Secret

"Ini anak kami, Meira dan Roy." Yahya menghela napas sejenak."Meira, Roy perkenalkan Tante Arelia dan anaknya Martin."

"Siang Tan..." Ucap Meira tersenyum secerah matahari pagi. Benar-benar penjabaran malaikat.

Apa ini wanita yang disukai putranya? Martin hanya menghela napas, menatap ke arah jendela yang menampakkan langit luas, berserta rerumputan dan tembok yang kokoh.

Hingga langkah seseorang menuruni tangga terdengar. Memakai gaun merah disertai dengan sepatu hak tinggi berwarna senada. Tentu saja ini barang bekas Meira. Benar-benar pakaian terbuka, tapi memang tidak ada gaun sama sekali selain ini. Lagipula siapa yang akan peduli.

Mengikat rambutnya keatas, leher indahnya terlihat. Mengenakan make-up dengan lipstik merah merona. Pesona antagonis, wanita penggoda yang menyengat.

"Maaf, aku terlambat..." Tiffany mengedipkan sebelah matanya pada Martin. Hal yang membuat Martin entah kenapa menipiskan bibir menahan tawanya.

Tapi bagi Tiffany tiket tercepat untuk keluar dari kartu keluarga adalah menikah kala umur telah cukup, sebelum Meira menderita gagal ginjal. Kemudian dirinya akan dipaksa menjadi donor. Karena itu, walaupun harus menggoda pria lumpuh ini, akan dilakukan oleh Tiffany penuh semangat.

Sedangkan Yahya hanya dapat menghela napas melihat tingkah putri kandungnya yang pecicilan."Perkenalkan, ini putriku Tiffany."

"Tiffany, ini Arelia dan putranya Martin." Lanjut Yahya.

"Siang Martin..." Sapa Tiffany, duduk dengan tenang. Kembali menggigit bagian bawah bibirnya sendiri.

Hal yang hanya membuat Martin sedikit melonggarkan dasinya sendiri.

"Begini, kedatangan kami kemari untuk menjawab rencana kerja sama bisnis." Martin tanpa ragu memulai pembicaraan.

"Kita akan sama-sama mendapatkan keuntungan jika---" Kalimat Roy disela.

"Aku tidak ingin ini hanya menjadi rencana kerjasama bisnis yang bersifat sementara. Karena itu aku mengusulkan untuk pernikahan dengan putri tuan Wiratmaja. Itupun jika dia tidak keberatan." Martin tersenyum, menikmati teh di hadapannya dengan tenang.

Yahya menghela napas, tidak rela salah satu dari dua orang putrinya harus merawat pria cacat seumur hidup. Menghela napas dirinya mencari alasan."Meira dan Tiffany masih SMU."

"Pernikahan tidak mendesak, cukup pertunangan. Satu tahun lagi baru pernikahan akan diadakan, mengingat usia standar untuk pernikahan adalah 19 tahun." Ucap Martin tenang sama sekali tidak dapat dibantah.

"Tapi Meira dan Tiffany harus melanjutkan pendidikan." Yahya berusaha tersenyum.

"Apa anda fikir aku kekurangan uang hanya untukmu membiayai pendidikan istriku?" Tanya Martin masih tersenyum, membuat Yahya menelan ludah berkali-kali.

"I...itu tergantung keputusan Meira dan Tiffany." Yahya terlihat gugup, matanya melirik. Sudah pasti kedua putrinya yang memiliki logika akan menolak. Siapa yang mau menjaga pria cacat seumur hidupnya.

Tiffany menghela napas, sebelum waktu terulang hal ini yang dikatakan oleh Meira untuk menolak dan memojokkan nya.

"A...aku bukan anak kandung. Rasanya aku tidak pantas untuk bersanding denganmu yang memiliki status sosial tinggi." Dan benar saja, Meira kembali mengucapkan hal serupa. Matanya melirik ke arah Tiffany."Berbeda dengan Tiffany yang anak kandung."

"Sayang, kamu tidak perlu berkecil hati. Yang terbaik dari seorang wanita adalah moral." Arelia menghela napas, memegang jemari tangan Meira.

"Tidak, aku masih ingin tinggal bersama ayah, ibu, dan kakakku. Mereka...aku mencintai mereka." Meira tertunduk, jurus itu mulai lagi, mengeluarkan air mata buaya. Padahal dirinya bukan siluman buaya.

Hal yang membuat Arelia semakin mencintai gadis ini. Ingin menjadikan menantunya.

"Sayang---" Kalimat Arelia yang kembali membujuk disela.

"Kakak lebih berhak." lagi-lagi Meira melempar semuanya pada Tiffany.

Sebelum waktu terulang, Tiffany menolak dengan keras karena memiliki kekasih yang dicintainya. Tapi sekarang tidak! Yang terpenting baginya adalah dicoret dari kartu keluarga secepatnya.

"Benar! Aku lebih berhak. Anda benar-benar tampan." Tiffany mengigit bagian bawah bibirnya sendiri tersenyum menggoda.

Hal yang membuat semua orang bergidik ngeri, termasuk Roy. Adik gilanya menjadi semakin gila.

