LiBaW — BAB 03

LAWAN YANG SALAH

Semalaman, Nisa meratapi nasibnya, berulang kali dia mencoba mengintip keluar walaupun terhalang oleh jeruji besi. Air matanya tak berhenti keluar, bila kering, maka air matanya akan kembali keluar. Namun Nisa tak pernah berhenti berdzikir untuk menambah kekuatannya.

”Aku mohon tolong aku... Aku mohon bantu aku, Ya Rabb!“ lirih Nisa yang saat ini duduk di tumpukan karung berisi makanan ternak.

Tempat yang sangat dingin dan sunyi, bahkan najis.

...***...

Sementara di ruangan yang bersih, terlihat satu mobil hitam baru saja datang, dan Dom yang berdiri menunggu anak buahnya kembali dari kejaran polisi tadi, kini pria berkaos hitam itu menatap ke arah Mike, si asisten setianya yang datang bersama satu anak buahnya juga.

”Ada informasi apa? Bagaimana dengan para polisi sialan itu?“ tanya Dom sembari berkacak pinggang.

”Mobil Jef terbakar saat pengejaran, tapi itu berhasil membuat saya kabur. Mereka akan mencari, tapi saya sudah mengurus nya, Tuan.“ Jelas Mike dengan tegas seperti biasa.

Mendengar itu, Dom mengangguk-anggukkan kepalanya kecil, lalu ia duduk di sofa singel warna hitam yang berada di teras rumah minimalis yang memang tempat khusus untuk si penjaga tempat itu tinggal.

”Duduklah.“ Pinta Dom dengan santai kepada kedua anak buahnya itu sehingga mereka duduk seperti yang bosnya mau.

Sembari menatap ke pemandangan lahan luas pacuan kuda, Dom meneguk segelas beer. Begitu juga dengan anak buahnya. Ya! Tempat itu adalah miliknya sendiri, namun masih belum diisi karena tempat itu baru saja dibeli oleh Dom beberapa hari yang lalu saat dia datang ke California.

Tak diragukan lagi bagaimana cara Dom memperlakukan anak buahnya dengan adil. Jika mereka tidak membuat kesalahan, maka Dom tidak akan marah apalagi membunuh. Namun sebaliknya.

Pria bermata silver itu melirik sekilas ke arah koper hitam dan tas kecil milik Nisa. Dengan berkerut alis, Dom kembali menata ke anak buahnya tadi.

”Cari tahu informasi tentang wanita itu. Dan bakar tasnya.“ Pinta Dom kepada pria yang duduk di sebelah Mike.

”Baik Tuan! Jika berkenan, saya permisi!“ pamit pria itu yang hanya dibalas singkat oleh Dom, seperti— ”Hm.“

Kini tinggal Dom Torricelli dan Mike si asisten yang duduk dan menikmati minuman beer. Sedangkan Mike mengamati bosnya seolah dia ingin mengatakan sesuatu yang seharusnya Dom perintahkan kepadanya.

”Maaf, Tuan! Anda tidak menyuruh saya mengirim pesan kepada tuan Christian?“ tanya Mike yang sekedar mengingatkan saja.

Mendengar itu, Dom meletakan gelasnya dan menatap datar. ”Biarkan saja dia mencaritahu sendiri. Aku ingin bersantai, you know!“ ujar Dom yang dimengerti oleh Mike sendiri.

Mike tahu, bosnya hanyalah anak tiri dari Christian dan Ada Vesper. Tak heran jika Dom sesekali harus menuruti kemauan ayah tirinya itu sebagai timbal balik atas apa yang sudah Christian lakukan untuknya di masa lalu.

”Bagaimana dengan wanita itu? Apa perlu saya membunuhnya?“ tanya Mike sekali lagi. Mendengar tentang nasib selanjutnya wanita muslim tadi membuat Dom terdiam mengingatnya.

”Apa dia seorang Muslim?“ tanya Dom. Bukan berarti dia tak tahu tentang Islam, dia hanya bertanya untuk memastikan saja. Karena non muslim juga ada yang mengenakan jilbab, bahkan di Zaman dulu memang para wanita seperti itu. Lebih tepatnya tertutup.

