Bab 2. Yakin Kamu Ikhlas?

Yakin Kamu Ikhlas?

“Sampai langit runtuh pun, aku tidak akan melakukan itu, Ra.” Sudah berulang kali Yudha menolak usul Maura yang baginya tidak masuk akal ini. Namun Maura terus saja memaksa.

Pagi ini sebelum ia berangkat ke kantor, ia ingin sekali memadu kasih sebentar dengan Maura. Namun lagi-lagi gagal.

Memang hasratnya yang seringkali tak tersalurkan ini membuatnya merasa pusing dan emosi menjadi tidak stabil. Tetapi tidak pernah sekalipun ia terpikirkan untuk mencari tempat pelampiasan yang lain.

“Coba kamu pikirkan sekali lagi, Yud. Ini demi masa depan kita. Kebahagiaan kita. Kebahagiaan orangtua kamu,” bujuk Maura.

Sebenarnya, Maura tidak rela suaminya menikahi wanta lain. Hati seorang istri mana yang rela suami tercintanya memiliki wanita lain dalam hidupnya. Setiap wanita pasti ingin  menjadi satu-satunya dalam hidup suaminya. Namun keadaan memaksa Maura untuk merelakan meskipun hatinya tidak sanggup.

“Tapi bukan dengan cara seperti ini, Ra. Kalau ada cara lain yang bisa kita tempuh, kenapa harus cara konyol ini yang kamu pilih.”

“Kalaupun ada, tolong beritahu aku.” Maura sudah lelah menerima pandangan tidak menyenangkan dari keluarga Yudha karena ia yang sampai hari ini tak kunjung bisa memberi keturunan pada keluarga itu.

Memang Maura salah karena merahasiakan penyakitnya ini tidak hanya pada keluarga Adyatama saja, tapi juga dari keluarganya sendiri. Ia menjalani pengobatan diam-diam.

Lima tahun lalu ketika mereka berlibur ke Korea Selatan, Maura melakukan kemoterapi di sana dengan didampingi suami dan dokter Rizal.

Namun, karena urusan pekerjaan yang mendadak, Yudha terpaksa harus kembali lebih dulu.

“Inseminasi buatan. Kita bisa menyewa rahim orang lain. Cara itu juga efektif, bahkan sangat aman,” sahut Yudha.

Maura menghela napas dalam-dalam. Sebelumnya, ia juga sudah memikirkan cara itu.  Namun, bukan itu yang ia inginkan. Ia memiliki harapan lain dari solusi yang ia tawarkan, selain hanya untuk memiliki keturunan. Sayangnya, ia tidak bisa mengutarakan itu pada Yudha.

Maura takut bahwa jika ia tiada nanti, Yudha akan sendirian dan kesepian menjalani hidupnya. Memang, usia seseorang tidak ada yang tahu. Tapi, apa salahnya jika ia mempersiapkan segala sesuatu sebelum waktunya tiba.

“Sayang, hei ...” Maju dua langkah, Maura lantas meraih kedua tangan Yudha ke dalam genggamannya.

“Kamu mencintaiku, kan?” Ia bertanya kemudian seraya menatap mata suaminya dengan sendu. Sebisa mungkin ia menampakkan melalui sorot matanya bila ia memiliki kelapangan hati. Cinta membuat ia sanggup melakukan semua ini. Melakukan sesuatu yang mustahil bisa dilakukan oleh semua wanita di dunia ini.

“Kamu masih bertanya?” Yudha menatap dalam sepasang mata Maura.

“Kalau begitu, tolong lakukan apa yang aku minta.”

Yudha menghela napas sejenak. Semakin ia menolak, semakin Maura terus mendesaknya. Mungkin bagi pria lain hal ini merupakan kesempatan yang menyenangkan. Bisa memiliki dua istri pria mana yang bisa menolak.

Namun baginya, hal itu justru merupakan sebuah beban. 

“Maura, tolong jangan paksa aku melakukan ide konyol ini. Kita masih bisa cari jalan lain, tidak harus dengan cara gila ini,” tolak Yudha untuk kesekian kali.

