Part 1. Rumah baru
Menurut lo gimana sih punya saudara tiri yang wajahnya hampir mirip dengan diri lo sendiri?. Pasti bakal di kira kembar mulu kan?, Haduh padahal ngga semirip itu kan?, justru jadi saingan buat diri lo sendiri, atau malah sebaliknya?
Seperti kini yang terjadi dengan Chery. Dia mau tak mau harus memiliki saudara tiri yang terbilang cukup tampan, atau malah sangat tampan?.
Dia berpikir untuk tidak berbagi satu kamar atau pun barang pribadinya. Dan untungnya ayah tirinya adalah orang kaya, dan dia tinggal di rumah yang besar bersama dengan keluarga barunya.
(Bunda) Cermem Mutiara
Chery, sarapan!
Bunda Chery atau sering di sebut Bunda Tia, berteriak ketika sarapan sudah jadi.
Chery turun dan melihat Bundanya sudah berada di dapur sedang mempersiapkan banyak makanan untuk pagi hari itu.
Chery
Bunda
/panggilnya dengan suara lembut/
(Bunda) Cermem Mutiara
oh, Chery tolong bunda yah
(Bunda) Cermem Mutiara
panggilin Ayah sama Dara
(Bunda) Cermem Mutiara
suruh sarapan gitu
Chery
oh eum
/Chery menganggukkan kepalanya/
Chery kembali ke lantai dua untuk membangunkan Ayah dan Dara.
Pertama-tama, dia akan datang ke kamar Ayahnya, memintanya untuk segera turun dan sarapan.
(Ayah) Andre Dwitara
sebentar sayang
Ayah Andre, keluar dari kamarnya dan melihat Chery sudah berada di depan pintunya.
Chery
Bunda udah siapin sarapan
(Ayah) Andre Dwitara
sendirian?
Chery
tadi Chery liat bunda bareng bibi Keni
(Ayah) Andre Dwitara
oh yaudah
(Ayah) Andre Dwitara
ayah turun ya
(Ayah) Andre Dwitara
kamu mau bangunin Dara kan?
(Ayah) Andre Dwitara
yaudah, tolong bangunin dia ya, biasanya dia masih tidur jam segini tuh
Chery
eum
/tersenyum kecil/
Ayah Andre pun mengelus lembut rambut Chery yang terlihat tebal dan lembut itu, setelahnya dia langsung melangkahkan kakinya ke arah dapur.
Chery sendiri langsung melangkahkan kakinya ke arah kamar Dara yang bersebrangan dengan kamarnya.
*Tok tok tok
Chery mengetuk pintu itu tidak terlalu keras, dia malas dan tentu saja malu membangunkan Dara yang memang masih tidak terlalu dekat dengannya.
teriak Chery dari arah luar.
Karena tak mendengar jawaban apapun, dia akhirnya memilih untuk mengetuknya kembali.
*Tok tok tok
Pintu itu terbuka, Dara yang terlihat masih setengah sadar berdiri di hadapannya.
Dara (Erlangga Dwitara
ada apa sih?, pagi-pagi udah berisik aja
/bersuara serak/
Chery
Sarapannya udah jadi, bunda suruh turun
Dara (Erlangga Dwitara
ya, nanti kesana
Chery
eum
/setelah mendapatkan jawaban itu, Chery melangkah pergi menjauh dari pintu kamar Dara/
Dara (Erlangga Dwitara
woy
Chery yang tadi memang sudah melangkah menjauh dari pintu kamar Dara, terhenti saat mendengar Dara memanggilnya.
Chery
apa?
/tanya dia saat menatap kembali Dara/
Dara (Erlangga Dwitara
bantuin aku iket rambut
Dara (Erlangga Dwitara
Tck, udah sini masuk
/suruhnya dengan malas/
Chery menghela napasnya dengan berat, dia tahu Dara itu lebih tua dari dia, tapi mau bagaimana pun mereka hanya beda satu tahun saja.
Akhirnya, mau tak mau Chery masuk ke dalam kamar Dara. Betapa terkejutnya dia ketika melihat isi kamar Dara yang sangat berantakan.
Chery
kamu habis tidur atau perang, sih?
Dara (Erlangga Dwitara
hah?
Chery
berantakan banget kamarnya
Dara (Erlangga Dwitara
ohh
Dara (Erlangga Dwitara
aku emang gitu
Dara (Erlangga Dwitara
Bibi Keni kan ngga aku suruh masuk kamar ku
Dara (Erlangga Dwitara
jadi gini lah
Chery
kenapa ngga kamu beresin?
Chery
betah banget tinggal di kamar kayak gini?
