Episode 3 Aneh

"Bagaimana menurut kamu? Apa ada yang perlu ditambah lagi di dalam kamar ini?" tanya Devan.

"Sudah ini sudah cukup aku nggak tahu kalau Kak Thalia. Biasanya seleranya sangat tinggi," jawab Aletta.

"Kamu tenang saja. Thalia pasti menyukai kamar ini karena sebelumnya aku juga sudah mempertanyakan kepadanya," sahut Devan.

"Baiklah. Aletta mau istirahat dulu," ucap Aletta yang ingin menaikkan kopernya ke atas tempat tidur dan ternyata dibantu oleh Devan dengan tangan mereka yang menyatu di atas pegangan koper itu.

Posisi keduanya yang sama-sama membungkuk dengan saling melihat satu sama lain. Tiba-tiba saja sangat hening dan hanya beberapa detik yang Aletta langsung melepaskan tangannya.

"Makasih Kak, sudah membawa koper Aletta sejak tadi. Aletta bisa melanjutkan sendiri," ucap Aletta yang sedikit gugup.

"Baiklah kalau begitu, kamu langsung istirahat saja. Thalia juga sebentar lagi akan menyusul. Aku juga mau ke kamar dulu," ucap Devan yang membuat Aletta menganggukkan kepalanya.

Devan tersenyum dan langsung meninggalkan kamar tersebut. Aletta tiba-tiba saja memegang dadanya dan merasa aneh dengan jantungnya yang berdebar.

Aletta yang tidak ingin memikirkan apapun menggeleng-gelengkan kepalanya dan menutup pintu kamar itu.

***

Aletta menikmati liburannya di atas kapal pesiar yang memang bisa dikatakan liburan yang paling termahal. Aletta mencoba menikmati berbagai makanan yang ada di sana.

Aletta juga jalan-jalan dan juga melihat lautan, dia benar-benar menggunakan kesempatan itu, sebelum acara ulang tahun Devan di rayakan.

Devan merupakan pengusaha muda dengan memiliki kekayaan yang sangat banyak dan bahkan bisa menyewa kapal pesiar untuk acara ulang tahunnya.

Aletta tidak mengenal siapapun di sana selain Thalia dan Devan. Tetapi yang seperti sudah diduga Aletta jika Thalia akan sibuk berpacaran dan akan mengabaikannya.

Aletta juga sebenarnya tidak mempermasalahkan hal itu daripada dia disuruh mengikuti pasangan waktu yang hanya menjadi obat nyamuk. Jadi lebih baik dia mencari kesibukan sendiri dengan menikmati liburannya.

Aletta menghirup udara dalam-dalam di ujung kapal yang melihat orang lautan secara dekat dan begitu sangat luas sekali. Aletta tidak berhenti mengeluarkan kata pujian untuk keindahan alam yang luas itu.

Aletta merenggangkan kedua tangannya menarik nafas panjang-panjang dan membuang perlahan ke depan.

"Aletta!" Aletta harus dikagetkan dengan suara tersebut yang membuatnya menoleh ke belakang dan ternyata itu adalah Devan.

"Kak Devan," sahut Aletta.

"Kamu melihat Thalia?" tanya Devan.

Aletta menggelengkan kepala, "bukankah kak Thalia seharusnya bersama Kakak?" tanya Aletta.

"Tadi memang iya, tetapi aku tinggal sebentar dia sudah tidak muncul lagi," jawab Devan.

"Aku juga tidak tahu kemana. Kak Thalia memang kerjanya kesan kemari saja," sahut Aletta geleng-geleng kepala.

"Kebiasaan memang Thalia ditinggal sebentar langsung menghilang," ucap Devan geleng-geleng.

Aletta yang tidak merespon apapun.

"Bagaimana Aletta liburan di tempat ini? kamu menyukainya?" tanya Devan.

"Iya. Sangat menyukainya," jawab Aletta.

"Kamu mengatakan menyukai, tetapi dari ekspresi wajah kamu terlihat sangat terpaksa bicara seperti itu," ucap Devan.

"Nggak kok," sahut Aletta mengelak.

"Thalia mengatakan kepadaku dengan keterpaksaan kamu yang harus ikut. Aku minta maaf jika liburan bersama kami membuat kamu kurang nyaman. Tetapi percayalah liburan ini benar-benar akan sangat nyaman untuk kamu," ucap Devan meyakinkan.

Aletta hanya menganggukkan kepala saja.

"Hmmm, nanti malam jangan lupa Aletta untuk kamu datang di acara ulang tahun ku," ucap Devan.

"Tapi bukankah itu acara ulang tahun Kakak dan kenapa aku harus hadir?" tanya Aletta.

