Aletta dan Thalia yang terlihat jalan-jalan di Mall.
"Kakak kita mau cari apa sebenarnya?" tanya Aletta dengan kesal yang sejak tadi tampak lelah mengikuti kakaknya masuk dari toko yang satu ke toko berikutnya.
"Kakak belum menemukan sepatu yang cocok untuk kak Devan," jawab Thalia.
"Bagaimana mau ada yang cocok jika kakak terus saja mencari yang lebih lebih lagi. Tidak satupun yang sesuai dengan selera Kakak," jawabnya dengan kesal.
"Pacar Kakak sedang berulang tahun dan memang harus menyiapkan hadiah yang sempurna. Kamu jangan bawel dan ikuti aja!" tegas Thalia.
"Kalau tidak ingin aku bawel. Kakak seharusnya tidak mengajakku untuk ikut!" kesal Aletta.
"Jika kamu tidak ikut Kakak akan seperti orang gila yang akan berbicara sendiri mau mencari yang mana. Sudah kamu tidak perlu protes dan kamu harus menemani Kakak sampai mendapatkan hadiah yang kakak inginkan dan harus memberikan rekomendasi!" tegas Thalia mengangkat satu jarinya yang tidak mengizinkan adiknya berbicara lagi.
Aletta lagi-lagi hanya memperlihatkan wajah kesalnya. Beginilah kalau sudah pergi bersama sang Kakak. Maka tidak akan ada kebahagiaan bagi Aletta yang ada dia akan terus kalah jika sudah berdebat.
***
Aletta, Thalia dan bersama kedua orang tuanya yang sedang quality time di ruang tamu.
"Memang harus Aletta ikut?" tanya Ratih.
"Aku pernah menjanjikan kepada Aletta untuk mengajaknya liburan dan liburan di kapal pesiar di acara ulang tahun Devan sudah bisa menepati janji kepada Aletta yang terus menagih ini," jawab Thalia.
"Aku menagih janji kepada Kakak untuk liburan dan bukan menemani Kakak pacaran," sahut Aletta.
"Aletta Kakak itu akan banyak sekali pekerjaan dan tidak memiliki waktu untuk liburan. Jadi kakak hanya cuti dari kantor beberapa hari dan itu juga karena berkaitan dengan perayaan ulang tahun dan bisnis kak Devan. Jadi sekalian aja kamu ikut dengan Kakak!" tegas Thalia.
"Tapi itu tidak akan menyenangkan," protes Aletta merengek.
"Aletta liburan di atas kapal pesiar adalah liburan yang paling mewah dan sangat menyenangkan. Kamu bisa melihat benua, bukan hanya lautan yang luas saja, lagi pula kita juga akan ke daratan dan itu juga ke Luar Negeri. Jadi liburan kamu sudah double-double!" tegas Thalia.
"Tetap saja Kakak akan pacaran dan sisanya aku akan seperti orang gila yang nggak tahu harus apa," ucap Aletta.
"Ihhh, biasanya juga kalau liburan keluarga kamu juga suka ngilang-ngilang sendiri dan lebih suka sendiri," sahut Thalia kesal.
"Kalian berdua ini jika tidak berdebat satu hari saja maka tidak akan puas hah?" tanya Danu.
"Thalia hanya berusaha menepati janji pada Aletta dan caranya seperti itu," sahut Thalia.
"Aletta kamu sudah mendengarkan semua alasan yang diberikan Kakak kamu. Kemungkinan Kakak kamu tidak akan bisa mengajak kamu liburan lagi mengingat pekerjaannya yang banyak. Jadi hanya ini cara satu-satunya. Semua keputusan juga ada di tangan kamu jika kamu ingin pergi maka pergi dan jika tidak maka jangan dipaksakan. Tetapi Bunda tidak mau mendengar nanti kamu ribut lagi sama Kakak kamu hanya karena menagih janji!" tegas Ratih.
"Tuh dengar," sahut Thalia.
Aletta yang terdiam berpikir sejenak, dia memang sangat menginginkan liburan di tengah baru masuk kuliah yang membuatnya stress. Thalia menjadi sasaran Aletta yang memang sebelumnya Thalia pernah menjanjikan pada Aletta.
"Baiklah aku ikut," sahut Aletta mau tidak mau yang akhirnya ikut.
"Tapi awas saja. Kalau Kakak mengabaikan ku dan sibuk dengan pacar Kakak," tegas Aletta memberikan peringatan terlebih dahulu.
"Isss, namanya juga punya pacar. Ya boleh dong," sahut Thalia.