Dara (Erlangga Dwitara
males
Dara (Erlangga Dwitara
biar nanti aja
Dara (Erlangga Dwitara
atau kamu mau beresin?
Chery
Dih, ogah
/menunjukkan ekspresi tak suka/
Sekali lagi Chery hanya bisa mendesah karena kelakuan saudara tirinya ini.
Dara kini melangkah mendekati Chery.
Dara (Erlangga Dwitara
Nih, ikat rambut ku
Chery mengambil ikat rambut milik Dara dengan sedikit kesal.
Dara (Erlangga Dwitara
kok diem?
Chery
Hah, gimana aku mau iket rambutnya?
Dara (Erlangga Dwitara
kenapa emang?
/mendekati wajah Chery/
Chery menjauhkan sedikit wajahnya dari wajah Dara yang kini berada sangat dekat di hadapannya.
Dengan ragu, dia memegang kedua lengan Dara dan memutar tubuh Dara untuk membelakangi dirinya.
Dara (Erlangga Dwitara
Aku mau semuanya terikat
Chery terdiam saat merasakan perbedaan tinggi badan mereka.
Chery
Kamu bisa lebih rendah dikit ngga?
Dara (Erlangga Dwitara
ngga nyampe?
Dara (Erlangga Dwitara
bilang dong
Dara merendahkan sedikit tubuhnya, membiarkan pria berwajah cantik itu mengikat rambutnya.
Tangan kecilnya bagi Dara sangat cantik ketika dia merasakannya di kepalanya.
Chery
dah, beres
/segera menjauhkan telapak tangannya/
Dara (Erlangga Dwitara
udah?
/tak percaya ternyata sebentar itu dia mengikat rambutnya/
Dara (Erlangga Dwitara
"bentar juga"
/batinnya/
Chery
udah kan, ngga ada apa-apa lagi?, kalo gak ada, yaudah
Chery segera pergi dari sana, Dara hanya menatap Chery yang pergi keluar dari pintu kamarnya.
(Bunda) Cermem Mutiara
loh, Dara mana Cher?
Chery
masih di kamar bentar lagi juga turun
(Bunda) Cermem Mutiara
yaudah, kamu sarapan dulu gih
Chery melangkah kan kakinya menuju meja makan, disana ayah tirinya menatapnya dengan senyuman hangat.
(Ayah) Andre Dwitara
hehe, hari ini kamu akan mulai sekolah,,, di sekolah yang sama dengan Dara
Chery menatap terkejut kearah ayah dan ibunya secara bergantian.
(Bunda) Cermem Mutiara
iya sayang
(Bunda) Cermem Mutiara
kalo di sekolah yang dulu kejauhan
(Ayah) Andre Dwitara
Ayah juga mau kalian berangkat bareng
(Ayah) Andre Dwitara
Bisakan?
/menatap Dara yang baru tiba disana/
Dara (Erlangga Dwitara
Bisa yah
Dara (Erlangga Dwitara
tenang aja
Dara yang baru saja sampai di ruang makan mendengar obrolan mereka.
Chery berbalik menatap Dara yang mengahmpirinya.
Dara (Erlangga Dwitara
Aku sih ngga papa kalo bareng sama dia
Dara (Erlangga Dwitara
tapi dianya, mau apa ngga?
/duduk di samping Chery/
Chery hanya menatap dingin Dara. Entah mengapa dia selalu kesal saat melihat wajah tampan Dara.
(Ayah) Andre Dwitara
gimana Chery?
(Ayah) Andre Dwitara
kamu mau kan?
Chery
eumm, ya yaudah yah, aku juga ngga bisa nolak kan? hehe
/ucapnya sambil tersenyum di akhir ucapannya/
Bunda Tia senang mendengar anaknya yang mengiyakan keinginan mereka berdua. Tapi dia juga sedikit kasihan pada anaknya itu, namun mau bagaimana pun Chery sudah dewasa. Dan ini bagi mereka pilihan yang bagus untuk kedua anaknya semakin akrab.
(Ayah) Andre Dwitara
hari ini kamu bisa langsung berangkat, ayah sudah selesai mengisi formulir pendaftaran mu sebelum kita tinggal disini.
(Ayah) Andre Dwitara
Dan kamu Dara, nanti hantar dia
Dara (Erlangga Dwitara
Umm
(Bunda) Cermem Mutiara
kalo gitu ayo sarapan
(Bunda) Cermem Mutiara
nanti kalian telat lagi berangkatnya.
Semua pun langsung kembali memakan makanan yang sudah di sediakan di atas meja makan.
Chery dengan enggan memakan makanan itu, namun dia tidak ingin nampak tidak bahagia di hadapan ibunya.
Di sisi lain, Dara terus menatapnya entah apa yang dia pikirkan.
Comments