"Kenapa kamu mengatakan seperti itu. Bukankah kamu sudah ada di sini dan aku sangat senang jika kamu menjadi bagian dari tamu ku," ucap Devan.

"Tapi...." Aletta menggaruk kepalanya yang tampak tidak menginginkan hal itu.

"Kenapa Aletta?"

"Kamu tidak berniat untuk datang?" tanya Devan.

"Nanti Aletta akan memikirkannya," jawab Aletta.

"Jangan memikirkannya Aletta. Kakak benar-benar ingin kamu hadir dan tidak ada alasan untuk tidak hadir. Aku akan merasa acara ini sia-sia saja jika ada tamu yang datang yang sudah berada di sini dan ternyata tidak malah ikut menghadiri acara ulang tahunku," ucap Devan.

"Kak Devan jangan mengatakan seperti itu. Aku bukanlah tamu yang ditunggu atau spesial dan aku juga hanya sekalian saja ikut bersama Kak Thalia. Ada tidak adanya aku acara itu pasti berlanjut," ucap Aletta.

"Kamu benar ada dan tidak adanya kamu acara pasti berlanjut. Tetapi tetap saja aku sangat menginginkan kamu juga menjadi bagian dari acaraku dan itu membuatku sangat puas karena tamuku bisa nyaman," ucap Devan.

"Ya. Sudah nanti Aletta akan datang," ucap Aletta yang mau tidak mau harus datang.

"Begitu dong. Kamu memang harus datang.

Aletta hanya menganggukkan kepala dan dia juga tidak tahu apakah harus menepati janjinya kepada Devan atau tidak yang jujur saja dia memang sangat menghindari untuk datang ke acara ulang tahun itu karena kembali lagi orang-orang yang ada di sana sudah sangat dewasa sekali dan dia juga tidak mengenal orang-orang itu.

"Sayang kamu ada di sini?" tiba-tiba Thalia datang menghampiri Devan dan Aletta.

"Aku dari tadi mencari kamu ternyata bersama Aletta," ucap Thalia.

"Aku justru mencari kamu sejak tadi meninggalkan kamu sebentar dan sudah tidak ada. Aku kebetulan bertemu Aletta dan ternyata dia juga tidak bersama kamu," jawab Devan.

"Iya-iya aku minta maaf. Tadi Catherine mengajakku mengobrol dan akhirnya aku melupakan kamu," sahut Thalia.

"Kebiasaan," sahut Devan.

"Ya. sudah sekarang kamu temani aku berenang bukankah kamu sudah janji mau temani aku berenang," ucap Thalia.

"Baiklah!" sahut Devan.

"Aletta kamu mah tetap pada kesendirian kamu atau mau ikut?" tanya Thalia.

"Kakak pergi saja sana aku mau tetap di sini," jawab Aletta

"Oke," sahut Thalia yang langsung membawa sang kekasih pergi.

Aletta hanya menghela nafas saja melihat kepergian orang itu.

****

Aletta yang duduk di pinggir ranjang menggunakan dress berwarna putih di bawah lututnya. Dress yang dia gunakan tampak sangat sopan.

Sejak tadi dia terus menunggu Thalia yang masih bersiap-siap berdiri di depan cermin dan entah apa saja yang dia lakukan. Thalia juga menggunakan dress yang warnanya sama, tapi terlihat sangat seksi dengan dress itu yang membuat tubuhnya tampak terlihat melekuk.

Dress tanpa lengan dan belahan yang di sampai paha.

"Mau sampai kapan Kakak akan terus melihat diri kakak di cermin seperti itu. Apa akan ada perubahan?" tanya Aletta dengan kesal

"Aletta ini itu adalah acara ulang tahun sang pujaan hati. Jadi Kakak harus tampil secantik mungkin," jawab Thalia dengan tersenyum.

"Kecantikan juga akan hilang. Pria itu bisa menemukan wanita yang lebih cantik lagi. Jadi jangan menjadi orang lain hanya karena ingin cantik dilihat oleh orang lain," ucap Aletta.

"Wau. Adikku yang satu ini ternyata sekarang sudah pintar sekali berbicara. Apa adikku ini sudah dewasa," goda Thalia.

"Sudahlah. Buruan cepat. Atau aku udah jadi ikut di acara ulang tahun Kak Devan!" tegas Aletta yang memberikan ancaman.

"Iya-iya. Kamu itu berisik sekali ini juga sudah mau selesai!" tegas Thalia geleng-geleng kepala.

"Ya sudah buruan cepat!" tegas Aletta

"Iya. Ini tinggal makai parfum," jawab Thalia yang sangat kesal dengan adiknya itu.

Bersambung......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!