“Memang ini gila, tapi coba kamu pikirkan lagi. Walaupun aku mengijinkan, tapi kamu tidak harus menikahinya secara resmi. Tolong kamu pikirkan juga bagaimana masa depan keluarga ini, Yud.”

“Kamu yakin mengijinkan aku? Apa kamu tidak akan menyesal, Ra?”

Maura menggeleng, berusaha keras untuk tidak menitikkan air mata. Ia tahu suatu hari nanti ia akan pergi meninggalkan Yudha sendirian. Maka sebelum ia pergi ia ingin meninggalkan satu kenangan berharga untuk suaminya itu.

“Aku ikhlas, sayang.”

“Yakin kamu ikhlas? Trus bagaimana jika seandainya suatu hari nanti aku jatuh cinta dengan perempuan itu?”

“Kecuali itu. Hubungan kalian tidak boleh lebih dari itu. Hanya sampai dia bisa memberi kita seorang anak, tidak lebih. Hm?”

“Tapi masalahnya siapa perempuan itu Ra? Siapa perempuan yang mau melakukan ide gilamu ini?”

Benar juga. Maura belum sempat memikirkan hal itu. Selama ini ia hanya terfokus mencari cara serta fokus menata perasaannya sendiri tanpa memikirkan siapa perempuan yang akan bersedia memberinya seorang anak nanti.

“Sudahlah, lupakan saja ide konyol ini. Sedikitpun aku tidak tertarik melakukannya. Lebih baik kamu pikirkan saja tentang kebahagiaan kita. Ya sudah, aku mau mandi dulu. Tolong siapkan bajuku.” Yudha kemudian masuk ke kamar mandi usai mengecup pipi Maura.

Maura pun hanya bisa meniupkan napasnya panjang. Usahanya gagal lagi untuk kesekian kalinya. Berbagai cara sudah ia coba demi meyakinkan Yudha. Namun Yudha terlalu keras kepala.

Maura tahu hal ini tidak mudah. Tak hanya bagi Yudha tetapi juga bagi dirinya sendiri akan jauh lebih sulit. Sebab da perasaan cemburu dan tak rela yang harus mati-matian ia lawan hanya demi mewujudkan impian keluarga Adyatama itu.

Maura sudah lelah terus menerus ditanyai kapan ia dan Yudha berencana untuk memiliki anak. Ia juga sudah lelah menghadapi prasangka buruk orang-orang tentang dirinya.

Di dalam kamar mandi, di bawah guyuran air dari shower, permintaan Maura beberapa menit lalu itu masih mengganggu pikiran Yudha. Karena terus terang saja, sedikitpun Yudha tak berminat mencari wanita lain.

Walaupun hasratnya seringkali tak terlampiaskan, namun ia tak pernah berpikir untuk mencari tempat pelampiasan di luar sana.  Apalagi sampai menyewa wanita panggilan. Sebab ada reputasi juga karir yang harus ia pertaruhkan jika sampai ia melakukan semua itu.

****

Sementara di lain tempat di waktu yang sama. Seorang gadis berparas manis tengah bersiap-siap pergi bekerja. Ia sudah terlihat rapi dengan balutan seragam yang bertuliskan King and Queen Hotel pada pojok kiri dadanya.

Hari ini merupakan hari yang ke tiga ia bekerja di hotel berbintang itu setelah sebelumnya diberhentikan dari pekerjaannya sebagai kasir di sebuah minimarket.

Sebetulnya ia sudah mengirimkan lamaran kerja ke hotel tersebut sejak beberapa bulan lalu. Namun lamarannya baru mendapat pertimbangan pada bulan ini. Yang kebetulan waktunya bertepatan ketika ia diberhentikan dari kasir minimarket.

Gadis itu merasa ini merupakan sebuah keberuntungan baginya, sebab kabarnya tidak mudah untuk bisa bekerja di hotel tersebut.

Untuk itulah, sebagai karyawan baru di King and Queen Hotel ia harus berusaha bekerja dengan sebaik mungkin. Sebab tidak mudah mendapatkan pekerjaan di jaman seperti sekarang ini.

“Semangat, Nadia.” Ia menyemangati diri sendiri dengan senyuman merekah sembari memandangi pantulan dirinya dalam cermin.

Ia sudah siap berangkat, ojek online sudah ia pesan melalui aplikasi. Namun begitu ia membuka pintu rumahnya, ia malah dibuat terkejut dengan kedatangan seseorang.

“Kamu mau ke mana? Urusan kita belum selesai,” kata orang itu dengan wajah tak bersahabat.

Nadia, begitu ia disapa, terlihat panik sekaligus khawatir. Jarak yang harus ia tempuh ke tempat kerjanya yang baru ini lumayan jauh. Jika sampai ia datang terlambat di hari pertama ia berkerja, ia khawatir akan diberhentikan lagi dari pekerjaannya yang baru ini. Sedang dirinya sedang sangat membutuhkan biaya.

Sejak kedua orangtuanya meninggal, Nadia tinggal sebatang kara di rumah yang kecil dan sederhana peninggalan orangtuanya ini.

“Cik, tolong beri saya waktu lagi, Cik,” pinta Nadia memelas.

“Tidak bisa, Nadia. Saya sudah cukup memberi kamu waktu. Sekarang juga silahkan angkat kaki dari sini.”

-To Be Continued-

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

wah makin seru. maaf kalau bacanya nyicil.