"Thalia kamu tidak boleh seperti itu. Ingat kamu memiliki tanggung jawab karena sudah membawa adik kamu dan kamu harus menjaga baik-baik. Bunda akan sangat marah jika nanti sampai adik kamu kenapa-napa!" tegas Ratih.
"Iya, Bunda, kapan aku tidak pernah menjaga anak bandel ini. Aku akan menjaganya dengan baik," sahut Thalia yang tiba-tiba merangkul adiknya yang membuat Aletta jadi geli sendiri dan langsung menghindar.
"Isss apa sih. Jangan dekat-dekat!" tegas Aletta dengan kesal.
Kedua orang tua mereka hanya geleng-geleng kepala saja melihat anak-anaknya seperti itu.
***
Aletta dan Thalia yang akhirnya pergi juga ke kapal pesiar. Aletta harus bergabung dengan orang-orang dewasa yaitu teman-teman Thalia dan juga teman-teman Devan untuk merayakan hari ulang tahun Devan.
Dengan wajah cemberutnya Aletta sangat kesal berdiri di samping Thalia dengan koper mereka berada di samping mereka.
"Thalia adik kamu cantik juga," sahut seorang pria yang juga merupakan teman dari Devan.
"Benar, lebih canti adikmu daripada kamu," sahut yang satunya lagi.
"Kurang ajar kalian. Kalau mau memuji seseorang dan menjatuhkan seseorang jangan mendampingikan orangnya. Benar-benar ya," kesal Thalia.
Sementara Aletta hanya tanpa kesal melihat dua pria itu yang sejak tadi menatapnya sangat nakal.
"Kalian berdua jangan macam-macam di sini. Thalia ataupun Aletta itu adalah tanggung jawabku dan awas ya jika kalian aneh-aneh!" tegas Devan memberi ingat kepada dua rekannya itu.
"Iya-iya kita hanya bercanda saja," sahut pria yang bernama Sony.
"Ya. Sudah sayang sebaiknya sekarang kamu sama Aletta akan aku antar ke kamar kalian," ucap Devan.
"Aku sama Aletta satu kamar?" tanya Thalia.
"Hmmm, apa kalian ingin tidur di kamar yang berbeda?" tanya Devan.
Dia memang sangat mengenali kekasihnya itu dan adiknya seringkali berdebat dan memang tidak cocok untuk disatukan dalam satu kamar walau hanya beberapa hari saja.
"Aku mau satu kamar sama kamu aja," ucap Thalia tampak manja merangkul lengan kekasihnya itu yang membuat Devan hanya tersenyum miring dan sementara Aletta mendengarnya mengerutkan dahi.
"Dasar gatal!" gumamnya pelan.
"Kita akan satu kamar ketika sudah menikah," jawab Devan.
"Nggak mau, maunya sekarang aja," sahut Thalia dengan geleng-geleng kepala yang sangat manja.
"Udah-udah. Sana kalian berdua langsung satu kamar aja. Devan kalau gue jadi lo nggak bakalan nolak. Udah gue habis itu cewek di dalam kamar seharian," sahut Sony dengan candaannya yang mulai menjurus ke arah pikiran kotor.
"Sembarangan lo ngomong. Lo pikir cewek gue apaan," sahut Devan yang pasti sangat menjaga harga diri kekasihnya dan Thalia juga sangat kesal dengan omongan dua sahabat Devan yang sejak tadi memang sangat tidak sopan.
"Ayo aku antar ke kamar kalian," sahut Devan yang lebih baik membawa dua wanita itu beristirahat terlebih dahulu.
Thalia menganggukkan kepala dan memegang tangan adiknya agar tidak hilang darinya sementara dia pun membawa koper Thalia dan juga Aletta.
"Adiknya cantik tapi jutek," ucap Sony.
"Devan beruntung banget dikelilingi dua wanita cantik," sahut Rangga.
"Iya lagi, itu menjadi bonus ketika memiliki wajah tampan," sahut Sony dengan keduanya saling mengobrol satu sama lain.
Devan yang membuka pintu kamar dengan membawa 2 koper dan menyusul Aletta di belakangnya namun tidak terlihat Thalia.
"Aku berharap kamu menyukai kamarnya Aletta," ucap Devan.
Aletta memasuki kamar tersebut melihat kamar itu cukup luas dengan dua bet yang mungkin Devan sengaja memilihkan dua tempat tidur agar adik kakak itu tidak bertengkar.
Kamar itu juga memiliki kamar mandi, sofa dan juga fasilitas yang sangat lengkap.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments