Bab 2 : Seblak Pedas Jontor

Hai Readers...

Di Bab 2 ini menceritakan awal pertemuan protagonis perempuan dan protagonis pria di sebuah insiden ya... Happy reading 💕

***

"Pak, kenapa upah saya di potong terus, padahal saya tidak pernah telat datang." protes Euis di ruangan staf keuangan.

"Saya juga gak tau Euis, pengajuan pembayaran upah di ACC Mr. Lee. Kamu punya salah apa sama beliau?" tanya pak Ilham

"Bukannya kalau pemotongan gaji karena kita datang telat atau bolos aja pak? Ga ada sangkut pautnya sama masalah pribadi saya!" lagi Euis memprotes.

"Kesopanan kamu membuat kinerja kamu berkurang Euis." jawab Leni, staff magang bagian keuangan.

"Maksudnya gimana teh Leni, aku gak mengerti? Apa selama ini aku bersikap urakan seperti si Helen, pake baju seksi dan 'udud' saat jam kerja. Tapi teh Helen fine aja gak ada teguran atau potong gaji."

"Justru yang seperti itu yang disukai Mr. Lee. Coba kamu protesnya ke sana, jangan pada kami." ketus Leni

"Ah! Gak masuk akal aja. Aku gak terima gajiku dipotong 800 ribu." Euis memberengut dengan mata yang sudah memanas, airmatanya siap tumpah.

Uang delapan ratus ribu baginya sangat berarti, bisa buat beli beras keluarganya selama satu bulan. Dia harus cari tambahan kerja apa lagi untuk menambal biaya pengeluaran keluarganya. Dua tempat kerja saja sudah menguras tenaganya, hingga ia mengorbankan waktu istirahat dan waktu 'healing' nya.

"Saran bapak, kamu ngadep ke Mr. Lee, minta kebijaksanaannya." bisik Ilham

"Bapak kan tahu, kalau yang diharapkan Mr. Lee itu apa, sama aja saya menyerahkan diri saya buat dilecehkan, pak." jawab Euis dengan nada pelan.

"Habis mau gimana lagi, saat ini dia yang berkuasa, pak bos aja nurut sama Mr. Lee." jawab pak Ilham.

Euis keluar dari ruang keuangan dengan langkah gontai, kedua bahunya turun, rasanya dia mulai jengah dengan sistem kerja di garment ini, tapi dia bingung mau kerja dimana belum dapat pekerjaan lain.

Brukk!!

Euis tersungkur karena baru saja seseorang menabrak bahunya hingga ia terpelanting. Ia menoleh ke arah seseorang yang baru saja menabraknya.

"Ica! Kamu kerja di sini lagi, Ca?" pekik Euis, matanya seketika berbinar.

Lain halnya dengan Ica, dia menatap Euis dengan tatapan yang aneh, sulit Euis baca sikapnya itu.

"Kalau jalan pake mata!" ketus Ica

"Ca... " Euis tersentak, Ica kini melengos dan berlalu darinya tanpa membantu Euis untuk bangun.

"Mister, neng Ica udah di luar, boleh masuk?" suara Ica yang sedang menelpon seseorang masih terdengar dari tempat Euis tersungkur tadi.

Euis langsung menoleh ke arah ruangan Mr. Lee yang berada terpisah dari gedung garment. Dan ia melihat Mr. Lee menyambut Ica dengan mesra. Gadis itu langsung di gendong dalam pelukannya.

Euis menutup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangan. Entah apa yang terjadi dengan Ica, setelah berhenti bekerja ternyata ia sering datang ke ruangan Mr. Lee.

Euis langsung gegas keluar garment dan melanjutkan pekerjaan keduanya di warung seblak yang berada di dekat kampus. Sesampainya di warung, Euis langsung memakai apron dan mengelap beberapa meja yang baru saja ditinggalkan pelanggan.

Tiga orang lelaki baru saja masuk warung seblaknya, tubuh mereka tinggi tegap dengan memakai stelan jas bermerk, wajah mereka sangat tampan, aroma parfum mewah ikut tercium saat mereka masuk dan duduk di salahsatu table yang berada di smoking area, terlihat sekali aura old money yang terpancar dari wajah mereka.

"Selamat datang di warung seblak viral kami, pak. Mau pesan paket yang mana." tanya Euis sambil membawa buku menu.

"Kamu yakin makanan ini enak, Ris?" tanya seorang pria berkulit putih dengan rahangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih.

