Beberapa minggu kemudian...
Nayla memeluk erat Dewangga seakan enggan melepaskan.
"Secepatnya ayah akan mengunjungi mu di Jakarta Nayla. Jangan bersedih nak".
Dewangga memegang bahu anaknya dan menatap gadis kecilnya dengan penuh kasih sayang. Sekarang Nayla akan pindah bersama keluarga Nathan ke ibu kota.
"Ingatlah usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Kamu anak yang cerdas, ayah yakin putri ayah akan tetap berprestasi dimanapun sekolahnya. Karena kamu rajin dan tekun belajar", ujar Dewa berusaha menguatkan Nayla yang menatapnya dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Nayla mau kan berusaha mewujudkan cita-cita hingga tercapai? Dan nanti ilmu yang kamu dapatkan bisa membantu orang banyak".
Gadis mungil itu menganggukkan kepalanya dengan senyuman manis menghiasi bibirnya.
Dewangga terharu kedua netranya pun berkaca-kaca. Bagaimana pun selama hidupnya ia tidak pernah berjauhan dengan anak-anaknya. Namun ia harus mengambil keputusan demi Nayla yang sangat bersemangat untuk menuntut ilmu. Dewa percaya Nayla akan baik-baik saja bersama keluarga Nathan. Namun tentu saja Dewa tidak bersedia ketika Yulia mengatakan ia dan suaminya akan membiayai semua kebutuhan Nayla termasuk uang sekolah.
Dewa bersedia menitipkan anaknya pada keluarga Yulia namun sebagai laki-laki ia tetap memegang prinsip yang teguh akan membiayai kebutuhan Nayla dan mengirimkan uang setiap bulannya untuk anaknya itu.
"Maafkan Nayla ayah tidak bisa menyiapkan sarapan untuk ayah dan abang lagi".
Mendengar perkataan putri mungilnya itu semakin menambah haru Dewangga. Dewa mengerjapkan kedua matanya yang berkaca-kaca sejak tadi, sontak mengalihkan perhatiannya pada Rangga yang berdiri di teras rumah mereka. Pemuda itu sedari tadi berdiam diri di sana dengan wajah jengah. Bahkan ia tidak mau memberikan kata-kata perpisahan dengan adiknya yang tidak akan tinggal bersamanya lagi.
"Rangga kemari lah nak. Apa kamu tidak akan memberi salam pada adikmu, sebentar lagi adik mu akan pergi jauh dari kita", ucap Dewa.
Rangga tidak menggubris perkataan ayahnya. Pemuda itu malah menunjukkan wajah tidak sukanya atas keputusan Dewa yang mengirim Nayla menuntut ilmu di kota sementara keuangan mereka pas-pasan.
Beberapa hari yang lalu Rangga protes dengan mengatakan semua isi hatinya pada Dewa dihadapan Nayla juga. Namun ia merasa percuma, karena Dewa tetap dengan keputusannya.
Kini Rangga menatap tajam adiknya.
"Kau boleh pergi meninggalkan kami di desa terpencil ini Nayla, tapi jangan pernah kembali sebelum kau berhasil dengan cita-cita mu yang tinggi itu. Aku tidak akan pernah memaafkan mu jika kau gagal karena kau sudah mengambil segalanya dari ku!!!", ketusnya sambil membalikkan badannya dan berlari meninggalkan ayah dan adiknya.
Terdengar helaan nafas Dewa. Laki-laki itu kembali menatap Nayla yang sudah menitihkan air matanya mendengar perkataan ketus Rangga barusan. Tangannya terulur menghapus air mata putrinya.
"Jangan masukkan kehati perkataan abang mu. Yang ayah mau Nayla belajar dengan rajin dan tenang tidak usah memikirkan kehidupan sehari-hari ayah dan abang di sini. Ayah dan abang mu akan baik-baik saja", ucap Dewa menenangkan putrinya. Menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapan hangatnya.
*
Jakarta
Nayla mengalihkan perhatiannya pada gedung-gedung tinggi di sisi kiri dan kanan mobil yang di kendarai Yoga ayah sambung Nathan.
Gadis kecil itu terlihat antusias melihat untuk pertama kalinya gedung pencakar langit yang kini bisa di lihatnya langsung.
Bahkan ketika Nathan mengajaknya bicara ia tidak menyahut. Membuat Nathan ingin menjahilinya dengan mencubit lengan Nayla yang langsung tersadar.
"Kak Nathan kenapa mencubit ku? Sakit". Protes Nayla pada Nathan yang duduk di sampingnya.
Yulia yang duduk di kursi depan bersama suaminya tersenyum menggelengkan kepala melihat kelakuan keduanya. "Mas lihat sendiri, mereka berdua sangat akrab walaupun jenis kelamin berbeda".
Yoga menganggukkan kepalanya sejenak melirik istrinya, sesaat menggenggam tangan Yulia. "Maafkan mas tidak bisa memberikan Nathan adik seperti yang selalu ia inginkan. Mas berharap dengan kehadiran Nayla yang sudah ia anggap adik sendiri tidak membuatnya kesepian lagi".
"Iya. Kehadiran Nayla di rumah kita juga akan menjadi pelipur hati mami saat Nathan menuntut ilmu di London nanti selepas sekolah menengah pertamanya", ucap Yulia.
Yoga tersenyum sambil menatap Nathan dan Nayla yang masih saling menjahili. "Nayla...apa sudah pernah Jakarta sebelumnya?"
"Belum om. Nayla tidak pernah berpergian kemana pun. Ayah sibuk melaut. Sementara mama sibuk mengurus rumah", jawab gadis mungil berkulit putih itu.
"Kalau begitu saat semua urusan sekolah kalian beres om dan tante akan mengajak mu jalan-jalan. Kita akan rekreasi", ucap Yoga yang langsung di sambut gembira anak-anak di bangku belakang.
Senyum bahagia terlukis di wajah cantik Nayla. Dalam benaknya kesempatan untuk meraih impian terbentang luas. Namun sampai kapanpun, setiap saat akan selalu mengingat keluarganya. Dewangga dan Rangga.
*
"Selamat datang di rumah", ujar Yulia setelah mereka sampai di rumah dua lantai bercat putih bersih yang berada di perumahan.
Kedatangan mereka di sambut dua orang asisten rumah tangga yang merupakan pasangan suami istri. Yatmi dan Danang yang sudah lama ikut keluarga Nathan.
Flashback keluarga Nathan
Yoga merupakan seorang dokter spesialis jantung dan sebagai dokter konsulen. Yoga adalah cinta pertama Yulia. Setelah Decland suami pertama yang juga ayah kandung Nathan meninggal dunia, Yoga menjadi ayah sambung Nathan. Ketika ia masih bayi, Decland mengalami musibah meninggal dunia karena kecelakaan pesawat yang ia tumpangi saat akan kembali ke Indonesia dari bisnisnya di London yang merupakan kota asalnya.
Malang tak dapat hindari, kecelakaan pesawat beberapa tahun yang lalu merenggut nyawa Decland, meninggalkan seorang bayi mungil yang tidak sempat bertemu dengannya.
Yulia begitu terpukul kala itu. Meskipun ia bertekad memutuskan ingin membesarkan putranya seorang diri namun takdir berkata lain. Ketika menjenguk keluarga yang sakit justru mempertemukan dengan cinta pertamanya Yoga. Yang sudah menjadi dokter spesialis jantung.
Setelah beberapa tahun sendirian, dengan kesabaran Yoga mampu membuka hati Yulia lagi untuk menjadikan wanita itu istrinya. Yoga berstatus duda tanpa anak. Setelah Yulia menikah dengan Yoga, Nathan ingin tinggal bersama neneknya di Belitung yang membuatnya mengenal Nayla. Yulia senang mereka akrab karena Nayla adalah putri teman baiknya sejak kecil.
Flashback end
"Sayang ini kamar mu".
Yulia membuka pintu lebar-lebar, mempersilahkan Nayla menempati kamar yang sudah di persiapkan untuk Nayla.
"Bagaimana apa kamu menyukainya, kalau Nay tidak suka langsung bicara sama tante ya. Jangan sungkan-sungkan–"
Mendengar itu, membuat Nayla spontan memeluk Yulia. Gadis kecil itu mendongak kan kepalanya menatap Yulia. "Tentu saja Nay suka tante. Terimakasih sudah mengizinkan Nay tinggal bersama keluarga tante Yulia", ucapnya polos.
Yulia tersenyum mendengarnya seraya mengusap lembut wajah cantik gadis kecil itu. "Mulai sekarang jangan malu untuk berbagi cerita dengan tante, apapun itu yang Nayla rasakan. Anggap tante Yulia seperti mama Lasmi, tante Yulia siap menjadi teman sekaligus mama bagi mu", ucap Yulia tersenyum penuh kasih sayang sambil membalas pelukan Nayla.
...***...
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Dinda Wei
Sepertinya Nathan akan melanjutkan pendidikan di luar dan Nayla belum tahu. pulang2 bawa calon istri atau istri mungkin ya.
Tàpi jgn jadikan Nayla pelakor kak thor 🫣
2025-04-24
2
Amelia
Alurnya menceritakan masa kecil dl ya. Kemudian berapa tahun kemudian dah dewasa mereka hehe. Kasihannya Nayla merasakan cinta buat Nathan sendirian kalau baca deskripsinya. Lanjut thor
2025-04-24
0
Delyana.P
Semoga kakaknya sadar benci adiknya hanya di mulut sj tapi bukan berarti rangga nggak ada perasaan sayang buat Nayla.
Sebenarnya mau numpuk bab dulu nih tp nggak sabaran baca wkwk.
2025-04-24
0