Dengan tangan yang bergetar hebat, Gus Fauzan menghela nafasnya kasar, lalu meraih tangan keriput milik Ahmad pria yang akan menjadi mertuanya nanti. Rasanya masih tidak pernah menyangka jika ia akan segera menikah. Padahal sebelumnya, ia tidak pernah menyangka akan menikah dengan secepat ini. Sebentar lagi statusnya akan berubah, ia akan menjadi seorang suami, dan akan mengenyam tanggung jawab yang besar. Ia tidak akan pernah bisa bermain-main lagi setelah ini.
Gus Fauzan menghela nafasnya kembali.
"Fauzan Al-khairi,"
"Ya, saya."
"Saya nikahkan engkau dengan anak kandung saya yang bernama Hanum Salsabiela, dengan mas kawin berupa uang senilai satu milyar dan seperangkat alat shalat di bayar tunai."
Gus Fauzan menarik nafasnya dan membuangnya dengan perlahan, "saya terima nikah dan kawinnya dengan mas kawin yang tersebut di bayar tunai."
"Bagaimana para saksi?"
"Sah"
"Sah"
Semuanya menengadahkan kedua tangannya ke atas, lalu membaca doa yang di pimpin oleh kyai Al-Ghazali, dan untuk mas kawin, kyai Al-Ghazali memang sudah berniat menikahkan mereka sudah menyiapkan uang senilai satu milyar. Bukan pihak wanita yang meminta, tapi inisiatif dari keluarga kyai Al-Ghazali yang memberikan mahar tersebut.
Sedangkan Gus Fauzan mendesah, matanya memerah, bukan karena dirinya terharu dengan pernikahan ini, tapi dirinya sedih karena telah mengkhianati cinta Arfira.
Di dalam hati, dirinya meminta maaf pada Arfira karena tak bisa menepati janji yang di buat mereka dulu.
"Maafkan saya Arfira." Batin Gus Fauzan.
Sedangkan di dalam kamarnya, Hanum menangis di dalam pelukan Antika, sungguh dirinya merasa sangat haru, tak menyangka jika dirinya sudah resmi menjadi istri orang.
"Selamat sayang, kamu sudah resmi menikah."
"Terimakasih mbak.."
.....
Setelah pernikahan itu selesai, malam harinya Hanum di bawa langsung ke pondok pesantren oleh keluarga kyai Al-Ghazali, dirinya harus ikut dengan suaminya kemanapun pergi.
Hanum menangis di dalam pelukan Ahmad dan juga Antika, serta Ardi, saat berpamitan, kalau Ratna sama sekali tidak peduli anaknya itu pergi. Dirinya malah senang jika Hanum pergi.
Itu yang di harapkan sedari dulu, dan baru sekali ini kesampaian. Dan Ratna sangat bersyukur.
"Saya titip anak saya, Fauzan. Saya tau dia bukan gadis yang sempurna. Dia pasti memiliki kekurangan, tapi saya mohon, terimalah dia sebaik mungkin. Dan jika memang kamu sudah tidak menginginkannya lagi, jangan pukul dia, jangan marahi dia, cukup kamu bawa dia pada saya. Kembalikan dia pada saya." Ucap Ahmad pada Gus Fauzan.
Gus Fauzan mendesah, dirinya tak bisa berjanji, karena dirinya tak mampu melakukan hal itu. Berjanji adalah hutang, dan itu berarti dirinya harus menepatinya. Gus Fauzan tidak berani, karena dirinya sama sekali tidak memiliki perasaan apapun pada gadis yang telah resmi menjadi istrinya itu.
"Saya tau kamu pria yang baik, dan kamu bisa menjadi suami yang baik untuk anak saya."
Gus Fauzan mengangguk singkat, dirinya juga tak tau apakah dirinya bisa menjadi suami yang di katakan oleh Ahmad barusan.
Gus Fauzan mencium tangan Ahmad, dan Ahmad menepuk pundaknya, lalu dirinya pamit.
Ahmad tersenyum, lalu melambaikan tangannya saat keluarga kyai Al-Ghazali meninggalkan rumahnya.
Ada sedikit perasaan lega di dalam dadanya sana.
Akhirnya anaknya menikah juga, dan ia bisa bernafas dengan lega. Apa yang ia takutkan tidak akan terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Uthie
Seseorang itu di nilai adalah bagaimana dia mengamalkan Ilmu yg di Dapat nya 👍
itu namanya Ilmu yg Bermanfaat 👍👍
Jika tau ilmunya namun TDK diamalkan, maka Ilmu nya kurang Berkah itu jadinya!!
2025-04-20
1