”Saya pikir juga begitu.“ Jawab Mike dengan yakin.

Pria itu terdiam, menatap lurus penuh ketegasan hingga dia beranjak dari duduknya usai meneguk minumannya hingga habis. ”Biarkan saja dia.“ Jawab Dom yang hendak masuk ke dalam, tiba-tiba— PYAARR!! suara gaduh dari arah kandang kuda membuat Mike sontak berdiri dan Dom berkerut alis menoleh ke arah kandang tersebut.

”Tetaplah berjaga di sini.“ Pinta Dom yang bergegas menuju ke tempat Nisa berada saat ini.

Saat pria itu masuk, dia langsung tahu suara apakah tadi. ”Benda apa yang kau lempar?“ tanya dingin Dom yang saat ini menatap dari luar jeruji. Sementara Nisa menatap tajam dan berani.

Tentu sangat aneh dan Dom tidak bodoh. Dinding kaca yang ada di depan kandang Nisa saat ini, pecah, namun tak ada batu ataupun benda lainnya di sana. Dan kaca tersebut hanya bisa pecah bila menggunakan benda yang cukup kuat dan berat.

”Ha-hanya batu.“ Jawab Nisa yang kali ini dia tiba-tiba saja gugup saat menatap mata silver tajam milik pria tampan itu.

Tak mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Dom berkerut alis dan mulai masuk ke dalam sehingga Nisa langsung waspada meski jantungnya berdegup kencang dengan napas naik turun.

”Berikan atau harus aku yang memaksamu?“ tawar pria itu yang saat ini berhadapan langsung dengannya.

”Su-sudah kubilang, itu hanya batu. Ak-aku...“ Tak bisa berkata-kata bohong, Nisa terlihat bingung hingga berpaling untuk menghindari kontak mata yang mungkin dapat terlihat jelas bahwa dia berbohong.

Dom yang tak bisa sabar dengan situasi seperti ini, pria itu langsung meraba Nisa sehingga wanita itu melawan dan meronta. ”HENTIKAN! JANGAN KURANG AJAR!“ Kesalnya namun Dom dengan mudahnya menepis kasar tangan Nisa. ”I SAY STOP!!“ sentak Nisa hingga Dom langsung mendorongnya ke tembok dengan mencengkram leher Nisa yang kini nampak kesakitan.

”Jangan memancing amarahku. Atau akan aku buat kau menyesalinya.“ Ucap Dom begitu dekat sehingga Nisa hanya menggerakkan giginya dan dua tangannya menahan tangan kiri Dom.

Pria itu menoleh ke bawah, melepaskan Nisa dan langsung mencari sesuatu yang tertutupi oleh rumput kering, atau yang biasa dibuat untuk makanan Kuda yang berada di tanah. Sebisa mungkin Nisa menarik lengan Dom. ”Hentikan!“

Namun pria itu masih menepisnya hingga dia menemukan ponsel dengan sebuah tali yang terikat di lubang casing ponsel tersebut.

Tentu saja Nisa semakin panik saat pria itu menemukan ponselnya. Benda terkahir yang dia miliki saat ini. ”Ka-kau mau apa?“ tanya Nisa gugup saat pria itu mulai berdiri dan melepaskan casing ponsel tersebut.

Nisa tak bermaksud memecahkan dinding kaca tipis itu, dia hanya ingin meraih sesuatu di sebrang sana untuk bisa bebas. Namun semuanya malah seperti ini.

”Is this your phone? (Ini ponsel mu)?“ tanya Dom dengan tatapan datar dan tajam.

Nisa hanya dia menatapnya penuh kemarahan.

BRUAKK! BRUAKK! BRUAKK!! Ponsel tersebut langsung remuk dan hancur tak tersisa saat Dom dengan kasarnya menghancurkan nya di dinding tepat di depan mata Nisa yang menahan tangisnya hingga terlihat semakin geram dengan tindakan Dominico Torricelli itu.

Tangan kanan Dom pun juga berdarah sedikit, karena bersentuhan langsung dengan ponsel yang hancur hingga serpihan kacanya menggores kulitnya.

