"Bagus, kalau dia benar-benar meminta cerai, itu akan bagus untukku."
"Benar Lady, jika Ratu Esme bercerai, maka posisi Ratu akan kosong dan Anda bisa menjadi Ratu selanjutnya. Ratu yang berhasil melahirkan keturunan pada Kerjaan Vasilica. Anda akan dianggap sebagai wanita paling terhormat nantinya. Popularitas Anda akan meningkat pesan, Lady Jenna."
Wanita berusia 21 tahun itu tersenyum puas. Ia tidak menyangka bahwa semuanya akan semudah ini. Padahal dirinya pikir Esme adalah wanita yang sulit untuk dihadapi. Ia pikir akan membutuhkan usaha besar dalam mengambil posisi tersebut.
"Rias aku. Aku akan menemui Baginda untuk memberi salam. Sudah satu minggu aku berada di sini tapi Baginda sama sekali tidak melihatku. Padahal besok aku sudah akan dinobatkan menjadi selir."
Mia, dayang yang diberikan oleh Esme untuk melayani Jenna itu terdiam sejenak. Dia tidak bergerak ataupun mengiyakan apa yang jadi perintah dari Jenna. Bukan tanpa alasan, menurut adat Vasilica, jika seseorang menikah maka sebelumnya tidak boleh bertemu lebih dulu.
Di sini Jenna akan jadi selir, dia pertama kali akan menemui Stefan yakni saat malam dimana Jenna melayani Stefan. Itu lah yang dinamakan pengangkatan selir. Setelah Jenna masuk ke kamar Stefan maka sejak saat itulah Jenna resmi menjadi selir.
Jangan bayangkan akan ada pengangkatan resmi yang di umumkan ke seluruh istana ataupun kerajaan. Tidak ada sama sekali hal demikian. Selir disini tak ubahnya seperti seorang gundik atau simpanan. Hanya saja namanya lebih diperhalus.
Selir di Vasilica juga tidak memiliki wewenang apapun. Dia tidak memiliki kekuasaan ataupun hak atas istana ataupun raja sekalipun. Adapun apa yang dimiliki seperti gaun, perhiasan dan sejenisnya, itu berasal dari pemberian ratu. Sehingga jika ditanya apakah ada yang mau menjadi selir raja, maka jawaban para wanita akan sepakat berkata tidak.
Akan tetapi Jenna megambil kesempatan itu. Dia adalah putri seorang marquis, tapi dengan senang hati dirinya menjadi selir Stefan. Tentu saja dia tidak serta merta mau dengan posisinya. Jenna adalah wanita yang sangat berambisi, jadi dia tidak akan puas dengan posisi selir. Terbukti dia mengincar posisi yang lebih tinggi. Dan posisi wanita paling tinggi di Vasilica itu adalah ratu.
"Kenapa diam saja?"
"Maaf Lady Jenna, bukannya saya tidak mau. Namun Anda tidak bisa bertemu Baginda Raja sekarang. Anda harus sabar sampai besok malam. Sebaiknya Anda melakukan perawatan tubuh saja dulu agar saat malam itu, Anda dapat menyenangkan Baginda.x
"Cih! Ya sudah kalau begitu."
Jenna pasrah. Untuk saat seperti sekarang ini, dimana dia belum memiliki kekuasaan ataupun kedudukan maka cara satu-satunya adalah tidak banyak membantah dan melakukan apa yang semestinya dilakukan. Ayah Jenna, yakni Marquis Rosen Arcarito pun juga berpesan demikian. Marquis Rosen berkata kepada Jenna untuk berhati-hati. Tapi meskipun demikian Marquis Rosen juga menempatkan banyak mata-mata di istana.
Kabar tentang Esme yang meminta cerai dari Stefan pun bisa langsung diketahui oleh Jenna karena mata-mata dari sang ayah. Bagi pihak Marquis, mungkin itu adalah sebuah peluang besar yang mana bisa menggoyahkan posisi ratu tapi tidak dengan Esme sendiri. Wanita itu malah tidak peduli akan hal tersebut. Beberapa petinggi bahkan sampai menemuinya untuk mengonfirmasi apa kabar tersebut.
"Woaah, cepat sekali ya cuitan burung-burung itu. Tapi, kalian tidak perlu khawatir karena semuanya benar adanya."
"Bagaimana bisa Anda bicara sangat santai begitu Baginda Ratu. Ini sama saja memberikan kesempatan kepada Marquis Arcarito. Dia pasti menunggu saat ini datang. Jika nanti Anda benar bercerai dengan Raja, maka orang itu pasti akan mengusulkan putrinya untuk jadi ratu menggantikan Anda."
