Bab 3. Diusir

Diusir

“Pergi! Keluar dari rumah ini sekarang juga!” Suara lantang Cik Mey terdengar sampai ke luar pagar sebuah rumah kecil nan sederhana yang telah digadaikan kepadanya lima tahun lalu. Namun, hutang itu belum juga dilunasi sampai hari ini.

“Pergi! Rumah ini sudah menjadi hak saya sekarang,” ujar Cik Mey lagi sambil melempar koper dan beberapa barang milik Nadia ke luar. Wanita bertubuh gempal, berkulit putih, dan bermata sipit itu berkacak pinggang dengan angkuh mengusir Nadia dari rumah.

“Tolong beri saya waktu, Cik. Saya janji saya akan melunasinya,” mohon Nadia dengan wajah memelas. Rumah peninggalan orang tuanya ini merupakan satu-satunya tempat ia berteduh. Di dunia ini, ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Seseorang yang pernah mengisi hidupnya, yang ia kira akan menjadi teman untuk seumur hidupnya, malah tega mengkhianatinya. Lantas, ke mana lagi ia harus pergi jika ia keluar dari rumah ini sekarang?

“Lima tahun saya sudah bersabar, tapi orang tuamu tidak juga melunasi hutangnya, Nadia. Dan sekarang, rumah ini mau saya sita. Kamu silakan keluar dari rumah ini sekarang juga.”

“Cik, saya mohon, Cik. Tolong beri saya waktu lagi. Saya janji saya akan segera melunasinya.”

“Berapa lama lagi? Hm? Kemarin saya sudah memberi kamu waktu satu bulan, tapi mana?”

“Tiga hari, Cik. Tolong kasih saya waktu tiga hari. Saya janji saya akan segera melunasi sisanya. Jika dalam waktu tiga hari saya tidak memenuhi janji saya, saya sendiri yang akan keluar dari rumah ini. Saya janji, Cik.”

Nadia mengatupkan kedua tangan di depan wajahnya, memohon belas kasih rentenir paruh baya itu. Selama ini, Nadia tidak pernah tahu bahwa orang tuanya telah menggadaikan rumah ini kepada Cik Mey, rentenir yang terkenal angkuh dan sedikit tidak punya belas kasih kepada siapa pun.

Ketika kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, barulah ia tahu bahwa satu-satunya harta keluarganya itu telah dijadikan jaminan hutang. Tidak ada pilihan lain lagi bagi Nadia selain terpaksa harus melunasi hutang yang ditinggalkan orang tuanya tersebut.

“Tidak bisa, Nadia. Sudah berapa kali saya memberi kamu kesempatan. Kemarin saya sudah memberi kamu kesempatan satu bulan, trus satu minggu, setelah itu kamu minta lagi waktu tiga hari. Dan sekarang kamu minta waktu lagi? Tidak, Nadia. Mohon maaf sekali, saya sudah tidak bisa memberi kamu kesempatan lagi. Sekarang juga kamu tinggalkan rumah ini.”

Tegas sekali jawaban Cik Mey, membuat Nadia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain pasrah. Pagi ini, sembari menggeret koper, Nadia melangkah lesu menyusuri jalanan, menunggu ojek online yang sudah dipesannya. Tak berapa lama, ojek itu pun datang. Dengan menumpangi ojek itu, Nadia pergi bekerja sambil membawa koper besar yang berisi beberapa barang pribadinya.

****

“Kamu diusir?” Bu Nana, HR(Human Resource) Manajer King and Queen Hotel, terkejut melihat salah satu karyawannya datang dengan membawa koper besar ke tempat kerjanya.

Nadia mengangguk lemah dengan wajah tertunduk malu. Ia tidak punya tempat untuk didatangi selain hotel ini.

“Ya ampun. Trus buat apa kamu bawa-bawa koper segala ke hotel ini? Kenapa tidak dititipkan ke tetangga, atau teman kamu misalnya?”  tanya Bu Nana heran.

Nadia mengangkat wajahnya. “Saya tidak punya kenalan siapa-siapa, Bu. Bu Nana kan tahu, saya sebatang kara.”

“Iya, saya tahu. Tapi, masa kamu bawa koper ke hotel ini? Kalau tetangga kamu punya, kan?”

“Punya, sih, Bu. Tapi, saya tidak akrab dengan tetangga.” Nadia, yang menghabiskan waktunya dengan bekerja, memang jarang sekali bercengkerama dengan tetangga. Hidupnya monoton: bangun pagi, pergi bekerja, pulang sore hari, kadang malam hari. Dengan kesibukannya itu, ia jarang punya waktu berkumpul bersama tetangga.

“Trus, apa yang bisa saya bantu buat kamu?”

“Saya boleh nginap di sini, ya, Bu? Tiga hari saja, sampai saya menemukan tempat tinggal yang baru.”

“Astaga...” Bu Nana menggeleng tak percaya. Baru kali ini ada karyawan yang mau menumpang tinggal di hotel ini.

“Memangnya kamu pikir ini hotel punyamu apa?” sambungnya.

“Saya mohon, Bu. Tiga hari saja, sampai saya menemukan tempat yang baru. Saya tidak punya sanak saudara, Bu. Saya juga belum punya uang yang cukup untuk mengontrak rumah.” Nadia memasang wajah memelas sembari mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya.

“Tidak bisa, Nadia. Kalau ketahuan Pak Yudha, bisa dipecat saya nanti karena mengijinkan karyawan menginap di sini.”

“Bu, saya mohon, Bu. Sehari saja. Saya tidak punya tempat tinggal lagi, Bu.”

“Tetap saja saya tidak bisa mengijinkan kamu menginap di sini, Nadia. Saya tidak berani. Kenapa kamu tidak cari tempat kost saja? Kan lebih murah.”

“Saya belum punya uang lebih, Bu.”

Bu Nana meniupkan napasnya panjang. Sungguh, ia tak habis pikir dengan karyawannya yang satu ini. Baru tiga hari bekerja, sudah berani meminta izin menginap gratis di hotel.

Namun, sebagai sesama manusia, ia juga merasa kasihan pada Nadia. Apalagi, ia tahu Nadia adalah anak yatim piatu. Dia hidup sebatang kara, bekerja keras untuk membiayai dirinya sendiri. Dengan melihat latar belakang Nadia itu saja, ia sudah bisa membayangkan seperti apa kerasnya kehidupan yang dijalani Nadia. Yang sudah pasti tidak mudah.

****

“Hanya malam ini saja. Besok pagi kamu sudah harus keluar dari kamar itu. Jangan sampai ada satu orangpun yang melihat kamu. Dan jangan lupa, sebelum kamu meninggalkan kamar itu, kamar itu sudah harus rapi dan bersih. Karena Pak Yudha sewaktu-waktu bisa masuk ke kamar itu.”

Terpaksa Bu Nana mengijinkan Nadia menginap hanya untuk satu malam di hotel ini. Dengan catatan tidak boleh ada satu pun orang yang tahu ia menginap di salah satu kamar VIP yang tidak diperuntukkan tamu hotel.

Kamar itu khusus digunakan Direktur Utama King Queen Hotel ketika beliau merasa lelah atau butuh waktu untuk menyendiri.

Namun, sudah beberapa bulan belakangan ini sanga Dirut tidak pernah lagi menggunakan kamar itu. Sehingga selama beberapa bulan ini kamar itu dibiarkan kosong. Karena itulah Bu Nana mengijinkan Nadia tidur di kamar itu hanya untuk malam ini saja.

Saking senangnya dengan kebaikan hati Bu Nana, Nadia sampai mencium tangan wanita paruh baya itu berulang-ulang kali sebagai ucapan terima kasihnya.

Nadia menghembuskan napasnya lega sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar mewah itu. Ia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya dengan baik. Sepanjang hari ia sudah melayani tamu-tamunya bagaikan raja dan ratu, sesuai dengan motto hotel ini. Yaitu siap melayani tamu seperti raja dan ratu.

Jam kerjanya sebetulnya selesai hanya sampai jam tiga sore. Tetapi berhubung ia akan menginap di hotel untuk malam ini, sehingga terpaksa ia menambah shift jam kerjanya sampai jam delapan malam.

“Wow ... Kamarnya semewah ini.” Nadia berdecak kagum dengan interior kamar itu yang baginya sangat mewah hanya sekedar untuk tempat beristirahat Direktur Utama. Kamar ini bahkan hanya sesekali saja digunakan. Dan beberapa bulan belakangan kamar ini jarang lagi digunakan, namun tetap dibersihkan seperti biasanya.

Merasa penat, Nadia lantas membuka seragam kerjanya, lalu ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di dalam kamar mandi ia bersenandung ria sembari menggosok tubuhnya dengan sabun mandi di bawah guyuran air dari shower. Beberapa menit membersihkan diri, ia kemudian keluar dari kamar mandi dengan handuk sebatas ketiak yang membungkus tubuh polosnya itu.

“Aaa ...”

Namun ia terkejut luar biasa, sampai berteriak kencang saat seorang pria asing tiba-tiba masuk ke dalam kamar itu.

“Si-siapa kamu?” tanya Nadia sembari lekas memutar tubuhnya membelakangi pria itu. Yang ia tak tahu entah datang dari mana.

“Kamu yang siapa? Kenapa kamu bisa berada di kamar ini?” balas pria itu memandangi Nadia dengan pandangan aneh sekaligus marah.

-To Be Continued-

Terpopuler

Comments

〈⎳ FT. Zira

〈⎳ FT. Zira

alamat ketemu peratama di kamar sih klo ini🤭

2025-04-08

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like plus iklan 👍🥰

2025-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 Visual Karakter
2 Bab 1. Carilah Wanita Lain
3 Bab 2. Yakin Kamu Ikhlas?
4 Bab 3. Diusir
5 Bab 4. Hantu Dalam Kamar
6 Bab 5. Hampir Salah Pegang
7 Bab 6. Dipecat
8 Bab 7. Pahlawan Tak Terduga
9 Bab 8. Pengamen Cantik
10 Bab 9. Aku Bukan Pengemis
11 Bab 10. Merasa Bersalah
12 Bab 11. Mengingatkan Masa Lalu
13 Bab 12. Gadis Penjual Kue
14 Bab 13. Bekas Vs Mantan
15 Bab 14. Program Kehamilan
16 Bab 15. Keguguran Atau Tidak Hamil
17 Bab 16. Beban Komitmen
18 Bab 17. Hari Pertama Bekerja
19 Bab 18. Tentang Masa Lalu
20 Bab 19. Membuang Prasangka
21 Bab 20. Sepiring Ketoprak
22 Bab 21. Janji Traktir
23 Bab 22. Kamu Punya Pacar?
24 Bab 23. Sarapan Gratis
25 Bab 24. Alasan Maura
26 Bab 25. Curahan Hati Yudha
27 Bab 26. Reaksi Maura
28 Bab 27. Bukan Mimpi
29 Bab 28. Ternyata Ganteng Juga
30 Bab 29. Tanggung Jawab
31 Bab 30. Pilihan Yang Menjebak
32 Bab 31. SIM (Surat Ijin Menikah)
33 Bab 32. Pria Tua
34 Bab 33. Mas Mesum
35 Bab 34. Rudal Panjang
36 Bab 35. Open BO
37 Bab 36. Hampir Saja
38 Bab 37. Malam Pertama Yang Tertunda
39 Bab 38. Gadis Perawan
40 Bab 39. Dua-Duanya
41 Bab 40. Teropong Pengintai
42 Bab 41. Mulut Mertua
43 Bab 42. Kamu Kasar
44 Bab 43. Rahasia
45 Bab 44. I Love You
46 Bab 45. Curiga
47 Bab 46. I Love You Too
48 Bab 47. Beri Aku Waktu
49 Bab 48. Kuda-Kudaan
50 Bab 49. Keputusan
51 Bab 50. Bukan Cinta Pertama
52 Bab 51. Pengakuan Rizal
53 Bab 52. Dia Istriku
54 Bab 53. Restu
55 Bab 54. Hamil Di Luar Nikah
56 Bab 55. Ingin Memiliki
57 Bab 56. Sesal Yang Tiada Guna
58 Bab 57. Rencana Publikasi
59 Bab 58. Tanggung Jawab Terakhir
60 Bab 59. Marahnya Yudha
61 Bab 60. Permintaan Aneh
62 Bab 61. Harta Yang Paling Berharga
63 Bab 62. Kenyataan Pahit
64 Bab 63. Keputusan Yang Tepat
65 Bab 64. Permata Hati Yang Hilang
66 Bab 65. Sambutan Tak Terduga
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Visual Karakter
2
Bab 1. Carilah Wanita Lain
3
Bab 2. Yakin Kamu Ikhlas?
4
Bab 3. Diusir
5
Bab 4. Hantu Dalam Kamar
6
Bab 5. Hampir Salah Pegang
7
Bab 6. Dipecat
8
Bab 7. Pahlawan Tak Terduga
9
Bab 8. Pengamen Cantik
10
Bab 9. Aku Bukan Pengemis
11
Bab 10. Merasa Bersalah
12
Bab 11. Mengingatkan Masa Lalu
13
Bab 12. Gadis Penjual Kue
14
Bab 13. Bekas Vs Mantan
15
Bab 14. Program Kehamilan
16
Bab 15. Keguguran Atau Tidak Hamil
17
Bab 16. Beban Komitmen
18
Bab 17. Hari Pertama Bekerja
19
Bab 18. Tentang Masa Lalu
20
Bab 19. Membuang Prasangka
21
Bab 20. Sepiring Ketoprak
22
Bab 21. Janji Traktir
23
Bab 22. Kamu Punya Pacar?
24
Bab 23. Sarapan Gratis
25
Bab 24. Alasan Maura
26
Bab 25. Curahan Hati Yudha
27
Bab 26. Reaksi Maura
28
Bab 27. Bukan Mimpi
29
Bab 28. Ternyata Ganteng Juga
30
Bab 29. Tanggung Jawab
31
Bab 30. Pilihan Yang Menjebak
32
Bab 31. SIM (Surat Ijin Menikah)
33
Bab 32. Pria Tua
34
Bab 33. Mas Mesum
35
Bab 34. Rudal Panjang
36
Bab 35. Open BO
37
Bab 36. Hampir Saja
38
Bab 37. Malam Pertama Yang Tertunda
39
Bab 38. Gadis Perawan
40
Bab 39. Dua-Duanya
41
Bab 40. Teropong Pengintai
42
Bab 41. Mulut Mertua
43
Bab 42. Kamu Kasar
44
Bab 43. Rahasia
45
Bab 44. I Love You
46
Bab 45. Curiga
47
Bab 46. I Love You Too
48
Bab 47. Beri Aku Waktu
49
Bab 48. Kuda-Kudaan
50
Bab 49. Keputusan
51
Bab 50. Bukan Cinta Pertama
52
Bab 51. Pengakuan Rizal
53
Bab 52. Dia Istriku
54
Bab 53. Restu
55
Bab 54. Hamil Di Luar Nikah
56
Bab 55. Ingin Memiliki
57
Bab 56. Sesal Yang Tiada Guna
58
Bab 57. Rencana Publikasi
59
Bab 58. Tanggung Jawab Terakhir
60
Bab 59. Marahnya Yudha
61
Bab 60. Permintaan Aneh
62
Bab 61. Harta Yang Paling Berharga
63
Bab 62. Kenyataan Pahit
64
Bab 63. Keputusan Yang Tepat
65
Bab 64. Permata Hati Yang Hilang
66
Bab 65. Sambutan Tak Terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!