"Kamu mau ya?" Arelia kembali membujuk Meira, siapa yang mau memiliki menantu seperti ini? Lagipula sudah pasti putranya menyukai Meira.

"Aku tidak bisa. Kak Tiffany yang lebih pantas." Bagaikan malaikat yang berusaha tersenyum dalam tangis itulah yang terlihat pada Meira. Membuat siapapun tidak akan tega.

"Intinya dia menolak karena tidak ingin memiliki pasangan cacat." Martin tertawa kecil.

"Bukan begitu, status anda lebih tinggi. Aku hanya anak angkat." Meira mengepalkan tangannya. Menghela napas, bagaimana pun dirinya tidak ingin memiliki pasangan yang duduk di kursi roda.

Martin tertawa semakin kencang. Sementara Tiffany mencoba mengingat, setelah Meira mengatakan tidak bersedia dan dirinya mengatakan memiliki kekasih. Martin langsung pergi, tidak melanjutkan niatnya. Setidaknya itulah yang terjadi sebelum waktu terulang. Tapi, perbedaan kecil akan memberikan perbedaan respon yang besar. Itulah yang tidak disadari Tiffany.

"Wah! Begitu percaya diri. Tapi sayang sekali nona. Tujuan utamaku kemari bukan untukmu. Tapi untuk kakakmu. Tiffany, tadi kamu berkata bersedia bukan?" Tanya Martin membuat Tiffany gugup.

Kenapaa responnya berbeda? Lalu ada apa dengan orang ini? Apa karena dirinya langsung setuju? Tapi tetap saja, kesempatan tidak boleh disia-siakan. Mengurus orang cacat seumur hidup adalah perbuatan mulia.

"Tentu saja aku bersedia. Martin begitu tampan, begitu kaya, dan begitu baik. Siapa yang tidak akan menyukai Martin." Ucap Tiffany dengan cepat.

"Tiffany, bukankah kamu sudah punya pacar." Yahya berusaha tersenyum, tidak ingin putrinya berakhir menyesal karena menikah dengan pria cacat.

"Maksud ayah Beno, dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Martin!" Ucap Tiffany tegas.

Arelia memijit pelipisnya sendiri. Sudah pasti ada yang salah dengan selera putranya yang kini tengah menahan tawanya.

Sudah jelas terlihat, Meira begitu cantik, baik dan memiliki Budi pekerti luhur. Berbeda dengan wanita yang terlihat murahan ini. Begitu kasar, vulgar dan....

"Karena Tiffany sudah setuju. Satu tahun ini, calon istriku akan tetap tinggal dengan keluarganya hingga usianya cukup untuk menikah. Perlakukan calon istriku dengan baik." Martin tersenyum, asisten yang berdiri di belakangnya mengeluarkan kontrak kerjasama jangka panjang.

Benar-benar pemuda yang aneh, datang tanpa saling mengenal. Tiba-tiba saja meminta untuk pernikahan. Tapi ini bagus, tinggal mengurus dan pura-pura mencintai pria cacat ini. Maka seumur hidupnya akan bertabur berlian. Mengingat status sosial Martin lebih tinggi dibandingkan dengan keluarganya.

"Tiffany, kamu masih harus sekolah." Yahya berusaha membujuk putri gilanya. Tidak ingin Tiffany salah langkah.

"Ayah tidak pernah peduli dengan urusan sekolahku. Hanya peduli pada Meira, anak kesayangan ayah." Ucap Tiffany memutar bola matanya malas.

"Kakak, jangan begitu. Ibu dan ayah begitu mencintaimu." Meira tertunduk.

"Tanda tangan saja, kalau ayah sayang aku. Jika tidak tanda tangan, aku akan kabur dari rumah." Tiffany bersungut-sungut.

Pada akhirnya Yahya menandatangani kontrak perjanjian bisnis dan perjanjian tentang pernikahan aliansi bisnis.

Apa yang ada di otak seorang Martin? Entahlah, mungkin sebuah rasa syukur. Tiffany tidak memiliki kekasih, bukan! Lebih tepatnya memilih dirinya dibandingkan dengan sang kekasih.

"Kamu melupakanku?" Kalimat yang tidak diucapkan Martin. Kembali hanya tersenyum melihat tingkah Tiffany yang bagian singa betina.

Terpopuler

Comments

Dena

Dena

kok bisa martin bisa menerka jika meira tidak ingin memiliki pasangan cacat?🥺🥺

2025-04-28

4

Eka suci

Eka suci

Tiffany kamu kenal Martin mungkin kamu pernah menolong nya dulu, seperti cheise dan neil, disini Tiffany mengulang waktu tapi dia melupakan beberapa hal, jangan lupakan duches kita ya thor

2025-04-28

4

Evi Marena

Evi Marena

wah....GK sabar menanti cerita selanjutnya,pasti seru melihat kebar baran Tiffany tuk keluarga nya dan ke unyuan martin nti nya,dan kepurapuran sitiffany tuk menyukai martin.lanjut Thor cemungut💪🏻💪🏻

2025-04-28

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!