"Tampan!" batin Euis.

"Tenang aja, Pras. Aku jamin kamu suka. Bumbunya itu eunaak tenan. Awalnya aku diajak Haura, istrimu, makan di sini." Haris begitu meyakinkan

"Kalau Haura saja suka, kamu pasti suka Pras." ucap Edwin

"Jadi, mau pesan yang mana pak?" Euis kembali menanyakan pesanan.

"Yang favorite di sini apa?" tanya Pras sekilas menatap wajah Euis.

"Komplit 1 biasanya di gemari anak-anak kampus, Pak. Karena ada udang dan kepitingnya."

"Komplit 2 ada lobsternya. Ini biasanya di gemari pengunjung kantoran."

"Komplit 3, isian dan rasa kuah bisa request seperti makan shabu-shabu."

Euis menjelaskan semua menu di samping Pras, tanpa mereka sadari posisi Pras sangat dekat dengan Euis hingga kulit tangan mereka bersentuhan. Euis tersentak saat kulitnya menempel dengan kulit Pras, seakan ada aliran listrik dengan tegangan sedang mengalir dalam darahnya.

"Oh! Maaf... " Pras menyadari kesalahannya, ia langsung menggeser tangan dan duduknya.

"Istriku pesan rasa apa waktu itu, Ris?" tanya Pras pada Haris.

"Komplit 3, rasa kuahnya tomyam, karena dia alergi beberapa seafood dan lobster." jawab Haris tersenyum simpul.

Pras sedikit mengernyitkan keningnya, karena dia baru tahu istrinya punya alergi lobster. "Kenapa Haris lebih tahu dari aku? Mungkin karena mereka sahabatan sejak SMA." batin Pras

"Komplit 2, 3 porsi, mba." akhirnya Edwin memutuskan.

"Baik pak, ditunggu pesanannya." Euis berlalu meninggalkan ketiga pria old money tersebut.

Karena koki yang biasa masak pesanan sedang ambil cuti, Euis langsung masuk ke ruang masak menyiapkan semua pesanan tersebut. Ely yang sejak tadi memperhatikan pria tampan tersebut mendekati Euis.

"Euis, kamu gak grogi melayani mereka, tau gak mereka siapa?" tanya Ely. Euis menggeleng dengan wajah polos.

"Mereka itu pengusaha dan dosen tamu di kampus-kampus terkenal. Kalau yang namanya Edwin pemilik Franchise cake cokelat yang terkenal. Yang di sebelah kamu tadi, Prasetya Koesuma As-segaf anak sulung dari juragan Ali Akbar As-segaf pemilik pabrik genteng terbesar di Jawa barat, orang terkaya di Kuningan. Istrinya seorang selebgram, cantik banget seperti Barbie."

"Nah yang satunya itu Haris, anak pengusaha mebel. Ketiganya sahabatan dari jaman kuliah di Bandung."

"Teteh hapal banget, saya mah orang kampung teh, gak kenal orang-orang kaya di Kota. Enak ya teh jadi orang kaya, menu paling mahal mereka pesan tanpa pikir panjang. Emangnya kita, masih mikirin uang buat beli beras besok kurang apa gak." Euis cekikikan sambil meracik seblak pesanan mereka.

"Biar jelek begini, aku pernah kuliah di ITB, Euis. Walaupun gak sampe lulus, cuma dua semester. Abah gak kuat lagi bayar uang semester, sawah harus terjual buat biaya pengobatan umi." keluh Ely

"Sabar ya teh, nanti pasti bisa lanjut lagi kuliahnya. Sekarang kumpulin uang dulu." Euis menyemangati.

Keasikan ngobrol sambil memasak pesanan, Euis tidak sadar telah memasukkan bumbu pedas jontor dua kali di salah satu pesanan yang seharusnya tidak pedas. Pesanan pun selesai dan diantar ke meja pengunjung. "Ini yang pedas sedang, dan ini yang tidak pedas. Silahkan pak." Euis pun berlalu dari meja mereka dan ke meja lain untuk mencatat pesanan.

"Hah!! pedes banget! Hey kamu, sini!" panggil Haris dengan wajah garang.

Euis merasakan aura Kemarahan dari ketiga orang lelaki yang memakai jas mahal tersebut, wajahnya seketika pias.

"Coba kamu cicipi ini! Kamu mau bunuh teman saya!" bentak Haris dengan suara yang menggelegar.

