LiBaW — BAB 02

MENJADI TAHANAN

DARRR!! Tanpa pikir panjang, Dom menembak pria tua tak bersalah itu karena bagaimanapun, dia ada di tempat kejadian.

“No... Help me please, Ya Rabb!” Lirih Nisa menahan tangisnya saat melihat dengan jelas.

Saking paniknya, dia langsung berlari ke arah lorong menuju jalan raya. Dengan tatapan tajam, Dom melihat sosok wanita dengan pakaian putih panjang tertutup dari atas ke bawah berlari setelah melihat pembunuhan tersebut.

Tentu saja, Dom mengarahkan pistolnya ke arah Nisa, dan menekan pelatuk pistolnya, namun— Tek! “Shit!” umpatnya, membuang pistol tersebut saat peluru sudah habis.

Melihat itu, Mike selaku asisten Dom. Pria itu dan tiga anak buah lainnya berlari sekencang mungkin hingga berhasil menghalangi jalan Nisa.

Kini wanita malang itu mengehentikan larian nya dan mengangkat kedua tangannya saat dia sudah meras terpojok.

“Please, no! Tolong jangan menembak, aku benar-benar tidak tahu apa-apa, aku... Aku tidak tahu!” ucap Nisa dengan napas naik turun dan cemas luar biasa saat para pria garang tadi menatapnya dengan todongan pistol. Kini kedua matanya basah dan bibir bergetar.

Mike memaksa Nisa untuk berjalan ke arah Dom Torricelli selaku bos mereka dan berdiri tepat di sebelah jasad menteri perdagangan itu.

“Siapa yang mengirim mu?” tanya suara dingin, serak dan berat sungguh suara itu bak angin dingin di keheningan malam yang membuat bulu kuduk berdiri.

Nisa mencoba tenang dan masih berdiri tegap serta dua tangan terangkat. “Tidak ada. Ak-aku hanya ingin lewat menuju bandara.” Jawab Nisa dengan jujur. Tentu, karena dia seorang muslim, dan dia tidak akan berani berbohong.

Mendengar itu, Dom berkerut alis. Menarik lengan kanan Nisa yang mana wanita itu mencoba menari dirinya dan menghindar. Namun tenaga pria itu lebih besar.

Sambil gemetar dan menunduk, Nisa bisa merasakan cengkraman kuat di lengannya saat ini.

“Kau tahu siapa pria ini?” tanya Dom dengan jarak dekat, padahal pria itu tahu bahwa wanita yang berdiri di depannya saat ini adalah seorang Muslim yang tak akan dekat-dekat dengan yang bukan muhrimnya.

Sedikit melirik ke sosok pria yang tergeletak dengan bersimbah darah. Nisa menarik napas dalam-dalam. “Di-dia seorang menteri.” Jawabnya dengan jujur.

Tentu saja dia tahu, karena Nisa sudah tinggal cukup lama di Amerika. Tapi kenapa orang-orang itu membunuh seorang menteri yang seharusnya berada di Washington DC?

Mengetahui bahwa Nisa mengenal sosok jabatan menteri tadi. Dom semakin mendekatinya. “Lepaskan aku... Aku tidak bermaksud melihat semua ini. Sungguh!” lirih Nisa yang mulai meneteskan air matanya.

Sudah cukup dia bisa lepas dari pria bajingan seperti Gerrard dan kini—

Pria itu menatap lekat wajah cantik Nisa saat wanita itu juga menatapnya sendu, seperti wanita lain dengan tampang biasa saja, namun anehnya, Dom melihat ketenangan di wajahnya yang membuat dia berkerut alis marah sekaligus heran.

“Sumpah demi Tuhan ku, aku tidak tahu apapun selain penembakan itu. Dan aku tidak akan memberitahu siapapun. Biarkan aku pergi.” Pinta Nisa dengan suara lirih sedikit gemetar. Namun pria itu tidak mendengar adanya permohonan di kata-kata Nisa.

“Aku tidak percaya dengan Tuhanmu, sekalipun kau bersumpah.” Balas Dom yang langsung membuat Nisa berani menatapnya.

Sungguh? Nisa tak percaya akan bertemu dengan pria pendosa seperti Dom Torricelli.

Pria itu melepaskan cengkraman nya, meraih pistol yang Mike berikan dan menodongkan ke arah Nisa yang nampak menangis tertahan dan tertunduk pasrah dengan kedua tangan yang masih terangkat ringan.

“Akan aku kirim kau bertemu Tuhanmu.”

Tentu saja Nisa mulai pasrah dan memejamkan matanya. Sekalipun dia menggeleng, mereka tidak akan percaya.

“Asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah! Asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah! (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan rasul Muhammad adalah utusan Allah)!” tanpa henti Nisa mengatakan syahadat berulang kali saat dia sudah mulai pasrah bila harus tewas malam ini.

Entah kenapa mendengar dan melihatnya justru membuat Dom berkerut alis, namun tangannya seakan kaku karena terpaku. Ada sesuatu yang mengganjal, namun membuatnya bingung.

“Tuan Dom!” panggil Mike menyadarkan pria itu saat seorang anak buahnya berlari ke arahnya.

Tentu saja Dom menoleh dan menatap tajam ke anak buahnya tadi.

“Ada dua polisi menuju kemari, Tuan.” Ucap anak buahnya.

Nisa yang mendengarnya merasa lega karena polisi akan datang dengan tepat waktu.

“Ikat dia dan masukan ke bagasi.” Pinta Dom kepada Mike dengan cepat.

Tanpa pikir panjang para pria tadi mengingat Nisa yang mencoba berteriak dan meronta, namun mulutnya langsung ditutup plaster, kedua tangan dan kaki di ikat. Sungguh! Dia diperlakukan seperti tidak manusiawi.

Benar saja, dua polisi datang dan terkejut melihat adanya 4 jasad pria, namun tidak ada siapapun di sana. Ya! Dom dan anak buahnya berhasil pergi lebih cepat.

[“Kecoh mereka.”] Pinta Dom yang saat ini menyetir mobilnya sendirian, bersama Nisa yang ada di bagasi mobil.

[“Saya mengerti, tuan.”] Balas Mike yang berada di mobil lain bersama anak buah Dom yang lain.

Brugh! Brugh!!

Suara gaduh dari bagasi mobil sekilas membuat Dom melirik ke arah spion. Dia sadar ada wanita di sana, namun dia sengaja mengabaikannya.

Sementara Nisa saat ini mulai berkeringat dan terlihat bingung harus berbuat apa. Kepalanya ditutupi oleh kantong kain hitam yang membuatnya sulit mencari sesuatu. -‘Aku mohon bantu aku...’ Batin Nisa yang bersedih dan terisak dalam hati saat dia tak bisa melakukan apapun.

...***...

Selang beberapa menit menempuh perjalanan. Kantong kain ditarik sehingga Nisa dapat melihat sosok pria tampan bermata silver tajam yang kini menatapnya lekat.

Tanpa pikir panjang, pria itu membopong tubuh Nisa bak karung beras dalam keadaan kedua tangan terikat ke belakang. Tentu saja Nisa membulatkan matanya saat pria itu benar-benar menyentuhnya. “MMMPPPPP!!!!!” teriaknya mencoba meronta.

“Diam lah jika kau tidak ingin ku banting di tanah.” Ancam Dom dalam bahasa Inggris.

-‘Tenang Nisa, kau masih memiliki kesempatan untuk hidup, jangan disia-siakan!’ batin wanita itu yang mulai memperhatikan keadaan sekitar.

Tempat yang tak asing, tempat latihan untuk pacuan kuda? Dom membawanya ke kandang kuda, namun tak ada hewan di sana dan tempat itu lumayan bersih juga bergaya vintage.

Sampai di salah satu kandang kuda. Dom menurunkannya, melepaskan plaster di bibir Nisa yang saat ini berdiri.

“AKU BERSUMPAH KAU AKAN MENDAPATKAN HUKUMAN KARENA MEMPERLAKUKAN SEORANG WANITA DENGAN TIDAK MANUSIAWI!" kesal Nisa yang mulai emosi dan menatap marah ke sosok Dom Torricelli yang hanya menatapnya tajam.

“Dan kau akan terbiasa dengan itu.” Balas dingin tak berhati, Dom membalik kasar tubuh Nisa dan memojokkannya ke dinding.

“Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!! Jangan berani menyentuh ku, dasar pria kurang ajar! Kau akan mendapat ganjarannya. Semoga Allah mengampuni mu!” kesal Nisa yang masih mengoceh.

Dom hanya melirik sekilas ke wanita itu dan mengeluarkan benda berbentuk oval dari saku celananya yang rupanya adalah pisau kecil.

Srekk! Tanpa banyak bicara, pria itu memotong ikatan tali di tangan Nisa.

Hendak berbalik untuk melawan, Pria itu kembali menahan tangan kiri Nisa ke belakang dan memepetnya ke dinding. “Kendalikan dirimu jika kau ingin selamat. Aku akan mengurus mu setelah ini.” Bisik Dom dari belakang.

Nisa menelan ludahnya kasar saat dia bisa merasakan napas panas pria itu di telinga kanannya. Hingga akhirnya Dom melepaskannya dan pergi keluar, namun dia tak lupa untuk mengunci kandang tersebut.

“HEYY!!! LEPASKAN AK— ” Brugh! Nisa terjatuh saat dia lupa bahwa kedua kakinya masih terikat.

Sementara Dom sudah pergi. Apa yang bisa wanita itu lakukan selain diam, menunduk di tanah sembari menangis berharap dia bisa keluar dan selamat.

Pakaian warna putihnya terlihat kotor dan lusuh, terdapat noda darah dari tangan Dom juga. Dia benar-benar kotor!

Terpopuler

Comments

sagi🏹

sagi🏹

sebenarnya di bab awal apa wanita yang di maksud itu nisa ya Thor.

2025-04-29

1

Tiara Bella

Tiara Bella

kasian bngt Nisa ...dia salah ditempat yg tak seharusnya dia lewatin...tp dia mw kebandara ya hemmmm

2025-04-28

1

Delvyana Mirza

Delvyana Mirza

Sabaar Nisa,pelan2 ntar ada kesempatan baru melarikan diri tu pun kalau bisa ya,

2025-04-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!