"Ya baguslah, jadi aku tidak perlu berpikir lagi bukan. Aku bisa istirahat dan melalui hari ku dengan nyaman tanpa beban negara yang selama ini membelenggu ku. Sudah sudah, kalian sungguh menyita waktuku. Aku harus pergi, kalian tidak lihat pakaian apa yang sudah ku pakai ini dan senjata apa yang sedang ku bawa?"
Mereka tentu tahu mau kemana Esme pergi. Berburu, ya Esme sangat menyukai kegiatan tersebut. Meskipun tergolong berbahaya namun Esme menyukainya. Dia memang hanya memiliki kemampuan berpedang yang pas-pasan. Akan tetapi kemampuan memanahnya sungguh luar biasa.
Jika Vasilica mengadakan festival berburu, maka Esme selalu menjadi orang yang mendapat hewan buruan paling banyak. Maka dari itu dia tidak masuk ke dalam lomba, karena pastilah dia yang akan menang.
"Apa Anda masih bisa setenang ini, Baginda Ratu?"
"Duh kalian ini cerewet sekali. Ayolah, aku hanya ingin bersenang-senang dan kalian masih saja mengganggu ku. Paul, urus mereka."
Paul, ajudan Esme yang olehnya dilarang bekerja dan harus tetap berada di sisi Esme itu tentu tahu tugasnya. Meskipun dia tidak mengerjakan pekerjaan yang biasanya tapi dia mengerjakan pekerjaan lainya. Salah satunya ya ini, membuat Esme bisa pergi dari orang-orang ini.
"Hah, mereka sangat merepotkan."
Kiiiikkkk
Kuda berwarna putih nan gagah sudah berada di depan istana ratu. Kuda yang disiapkan oleh penjaga kandang itu merupakan kuda kesayangan Esme yang biasa ia naiki.
"White, ayo kita bermain. Hiyaaa!"
Esme pergi menuju ke hutan untuk berburu. Tidak ada satu pun yang mengikuti karena Esme memang tidak suka diikuti jika tengah berburu. Tapi tentu tidak dengan Paul, dia tetap menyusul meksipun dilarang. Baginya Esme adalah tuannya yang harus dia layani dan dia jaga.
Meskipun posisi Paul merupakan ajudan namun kemampuan berpedangnya sangat luar biasa dan orang-orang tidak akan menyangka akan hal tersebut. Maka dari itu jika Esme tengah pergi melakukan pekerjaan dan tidak ingin mencolok, dia hanya akan pergi bersama dengan Paul saja.
"Baginda!"
"Oh ayolah Paul, jangan memanggilku begitu jika di luar. Aah iya, panggil aku kakak. Kau kan lebih muda dariku."
Fyuuuuh
Paul hanya membuang nafasnya kasar. Dia mengenal Esme sudah dari lama. Dan memang benar bahwa dia menganggap Esme seperti seroang kakak perempuan. Esme yang awalnya punya adik namun sudah meninggal saat kecil menganggap Paul sebagai adiknya sendiri. Sama-sama merupakan anak count, dulu Paul ditunjuk sebagai teman belajar dan bermain Esme dan Stefan. Jadi mereka bertiga termasuk dekat satu sama lain.
"Paul, apa mereka sudah kau bereskan?"
"Sudah, mereka mundur dengan gerutuan."
"Biarlah, aku tidak peduli. Paul, apa kau mendukung keputusanku?"
Paul terdiam, dia sebenarnya ada di sisi yang bingung. Baik Esme maupun Stefan adalah orang yang sama-sama dekat dengannya. Tapi sebenarnya Esme lah yang paling dekatnya. Jadi dia merasa lebih ingin mendukung Esme lebih banyak ketimbang Stefan.
"Apapun yang Anda inginkan, saya akan tetap bersama dengan Anda."
"Bagus. Terimakasih, Paul. Waktunya membidik hewan buruan ku."
Jreees
"Sialan, siapa yang mengambil mangsaku itu!"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Ratu Esme hrs secepatnya pergi dr istana biar semuanya diurus sama Raja Stefan 😏😏 dan kita liat gimana hasilnya 🤔😏
2025-04-11
0
GiZaNy
wahhh... bakal ada pangeran yang ambil mangsa nya Ratu Esme nihh 😁😁
2025-04-11
0
Ayu Dani
wah kayak nya ketemu calon jodoh nih
2025-04-14
0