2025-04-08

1

〈⎳ FT. Zira

〈⎳ FT. Zira

berasa lagi nonton cori cori chupke chupke gak sih. ehh🤭🤭 tapi beda versi,

2025-04-06

2

〈⎳ FT. Zira

〈⎳ FT. Zira

nah ini egoisnyaa...😮‍💨😮‍💨 ada yg jadi korban

2025-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Visual Karakter
2 Bab 1. Carilah Wanita Lain
3 Bab 2. Yakin Kamu Ikhlas?
4 Bab 3. Diusir
5 Bab 4. Hantu Dalam Kamar
6 Bab 5. Hampir Salah Pegang
7 Bab 6. Dipecat
8 Bab 7. Pahlawan Tak Terduga
9 Bab 8. Pengamen Cantik
10 Bab 9. Aku Bukan Pengemis
11 Bab 10. Merasa Bersalah
12 Bab 11. Mengingatkan Masa Lalu
13 Bab 12. Gadis Penjual Kue
14 Bab 13. Bekas Vs Mantan
15 Bab 14. Program Kehamilan
16 Bab 15. Keguguran Atau Tidak Hamil
17 Bab 16. Beban Komitmen
18 Bab 17. Hari Pertama Bekerja
19 Bab 18. Tentang Masa Lalu
20 Bab 19. Membuang Prasangka
21 Bab 20. Sepiring Ketoprak
22 Bab 21. Janji Traktir
23 Bab 22. Kamu Punya Pacar?
24 Bab 23. Sarapan Gratis
25 Bab 24. Alasan Maura
26 Bab 25. Curahan Hati Yudha
27 Bab 26. Reaksi Maura
28 Bab 27. Bukan Mimpi
29 Bab 28. Ternyata Ganteng Juga
30 Bab 29. Tanggung Jawab
31 Bab 30. Pilihan Yang Menjebak
32 Bab 31. SIM (Surat Ijin Menikah)
33 Bab 32. Pria Tua
34 Bab 33. Mas Mesum
35 Bab 34. Rudal Panjang
36 Bab 35. Open BO
37 Bab 36. Hampir Saja
38 Bab 37. Malam Pertama Yang Tertunda
39 Bab 38. Gadis Perawan
40 Bab 39. Dua-Duanya
41 Bab 40. Teropong Pengintai
42 Bab 41. Mulut Mertua
43 Bab 42. Kamu Kasar
44 Bab 43. Rahasia
45 Bab 44. I Love You
46 Bab 45. Curiga
47 Bab 46. I Love You Too
48 Bab 47. Beri Aku Waktu
49 Bab 48. Kuda-Kudaan
50 Bab 49. Keputusan
51 Bab 50. Bukan Cinta Pertama
52 Bab 51. Pengakuan Rizal
53 Bab 52. Dia Istriku
54 Bab 53. Restu
55 Bab 54. Hamil Di Luar Nikah
56 Bab 55. Ingin Memiliki
57 Bab 56. Sesal Yang Tiada Guna
58 Bab 57. Rencana Publikasi
59 Bab 58. Tanggung Jawab Terakhir
60 Bab 59. Marahnya Yudha
61 Bab 60. Permintaan Aneh
62 Bab 61. Harta Yang Paling Berharga
63 Bab 62. Kenyataan Pahit
64 Bab 63. Keputusan Yang Tepat
65 Bab 64. Permata Hati Yang Hilang
66 Bab 65. Sambutan Tak Terduga
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Visual Karakter
2
Bab 1. Carilah Wanita Lain
3
Bab 2. Yakin Kamu Ikhlas?
4
Bab 3. Diusir
5
Bab 4. Hantu Dalam Kamar
6
Bab 5. Hampir Salah Pegang
7
Bab 6. Dipecat
8
Bab 7. Pahlawan Tak Terduga
9
Bab 8. Pengamen Cantik
10
Bab 9. Aku Bukan Pengemis
11
Bab 10. Merasa Bersalah
12
Bab 11. Mengingatkan Masa Lalu
13
Bab 12. Gadis Penjual Kue
14
Bab 13. Bekas Vs Mantan
15
Bab 14. Program Kehamilan
16
Bab 15. Keguguran Atau Tidak Hamil
17
Bab 16. Beban Komitmen
18
Bab 17. Hari Pertama Bekerja
19
Bab 18. Tentang Masa Lalu
20
Bab 19. Membuang Prasangka
21
Bab 20. Sepiring Ketoprak
22
Bab 21. Janji Traktir
23
Bab 22. Kamu Punya Pacar?
24
Bab 23. Sarapan Gratis
25
Bab 24. Alasan Maura
26
Bab 25. Curahan Hati Yudha
27
Bab 26. Reaksi Maura
28
Bab 27. Bukan Mimpi
29
Bab 28. Ternyata Ganteng Juga
30
Bab 29. Tanggung Jawab
31
Bab 30. Pilihan Yang Menjebak
32
Bab 31. SIM (Surat Ijin Menikah)
33
Bab 32. Pria Tua
34
Bab 33. Mas Mesum
35
Bab 34. Rudal Panjang
36
Bab 35. Open BO
37
Bab 36. Hampir Saja
38
Bab 37. Malam Pertama Yang Tertunda
39
Bab 38. Gadis Perawan
40
Bab 39. Dua-Duanya
41
Bab 40. Teropong Pengintai
42
Bab 41. Mulut Mertua
43
Bab 42. Kamu Kasar
44
Bab 43. Rahasia
45
Bab 44. I Love You
46
Bab 45. Curiga
47
Bab 46. I Love You Too
48
Bab 47. Beri Aku Waktu
49
Bab 48. Kuda-Kudaan
50
Bab 49. Keputusan
51
Bab 50. Bukan Cinta Pertama
52
Bab 51. Pengakuan Rizal
53
Bab 52. Dia Istriku
54
Bab 53. Restu
55
Bab 54. Hamil Di Luar Nikah
56
Bab 55. Ingin Memiliki
57
Bab 56. Sesal Yang Tiada Guna
58
Bab 57. Rencana Publikasi
59
Bab 58. Tanggung Jawab Terakhir
60
Bab 59. Marahnya Yudha
61
Bab 60. Permintaan Aneh
62
Bab 61. Harta Yang Paling Berharga
63
Bab 62. Kenyataan Pahit
64
Bab 63. Keputusan Yang Tepat
65
Bab 64. Permata Hati Yang Hilang
66
Bab 65. Sambutan Tak Terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!