Setelah mengantar Zura kembali ke tempat kost tanpa sepengetahuan orang lain. Garvin langsung pulang ke rumahnya. Bukan rumah pribadinya, melainkan rumah kedua orang tuanya. Karena permintaan mama Kalynda yang tidak ingin tinggal sendirian di rumah sebesar itu, semenjak papa Gerry meninggal dunia 5 tahun yang lalu karena sakit gagal ginjal.
Rumah masih gelap ketika Garvin tiba, jadi dia tidak perlu mencari alasan untuk mengelabui mamanya. Setelah sampai di kamar, Garvin segera mandi untuk membersihkan sisa per cintaan dengan Zura tadi.
"Uhh... Aku tidak menyangka jika Zura memiliki tubuh yang sangat indah. Ditambah dia masih perawan membuat aku sangat kecanduan dengannya."
"Shit..." Umpat Garvin, karena tiba-tiba senjatanya berdiri tegak hanya karena dia membayangkan kembali kemolekan mahasiswanya.
"Kamu sangat berbeda Zura... Ahhh..." Jerit Garvin yang terpaksa harus bermain solo. Sungguh Garvin tidak berdaya setelah merasakan kelegitan lubang milik Zura. Jauh berbeda dengan punya mantan istrinya, yang longgar dan sama sekali tidak menggigit.
"Apa itu artinya dulu Mesya sudah sering dipakai bergantian pria. Ngakunya diperkosa, tapi longgarnya sudah ngalahin gorong-gorong. Sudah gitu selalu tidak ingin aku keluar di dalam. Huh... Sebodoh itu aku dulu karena cinta." Monolog Garvin.
Setelah puas bermain solo dan membersihkan diri, kemudian Garvin naik ke atas ranjang untuk tidur.
Karena hari ini Minggu, ditambah badan Garvin sakit semua membuat duda matang ini begitu lelap hingga melewatkan sarapan pagi bersama.
Sementara itu di meja makan tampak mama Kalynda celingak celinguk mencari putra semata wayangnya yang tidak terlihat turun untuk sarapan.
"Kemana Garvin?" Gumam Mama Kalynda.
"Bibi, tolong panggilkan Garvin turun."
"Baik nyonya." Ucap Bik Tatik, ART yang sudah bekerja puluhan tahun lamanya. Semenjak awal pernikahan mama Kalynda dan papa Gerry.
Saat sedang menunggu putranya, Mama Kalynda duduk tenang sambil menyesap segelas kopi susu ditambah jahe.
Ting tong ting tong
Seketika ketenangan mama Kalynda terusik dengan suara bel yang berbunyi nyaring.
"Duh, siapa yang pagi-pagi bertamu." Gumam mama Kalynda, tapi tetap beranjak dari duduknya kemudian menuju pintu untuk melihat siapa yang sudah berisik tidak kenal waktu.
"Loh... Kamu Elena? Ada apa datang pagi sekali, lalu kenapa kamu menangis. Ayo silahkan masuk. Ceritakan pada tante, siapa yang membuat gadis cantik ini bersedih."
Begitulah sikap mama Kalynda terhadap Elena, kasih sayangnya melebihi seorang anak kandung. Kekesalannya karena suara bel yang mengganggu pun sirna begitu melihat calon menantu idamannya datang dengan berderai air mata.
"Garvin tante, dia semalam memperkosa aku di kampus. Padahal aku sudah menolaknya, aku katakan kita nikah dulu tapi dia memaksa."
"Astaga, benarkah itu sayang?" Tanya mama Kalynda sebenarnya agak ragu.
"Buat apa aku bohong tante, kenapa Garvin tega berbuat begitu. Dia tidak mau menerima perjodohan tapi dia dengan tega mengambil paksa mahkota yang selama ini aku jaga." Elena mengarang cerita.
"Kamu tenang saja, tante pastikan Garvin akan menikah dengan kamu."
"Benar tante? Kalau Garvin tetap menolak bagaimana? Lalu seandainya aku hamil siapa yang akan bertanggung jawab?" Elena memainkan drama dengan totalitas. Bahkan air mata yang jatuh bercucuran terlihat seperti nyata.
Tap tap tap
Terlihat Garvin turun dari kamarnya setelah dipanggil bik Tatik. Garvin tidak mandi lagi, dia hanya mencuci muka.
"Garvin sini kamu?" Teriak mana Kalynda dengan wajah penuh amarah.
"Apa yang sudah kamu lakukan? Bisa-bisanya kamu memperkosa Elena tapi menolak perjodohan. Mama tahu, jika kebutuhan biologis kamu terkadang ingin dipuaskan. Tapi nikahi dulu Elena, jangan perlakukan dia seperti itu. Sekarang mama tidak mau tahu, kamu harus segera menikahi Elena."
"Mama akan telepon kedua orang tua Elena sekarang juga. Kita bahas tentang pernikahan kalian. Elena kamu tenang, Garvin pasti bertanggung jawab." Ucap mama Kalynda berapi-api.
Mama Kalynda mudah terperdaya, dia tanpa meminta pendapat Garvin telah memutuskan sesuatu hal yang besar. Pernikahan bukan mainan, tapi mama Kalynda sama sekali tidak peduli.
Garvin menatap tajam pada Elena tanpa sepatah kata terucap dari bibirnya. Garvin akan ikuti permainan dari drama queen ini. Sampai dimana wanita tidak tahu malu ini bersandiwara. Elena tidak tahu, jika di ruangan Garvin terdapat mini kamera yang sengaja disembunyikan. Garvin mengantisipasi hal-hal buruk seperti ini terjadi. Jadi dia waspada.
Acara sarapan pun tertunda, suasana ruang tamu rumah mama Kalynda menjadi tegang dengan aura kemarahan yang kental. Garvin masih diam, dia masih menatap tajam Elena. Sementara Elena tersenyum miring dibalik suara tangisan yang menyayat hati.
Tidak lama kemudian, kedua orang tua Elena tiba dengan wajah bingung. Karena diminta datang dadakan.
"Ada apa jeng, kenapa menyuruh kami datang sepagi ini. Dan kenapa kamu menangis Elen?" Tanya mama Laura Grace mamanya Elena.
"Sebenarnya ada apa, tolong beritahu kamu apa yang terjadi dengan putri kami." Saut papa Elena yang bernama Robby Wibowo ini.
"Pa, Ma, Garvin telah memperkosa aku." Ucap Elena tanpa malu.
Bug
"Kurang ajar kamu Garvin, jika kamu memang menginginkan anak saya. Nikahi dia, bukan malah memaksa Elena melayani nafsu bejatmu." Ucap papa Robby sangat marah.
"Kenapa selama ini kamu menolak perjodohan jika sebenarnya menginginkan Elena. Tante tidak habis pikir dengan jalan pikiran kamu Garvin. Tante sangat kecewa." Ucap mama Laura.
Garvin mengutak utik ponselnya, membuat empat orang di depannya meradang.
"Tolong sedikit hargai kami Garvin, jangan terus diam tapi sibuk bermain ponsel." Tegur papa Robby.
"Saya tidak perlu banyak bicara, karena pasti kalian lebih percaya ucapan dan sandiwara dari Elena. Jadi sebelum kalian menghakimi saya lebih baik tonton video ini."
Garvin menyerahkan ponselnya pada kedua orang tua Elena. Terlihat wajah Elena menegang, karena merasa ketakutan.
"Video apa sih, paling juga editan. Tidak penting untuk dilihat." Elena berusaha menarik ponsel Garvin dari tangan papanya. Tapi ditahan oleh sang papa yang penasaran.
"Duduk saja Elena, biar papa dan mama melihat video ini."
Setelah beberapa menit, wajah kedua orang tua Elena tampak syok. Sehingga membuat mama Kalynda ikut penasaran dengan video dari Garvin.
Ekpresi yang sama ditunjukkan oleh mama Kalynda, membuat Garvin puas.
"Ternyata selera menantu idaman mama tidak lebih dari wanita murahan. Saya yakin Elena sudah terbiasa menjajakan tubuhnya melihat kepiawaiannya merayu."
"Atau jangan-jangan dia sudah hamil duluan, dan ingin menjadikan saya tumbal untuk meminta pertanggung jawaban."
"Maaf jeng Laura, saya batalkan perjodohan ini. Dan benar kata Garvin, coba bawa Elena ke dokter kandungan siapa tahu memang dia sudah hamil saat ini. Melihat bentuk payu dara dan perutnya yang sedikit membuncit itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments