"omong kosong apa yang ini Nala ?" sela bi Wati sedikit kesal, pasalnya tuan Gavin selama ini tidak pernah terlihat lemah bahkan disaat sakitpun dia masih pergi ke rumah sakit untuk menyembuhkan para pasiennya.
"aku berani bersumpah bi, bibi bisa mengecek CCTV yang berada diruang tengah dimalam itu" serga Nala sedikit mennyakinkan bi wati "aku berusaha membuatnya sadar dan membopongnya ke atas untuk ke kamarnya" lanjut Nala masih dengan pandangan mata menyakinkan.
"saat aku ingin beranjak pergi dari sampimg tempat tidurnya, tuan Gavin memegang lenganku dan memohon untuk menemaninya" kilas balik kejadian malam itu membuat Nala lagi - lagi terisak "tuan Gavin menarik tanganku membawanya ke dalam pelukannya, aku sudah berusaha untuk meronta dan memohon kepadanya untuk membiarkanku pergi namun nihil" lanjutnya kembali memandang bi Wati yang saat ini sudah berganti posisi duduk disampingnya.
membawa Nala ke dalam pelukannya, berusaha menenangkan Nala yang terisak mengingat kembali akan kejadian malam itu "maafkan bibi Nala, bibi tidak tau jika tuan Gavin melakukan hal tidak senonoh itu padamu" usapan tangan bi Wati dipunggung Nala membuat Nala sedikit tenang dan mualai dapat melanjutkan ceritanya.
"tidak apa apa bi, tapi demi tuhan aku tidak pernah merayu tuan Gavin" jelasnya kepada bi Wati sambil dia melepas pelukan hangat dari seorang ibu baginya "mungkin karena demanya terlalu tinggi membuat tuan Gavin halusinasi" tambahnya sambil menghapus air matanya.
kini kedua mata wanita yang berbeda usia itu sama sama basah karna air mata "dia harus bertanggung jawab Nala" tegas bi Wati membuat Nala membuoatkan kedua matanya "tuan Gavin harus bertanggung jawab" yegasnya sekali lagi dan dibalasan gelengan kepala oleh Nala.
"tidak bi, tuan Gavin bahkan mungkin tidak mengingat kejadian itu" jelas Nala sambil mengenggam tangan bi Wati "saat setelah dia berhasil meniduriku, aku berusaha bangkit dan keluar dari kamar tuan Gavin bi" sambung Nala kembali.
"Dia harus tau Nala, tuan Gavin harus mengetahuinya biar bibir yamg bicara padanya" tegas bi Wati sembari bangkit dari duduknya ingin melanjutkan pekerjaan rumahnya yang sempat tertunda, sebelum bi Wati pergi dari Kamar Nala tangannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh Nala.
"jangan bi, jika bibi berbicara pada tuan Gavin dan keluarga Alvaro tau mereka akan sagat membenciku" ucap Nala sambil menatap sendu bi wati sedikit memohon "mereka tidak akan percaya dengan apa yang bi wati katakan, lagipula bulan ini skripsiku sudah selesai dan aku akan berpamitan untuk bekerja diluar kota sehingga mereka tidak akan tau keadaanku" sambung Nala kembali terlihat menyakinkan bi Wati.
namun bi Wati malah tersenyum mengejek Nala "kau fikir nyonya Vanya akan sebodoh itu membiarkanmu pergi bekerja diluar kota begitu saja ? mereka memiliki 4 perusahaan dan puluhan anak perusahaan yang tersebar diseluruh negara ini Nala bahkan tidak hanya di negara ini saja namun juga banyak diberbagai negara lain" jawab bi Wati membuat Nala mengingat bahwa keluarga Alvaro didunia bisnis sangat berpengaruh.
"aku mohon bi jangan katakan apapun kepada tuan Gavin aku berjanji akan pergi secara diam - diam saat skripaiku sudah selesai nanti dan aku juga berjanji akan membalas budi semua kebaikan keluarga Alvaro yang telah merawatku membesarkanku hingga memberiku pendidikan yang layak bi" ujar Nala panjang lebar dan sepertinya kali ini bi Wati menyetujui ucapan Nala.
"baiklah, selesaikan cepat skripsimu" jawabnya kemudian pergi dari kamar Nala menjauh dari pavilion itu menuju rumah utama untuk melanjutkan pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments