubuhnya, dan sentuhan makeup tipis yang disiapkan Nyonya Amalia di kamar pelayan nyaris tak terlihat. Semua persiapan ini ia lakukan diam-diam, tak ingin ibunya tahu tentang rencananya untuk menemui seorang pria yang dimaksud ibu tirinya....

"Bi," bisik Viola, "jika Mama bertanya nanti, tolong katakan saja aku sedang pergi membeli bahan makanan."

"Tentu, Nona," jawab Bibi dengan anggukan kecil.

...Viola segera meraih jaket yang tergeletak di kasur pelayan, menyembunyikan tubuhnya yang hanya terbalut gaun seksi yang berwarna hitam. Ia melangkah keluar kamar, matanya awas mengamati sekeliling rumah, memastikan ibunya tak melihatnya....

"Cepat, jangan membuat orang menunggu!" desis Nyonya Amalia dari ambang pintu.

...Tanpa menjawab, Viola bergegas menuju mobil mewah yang telah menanti di depan. Mobil itu meluncur pergi, lenyap dari pandangan Nyonya Amalia....

"Selamat menikmati waktumu, gadis busuk," gumam Nyonya Amalia, senyum licik tersungging di bibirnya, sebelum menutup pintu.

🌺

🌺

🌺

...Perasaan tidak nyaman terusik sepanjang perjalanan. Viola berkali-kali mencoba menarik turun gaun seksinya yang terus saja tersingkap naik setiap kali ia sedikit bergerak....

"Ugh, gaun ini benar-benar menyebalkan," gumam Viola sambil menghela napas pendek.

"Nona?" sapa sopir dengan nada bertanya, menyadari perubahan suasana hati penumpangnya.

"Tidak... bukan apa-apa," jawab Viola, mencoba terlihat tenang meski raut wajahnya menunjukkan sebaliknya. "Hanya... sedikit excited."

...Sopir itu hanya mengangguk singkat, tetap fokus mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang menuju restoran mewah. Setibanya di sana, mereka turun....

"Silakan ikuti saya, Nona," ajak sopir itu, berjalan lebih dulu diikuti Viola dari belakang.

...Sejak tadi Viola sudah merasa risih dengan gaunnya, dan kini tatapan lapar orang-orang di sekitarnya membuatnya semakin tidak nyaman....

"Pak, tempatnya di mana?" tanya Viola dengan nada sedikit mendesak.

"Kita akan segera sampai, Nona," jawab sopir itu tanpa menghentikan langkahnya.

...Viola semakin erat memeluk jaketnya, berusaha menutupi tubuhnya meski sia-sia. Kaki jenjang dan paha putih mulusnya tetap terlihat, sukses membuat para pria di lobi restoran semakin gelisah mencuri pandang....

...Langkah mereka tiba di depan lift. Saat pintu terbuka, Viola mendongak hendak masuk, namun urung ketika matanya bertemu dengan sorot tajam seorang pria berjas hitam. Tubuhnya tinggi tegap, dan tatapannya intens bagai elang yang mengincar mangsa....

"Nona, mari," ajak sopir itu sambil melangkah masuk ke dalam lift.

"Ah, i-iya," jawab Viola tersentak, berusaha menyembunyikan keterkejutannya dan segera melangkah masuk ke dalam lift.

...Berdiri tepat di hadapan pria berjas hitam itu, Viola merasakan jantungnya berdebar semakin kencang saat pintu lift tertutup dan mulai bergerak naik. Namun, tiba-tiba lift berhenti dan pintu kembali terbuka, beberapa orang masuk, memaksa Viola mundur hingga tubuhnya tanpa sengaja bersentuhan dengan pria tersebut....

Deg!

Ya Tuhan... kapan lift ini sampai? batin Viola semakin panik.

...Pintu lift kembali tertutup dan perlahan bergerak naik. Dalam keheningan yang canggung, tubuh mereka yang berdekatan membuat Viola merasakan sesuatu yang kenyal dan panjang, menyerupai belalai gajah, menyentuh punggungnya. Matanya membulat sempurna, dan dengan cepat ia membalikkan tubuh, menghadap pria itu....

"Dasar mesum!" bentak Viola dengan suara meninggi, mendongak menatap wajahnya.

...Sontak, semua mata di dalam lift tertuju pada mereka. Namun, tatapan itu segera beralih, menghindari kontak mata dengan pria yang baru saja dibentak Viola....

"Apa maksudmu, Nona?" tanya pria itu dengan nada tenang, membalas tatapan marah Viola dengan sorot mata dingin yang menusuk.

Viola menundukkan kepalanya sejenak, matanya tertuju pada bagian bawah tubuh pria itu yang kini tampak semakin menonjol, seolah ada sesuatu yang berdenyut di balik kain celananya. "Jaga sikap Anda, Tuan," ucap Viola dengan suara bergetar, antara marah dan malu.

Pria itu menyunggingkan senyum sinis. Ia membungkuk sedikit, mendekatkan bibirnya ke telinga Viola dan berbisik rendah, "Ini reaksi alami seorang pria. Jika kau mau, kau bisa mencobanya." Pria itu menegakkan tubuhnya dengan seringai puas, namun tiba-tiba...

Plak!

...Tamparan Viola menggema di ruang sempit lift, menciptakan keheningan yang mencekam. Sopir dan penumpang lainnya membeku, terkejut bukan hanya oleh aksi nekat Viola, tetapi juga oleh keberaniannya menghadapi pria yang jelas-jelas memiliki kekuasaan dan ditakuti banyak orang....

"Kau pikir aku bisa kau lecehk4n begitu saja?!" hardik Viola dengan suara bergetar namun penuh keberanian.

"Nona, jangan... mohon berhenti," lirih sopir itu ketakutan, berusaha menarik Viola menjauh dari pria yang kini giginya gemeletuk menahan murka, tatapannya mengintimidasi.

"Tidak! Dia yang salah, dia... dia..." Viola frustrasi, kata-kata yang ingin diucapkannya terasa tercekat di tenggorokan.

Ting!

...Pintu lift terbuka lebar. Tanpa sepatah kata pun, sopir itu menarik paksa lengan Viola, membuatnya meronta kaget. Namun, sopir itu tak menggubrisnya dan segera menyeret Viola keluar dari lift, membawanya menjauh menuju ruang makan siang yang dimaksud, baru kemudian melepaskan cengkeramannya....

"Nona, apa Anda tidak mengenali tuan tadi?" tanya sopir dengan nada cemas, sambil mengusap keringat dingin yang mengalir deras di pelipisnya.

"Memangnya kenapa? Dia itu mesum, Pak!" jawab Viola sengit.

"Astaga... sebaiknya Nona segera masuk. Tuan sudah menunggu Anda di dalam," sela sopir itu panik, membuka lebar pintu ruangan.

...Dengan langkah berat dan raut wajah kesal, Viola memasuki ruangan. Sopir itu segera menutup pintu di belakangnya dan berdiri berjaga di depannya. Baru saja ia menghela napas lega, matanya tanpa sengaja menangkap sosok pria tadi berjalan ke arahnya. Beberapa pria berwajah garang mengekor di belakangnya. Seketika, sopir itu menundukkan kepala dalam ketakutan....

...Pria itu hanya menyunggingkan senyum sinis, tatapannya merendahkan saat melewati sopir yang membungkuk, lalu terus berjalan dan memasuki ruangan lain tak jauh dari sana....

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Tiara Bella

Tiara Bella

msh menyimak....

2025-04-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!