Tatapan mata Prasetya terlihat tidak bersahabat, hidungnya memerah seperti tomat, bibirnya seperti orang yang baru saja kena tonjok, keringatnya basah membanjiri pelipis dan keningnya, duduknya pun gelisah menahan rasa pedas yang masih tersisa di lidah. Dia tidak kuat lagi marah karena baru pertama kali makan masakan pedas dengan level yang belum bisa ditoleransi lidah dan tenggorokannya.

Dengan ragu Euis mencicipi seblak yang ia sajikan. Sontak matanya terbelalak dan langsung tersedak rasa pedas yang kuat. Euis terbatuk dan langsung meminum es lemon tea milik Pras hingga tandas.

"Lho!" Pras menunjuk gelas minumannya yang sudah kosong.

"Eehh... Kurang ajar! Malah minuman temanku kamu embat! Mana bos kalian!" teriak Haris

"M-maaf pak... Mohon maaf akan saya ganti minumannya. Saya panik kepedasan." wajah Euis tampak pucat, ia menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Ada apa ini!" seru Della anak Bu Dini, Kaka dari Rayhan.

"Eh, Prasetya?! Kenapa Pras? Edwin? Kalian tahu ini warung seblak milikku... Kehormatan banget nih dikunjungi kalian." wajah Della berbinar melihat ketiga cowok keren di kampusnya mampir ke warung seblak viralnya.

"Owhh jadi kamu bosnya! Lihat ini anak buah kamu mau membunuh temanku, Del! Coba kamu cicipi rasa seblaknya!" Haris sejak tadi agresif protes dengan sajian dan pelayanan warung seblak itu. Dia malu karena dia lah Pras mau makan di warung seblak atas rekomendasi darinya.

"Uhuukk... Uhuukk... siapa yang memasak!" maki Della di depan wajah Euis

"S-saya teh Della... " cicit Euis

"Bodoh kamu! Kamu mau bikin usahaku bangkrut!" maki Della sambil menoyor kepala Euis.

Pras langsung berdiri, dia jadi tidak enak hati, gara-gara ia yang tidak kuat makan pedas, semua jadi seheboh ini. "Sudah-sudah... laparku sudah hilang. Terima kasih pelayanannya." Pras langsung meninggalkan mejanya dan berjalan dengan cepat ke arah parkiran.

Selain karena situasinya sudah berantakan, tiba-tiba perutnya bereaksi, ada sesuatu yang harus dia buang, dalam kondisi crowded tadi, gak mungkin kan dia menanyakan letak toilet dimana. Dia langsung melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi mencari pom bensin atau toilet umum terdekat karena desakannya semakin 'di ujung'.

Setelah kejadian tadi, Euis mendapatkan caci maki dari Della, anak pemilik warung seblak yang terkenal judes dan kejam. Dia di sidang di depan seluruh rekan-rekan kerjanya dan dipermalukan di depan pengunjung. Finally, Euis dipecat dari tempat kerja sampingannya tanpa pesangon dan gajinya hanya diberi setengah karena dianggap merugikan perusahaan.

Di kamar kost, Euis hanya menangis meratapi kejadian tadi. Andai saja dia fokus dan tidak larut dalam obrolan bersama teh Ely, mungkin kejadian seperti itu tidak akan terjadi.

Rasanya sia-sia tenaganya dalam satu bulan bekerja hanya mendapat bayaran beberapa lembar uang ratusan. Terpaksa ia mengorbankan lagi uang tabungan kuliah, untuk dikirimkan ke orangtuanya di kampung yang bekerja hanya menjadi kuli angkut pasir di juragan Ali.

...💐💐💐💐💐...

B e r s a m b u n g...

Gaess dukung karya terbaruku ya, Terima kasih atas apresiasinya 🙏🥰

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Hadiiiir dan nyimak thor.....
kasian bingit euis sampai dipecat dan gajinya dipotong,, malang skl nasibmu euis hrs sabar...

Smg euis secepatnya dapat kerjaan yg lbh baik lagi..
euis bekerja keras 2 tempat buat membantu kedua orgtuanya jg dan membiayai kuliahnya sendiri...

lanjut thor....
semangat sll💪💪💪💪💪

2025-04-18

5

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

semangat euis. kasihan banget ni cewek. mau cari yg halal masih susah ya.. 😢😢😢😢

2025-05-06

1

dewidewie

dewidewie

jiahhh listrik bertegangan 36.000 Mega Watt, awas ada yang berdiri /Facepalm/

2025-04-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!