Suspicious Man

"Lagi ngapain loe?" Tanya Irene, ia baru saja selesai mandi. Masih dengan handuk untuk mengeringkan rambutnya, ia duduk didepan pantry dapur.

Axelle yang tengah berkutat dengan makan malamnya hanya diam, seolah tak mendengar pertanyaan Irene. Ia pun berjalan melewati Irene, membuat Irene hanya menatapnya heran.

"Pulang sana, barang-barang loe bakal dianterin malam ini." Ujar Axelle, acuh.

"Segitunya ya gak mau tinggal bareng gw? Cuman beberapa langkah doang, repot bener." Ujar Irene, kesal.

"Terserah, asal loe gak tidur disini aja malam ini." Ujar Axelle, pelan.

Irene menghela nafas, ia beranjak dari duduknya untuk menghampiri Axelle. "Gak ada niatan tidur disini juga, kalo barang gw udah dateng." Gumamnya, ia menggigit bibirnya pelan. "Al..."

"Hmm?"

Axelle bergumam tanpa menoleh, ia makan sambil melihat layar TV yang menayangkan drama yang terlihat membosankan untuk Irene.

Irene memutar matanya, ia benar-benar tak habis pikir, bagaimana mood pria itu berubah dalam sekejap. Terkadang melindungi, baik, jahil, sekejap kemudian kembali dingin seolah gak pernah kenal.

Hup!!

Irene menyuapkan makanan Axelle ke mulutnya, kala pria itu hampir memakannya.

"Y... Ya!!" Teriak Axelle, kaget. "Loe... Gimana loe bisa kayak gitu?"

"Kenapa? Gw laper, loe gak kasih gw makan." Ujar Irene, innocent. "Hmm, enak lho, jago masak juga ya?" Ujarnya, tersenyum menggoda.

"Yeee, cuman nasi goreng, siapa pun bisa masak." Ujar Axelle, sebal.

"Lain kali loe masakin buat gw juga, ya? Masa tamu cantik gini gak dikasih makan, tega bener."

"Maaf ya, loe tamu penting juga bukan. Bisa masak sendiri, kan?"

"Ck!! Gw benci loe!!" Teriak Irene, ngambek. Ia tak suka Axelle menghindari pandangannya, terasa seperti Irene ditelantarkan oleh Axelle.

"Ya, gw terbiasa hidup sendiri, makanya gw bikin makanan sendiri." Ujar Axelle, pelan. "Yaudah, loe makan aja itu, gw udah kenyang." Ujarnya, ia beranjak dari duduknya menuju kamar.

Bukan itu maksud gw...

"Gak mau, makan aja sendiri, gw mau pulang..." Ujar Irene, ia beranjak dari duduknya sambil berjalan menuju pintu.

"Makan, gw udah gak nafsu, sayang makanannya." Ujar Axelle, datar.

Dasar gak peka...

Irene berbalik, ia berusaha untuk tak berekspresi di depan pria itu. "Makan aja sendiri, itu makan malam loe kan? Gw bisa kok makan ramen sendiri, minimarket deket dari sini." Ujarnya, lalu ia membuka pintu. "Bodo amat, gw ngambek." Ujarnya, pelan.

Irene membuka pintu rumah Axelle, tapi ia terdiam kala melihat Stuart ada disana. "Kak?"

"Lho, kamu kok di..."

Axelle membuka pintu, membuat keduanya menoleh. Pria itu juga diam, saat melihat Stuart.

"Kalian tinggal berdua?"

Irene bingung, ia tak menyangka akan bertemu dengan Stuart dalam kondisi seperti ini.

"Dia siapa?" Tanya Axelle, ia menatap Irene.

"Hmm, dia Stuart, senior gw. Dan Kak Stuart, dia Axelle, temen-"

"Jadi kamu tinggal sama orang ini?" Tanya Stuart, ia masih tak mengerti situasinya.

"Bu-bukan, aku tinggal di sana, tapi karna..."

Axelle tiba-tiba merangkul Irene, ia menutup mulut Irene dengan tangannya. "Barang-barangnya belum dateng, jadi dia sama gw dulu. Malam ini barangnya dateng kok, loe bisa langsung beres-beres. Iya, kan?"

Irene mengangguk buru-buru, ia tak ingin Stuart salah paham dengan situasinya saat ini.

Stuart diam, ia malah menatap tangan Axelle yang melingkar dileher Irene guna menutup mulut gadis itu. "Sepertinya aku datang disaat yang gak tepat, ya?"

Irene segera menarik tangan Axelle, kaget. "Kakak kesini buat aku? Kakak tau dari mana alamat rumah baruku?"

"Gisel kasih tau, katanya dia khawatir." Ujar Stuart, tersenyum. Gisel dan Stuart adalah sepupu, jadi wajar kalo ia tau semuanya dari Gisel. "Tapi... Alasan kamu tiba-tiba pindah ke apartemen kecil ini, sepertinya aku tau."

Irene melihat tatapan Stuart beralih ke Axelle, membuat pria tinggi yang berdiri disampingnya itu mundur. "Ah, itu gak seperti yang Kakak pikirkan, kami hanya..."

"Gak papa, santai aja." Ujar Stuart, tersenyum. Tiba-tiba ponsel pria itu berbunyi, membuat Stuart segera mengambilnya. Ia menjawab panggilan itu, ia berjalan sedikit menjauh.

"Loe kenapa sih ikutan keluar?" Ujar Irene, kesal. "Kan dia jadi salah paham..."

"Emang dia siapa?" Tanya Axelle, tak mengerti.

"Dia itu..."

"... Gw pengen ketemu orang itu, bila perlu malam ini. Titik!!" Ujar Stuart, ia sedikit meninggikan nada ucapannya, Axelle dan Irene langsung menoleh ke arahnya.

Irene terdiam, ia menatap Axelle. Kak Stuart mau ketemu siapa? Kayaknya penting banget, apa kecurigaan gw selama ini benar?

Tak lama, ponsel Axelle berbunyi, tanda ada pesan masuk. Axelle mengambil ponselnya, ia terdiam.

"Ada apa?" Tanya Irene, penasaran.

"Gw harus pergi, ada urusan!!" Ujar Axelle, pelan. "Loe bisa jaga rumah, kan? Ahh, loe bisa beresin barang loe sama dia..."

"Loe mau kemana?" Tanya Irene, khawatir.

"Ada urusan bentar, loe gak boleh kemana-mana." Ujar Axelle sambil berjalan pergi, meninggalkan Irene dan melewati Stuart begitu saja.

Irene terdiam, ia memilin tangannya. Biar bagaimanapun ia tengah curiga pada Stuart, gak mungkin dia bisa tenang ditinggal bersama pria itu. Bagaimana kalo Stuart yang ia kenal sebagai ketua sebuah genk ikut terlibat? Bagaimana kalo Stuart ternyata adalah dalang dari semua yang menimpa mereka sekarang? Kenyataan bahwa Stuart tiba-tiba mendekatinya juga membuatnya bingung, karna selama ini ia tak sekalipun bisa akrab dengan Stuart. Selama ini hanya dia yang diam-diam mengagumi Stuart, meskipun Stuart adalah ketua genk cukup terkenal, Gisel aja menjaga jarak dengannya, tapi itu tak menyurutkan rasa sukanya pada Stuart.

Tapi keadaan sekarang berbeda, ia bisa dalam bahaya kalau lengah sedikit saja. Irene masih diam di tempat, kala Stuart menutup ponselnya.

"Temanmu kemana?"

"Di-dia pergi, katanya ada urusan..."

Stuart terdiam, ia melihat kearah perginya Axelle tadi, tanpa menyadari perubahan raut wajah Irene. "Kamu gak masuk?"

"Ah, iya..."

Lalu, apa rencananya kali ini? Apa yang harus dilakukannya untuk menghadapi orang yang paling mencurigakan ini? Apa ia harus bersikap biasa atau pura-pura sibuk untuk menghindarinya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!