”Jika kau tidak bisa tenang, maka kau tidak hanya melihat ponsel yang hancur. Tapi tulang seseorang.“ Ancam Dom mendekatinya dan menggerakkannya.

”Kau bukan Tuhan yang bisa menghancurkan seseorang, Tuan. Dan kau akan merasakan hukuman mu. Meski kau menghancurkan ponselku, kau tidak akan bisa menghancurkan ku.“ Tegas Nisa yang dengan berani dia mengatakan penuh tantangan.

Melihat sorot mata Nisa membuat Dom yakin bahwa dia berurusan dengan wanita yang berbeda dari lainnya. Menarik dan menantang!

Tanpa ragu dan tidak peduli. Pria itu menarik jilbab panjang yang Nisa kenakan sehingga wanita itu terkejut bukan main saat rambutnya yang tergelung itu terlihat jelas di mata seorang pria. Namun Nisa tidak berteriak dan hanya menatap tajam saat Dom mengelap darah di tangannya dengan jilbab putih tadi.

”Kabur lah. Jika kau bisa pergi dari sini, barulah kau boleh menantang ku.“ Balas Dom melangkah pergi membawa jilbab tadi bersamanya.

Kepergian nya seketika membuat air mata Nisa menetes. Antara marah dan sedih, Nisa tak bisa mengendalikan dirinya. Setidaknya dia tidak menunjukkan kelemahannya kepada pria sialan itu.

”Aku harus bagaimana??“ gumamnya mulai terduduk dan menunduk sedih lalu mendongak bersandar di dinding dan menatap ke atap dengan derai air mata.

”Ya Allah... Ya Allah.... “ Lirih nya.

Terpopuler

Comments

sagi🏹

sagi🏹

apa mungkin nisa juga anak seorang mafia juga entah lah hanya kaka othor yang tau.

2025-04-29

1

Tiara Bella

Tiara Bella

gimana mw kabur krudung nya dibawa pergi....

2025-04-28

2

Delvyana Mirza

Delvyana Mirza

Kadihan Nisa,dia gak tau apa2 kena imbas nya,

2025-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 LiBaW — BAB 01
2 LiBaW — BAB 02
3 LiBaW — BAB 03
4 LiBaW — BAB 04
5 LiBaW — BAB 05
6 LiBaW — BAB 06
7 LiBaW — BAB 07
8 LiBaW — BAB 08
9 LiBaW — BAB 09
10 LiBaW — BAB 10
11 LiBaW — BAB 11
12 LiBaW — BAB 12
13 LiBaW — BAB 13
14 LiBaW — BAB 14
15 LiBaW — BAB 15
16 LiBaW — BAB 16
17 LiBaW — BAB 17
18 LiBaW — BAB 18
19 LiBaW — BAB 19
20 LiBaW — BAB 20
21 LiBaW — BAB 21
22 LiBaW — BAB 22
23 LiBaW — BAB 23
24 LiBaW — BAB 24
25 LiBaW — BAB 25
26 LiBaW — BAB 26
27 LiBaW — BAB 27
28 LiBaW — BAB 28
29 LiBaW — BAB 29
30 LiBaW — BAB 30
31 LiBaW — BAB 31
32 LiBaW — BAB 32
33 LiBaW — BAB 33
34 LiBaW — BAB 34
35 LiBaW — BAB 35
36 LiBaW — BAB 36
37 LiBaW — BAB 37
38 LiBaW — BAB 38
39 LiBaW — BAB 39
40 LiBaW — BAB 40
41 LiBaW — BAB 41
42 LiBaW — BAB 42
43 LiBaW — BAB 43
44 LiBaW — BAB 44
45 LiBaW — BAB 45
46 LiBaW — BAB 46
47 LiBaW — BAB 47
48 LiBaW — BAB 48
49 LiBaW — BAB 49
50 LiBaW — BAB 50
51 LiBaW — BAB 51
52 LiBaW — BAB 52
53 LiBaW — BAB 53
54 LiBaW — BAB 54
55 LiBaW — BAB 55
56 LiBaW — BAB 56
57 LiBaW — BAB 57
58 LiBaW — BAB 58
59 LiBaW — BAB 59
60 LiBaW — BAB 60
61 LiBaW — BAB 61
62 LiBaW — BAB 62
63 LiBaW — BAB 63
64 LiBaW — BAB 64
65 LiBaW — BAB 65
66 LiBaW — BAB 66
67 LiBaW — BAB 67
68 LiBaW — BAB 68
69 LiBaW — BAB 69
70 LiBaW — BAB 70
71 LiBaW — BAB 71
72 LiBaW — BAB 72
73 LiBaW — BAB 73
74 LiBaW — BAB 74
75 LiBaW — BAB 75
76 LiBaW — BAB 76
77 LiBaW — BAB 77
78 LiBaW — BAB 78
79 LiBaW — BAB 79
80 LiBaW — BAB 80
81 LiBaW — BAB 81
82 LiBaW — BAB 82
83 LiBaW — BAB 83
84 LiBaW — BAB 84
85 LiBaW — BAB 85
86 LiBaW — BAB 86
87 LiBaW — BAB 87
88 LiBaW — BAB 88
89 LiBaW — BAB 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
LiBaW — BAB 01
2
LiBaW — BAB 02
3
LiBaW — BAB 03
4
LiBaW — BAB 04
5
LiBaW — BAB 05
6
LiBaW — BAB 06
7
LiBaW — BAB 07
8
LiBaW — BAB 08
9
LiBaW — BAB 09
10
LiBaW — BAB 10
11
LiBaW — BAB 11
12
LiBaW — BAB 12
13
LiBaW — BAB 13
14
LiBaW — BAB 14
15
LiBaW — BAB 15
16
LiBaW — BAB 16
17
LiBaW — BAB 17
18
LiBaW — BAB 18
19
LiBaW — BAB 19
20
LiBaW — BAB 20
21
LiBaW — BAB 21
22
LiBaW — BAB 22
23
LiBaW — BAB 23
24
LiBaW — BAB 24
25
LiBaW — BAB 25
26
LiBaW — BAB 26
27
LiBaW — BAB 27
28
LiBaW — BAB 28
29
LiBaW — BAB 29
30
LiBaW — BAB 30
31
LiBaW — BAB 31
32
LiBaW — BAB 32
33
LiBaW — BAB 33
34
LiBaW — BAB 34
35
LiBaW — BAB 35
36
LiBaW — BAB 36
37
LiBaW — BAB 37
38
LiBaW — BAB 38
39
LiBaW — BAB 39
40
LiBaW — BAB 40
41
LiBaW — BAB 41
42
LiBaW — BAB 42
43
LiBaW — BAB 43
44
LiBaW — BAB 44
45
LiBaW — BAB 45
46
LiBaW — BAB 46
47
LiBaW — BAB 47
48
LiBaW — BAB 48
49
LiBaW — BAB 49
50
LiBaW — BAB 50
51
LiBaW — BAB 51
52
LiBaW — BAB 52
53
LiBaW — BAB 53
54
LiBaW — BAB 54
55
LiBaW — BAB 55
56
LiBaW — BAB 56
57
LiBaW — BAB 57
58
LiBaW — BAB 58
59
LiBaW — BAB 59
60
LiBaW — BAB 60
61
LiBaW — BAB 61
62
LiBaW — BAB 62
63
LiBaW — BAB 63
64
LiBaW — BAB 64
65
LiBaW — BAB 65
66
LiBaW — BAB 66
67
LiBaW — BAB 67
68
LiBaW — BAB 68
69
LiBaW — BAB 69
70
LiBaW — BAB 70
71
LiBaW — BAB 71
72
LiBaW — BAB 72
73
LiBaW — BAB 73
74
LiBaW — BAB 74
75
LiBaW — BAB 75
76
LiBaW — BAB 76
77
LiBaW — BAB 77
78
LiBaW — BAB 78
79
LiBaW — BAB 79
80
LiBaW — BAB 80
81
LiBaW — BAB 81
82
LiBaW — BAB 82
83
LiBaW — BAB 83
84
LiBaW — BAB 84
85
LiBaW — BAB 85
86
LiBaW — BAB 86
87
LiBaW — BAB 87
88
LiBaW — BAB 88
89
LiBaW — BAB 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!