,Sehabis Maghrib keluarga kecil pak madi berkumpul di ruang tengah, mengobrol ringan sambil menonton TV, hingga terdengar suara pintu diketuk, sang ibu bangkit keluar ruangan untuk membukakan pintu, namun cukup terkejut melihat siapa yang datang.
"pak...pak Satrio, mari pak silahkan masuk, ucap Bu saida mempersilahkan tamunya masuk yang tidak lain pak Satrio ayah Arya calon besan.
kemudian Bu Saidah bergegas masuk memanggil suaminya, "pak... bapak ada pak Satrio, panggilnya setengah berbisik, yang dipanggil pun segera bergegas menemui tamunya.
pak Satrio pun menghempaskan tubuhnya kesebuah sofa yang entah apa bisa di sebut sofa, busanya sudah tidak empuk pula kainnya sudah sobek kanan kiri, pandangannya pun memindai seluruh isi ruangan dan tak didapatinya sesuatu yang berharga disitu, kemudian pandangannya diarahkan kepemilik rumah yang sedari tadi memandanginya, dengan agak malu pak madi ikut duduk di depan sang tamu.
"begini pak madi, kedatangan saya kesini karena permintaan Arya anak saya, maaf...maaf sekali pak, Bu sepertinya pertunangan anak anak kita harus dibatalkan, ucapnya tanpa basa-basi.
"tapi kenapa pak apa salah anak saya?, tanya pak madi basa basi padahal dia sudah tau apa yang sebenarnya.
"mungkin memang bukan jodoh pak, hanya anak saya merasa terpukul dengan berita yang beredar di kampung kita ini.
"tapi itu tidak benar pak, anak kami difitnah dan kenapa nak Arya lebih percaya pada orang lain dari pada tunangannya sendiri?,
"mungkin kebenaran itu datangnya dari orang lain pak, dan saya tidak mungkin meneruskan pertunangan ini jika kondisinya seperti ini.
"maksud anda apa, menurut anda anak saya melakukan itu, kami memang miskin pak tapi kami tidak akan melakukan hal sehina itu, ucap pak madi bergetar menahan amarah.
"asal bapak tau, anak andalah dulu yang antusias dengan perjodohan ini, walaupun miskin saya ingin anak saya melanjutkan kuliahnya sampai sarjana, gara gara Arya kuliah anak saya terbengkalai, janjinya aryalah nanti yang akan membiayai, lanjut pak madi mengingat apa yang sudah terjadi.
"enak sekali anda ini, saya sarankan kalau bermimpi jangan ketinggian, balas pak Satrio.
pak madi terdiam menahan amarah yang membuncah dalam dadanya betapa tidak dihargai nya dirinya, dan begitu mudahnya mereka percaya, bukankah tiga tahun Arya mengenal anaknya tapi mengapa seolah-olah anaknya tidak berarti baginya.
Suasana hening sejenak, tiba tiba Alia keluar memegangi pundak sang bapak.
"Tidak apa-apa pak, saya mengerti kok, semua sudah saya terima dengan ikhlas kalaupun kami tidak berjodoh itu takdirnya Allah, semoga mas Arya mendapatkan wanita yang lebih baik dariku.
pak madi menatap anaknya dengan haru, mungkin sekarang napasnya sudah agak lega karena yang dikuatirkan nya hanyalah perasaan anaknya, tapi ternyata ia salah malah Alia yang berlapang dada menerima semua ini.
"Terimakasih nak Alia, atas nama Arya saya minta maaf, ucap pak Satrio kemudian lalu tanpa basa-basi lagi permisi pulang.
pak madi menatap kosong, yang dipikirkannya kini adalah perasaan anaknya, walaupun terlihat tegar tapi dia tahu hatinya hancur, betapa dulu Alia begitu membangga banggakan sosok Arya yang tidak mempermasalahkan perbedaan status diantara mereka dan dia menaruh harapan besar terhadapnya, tapi apa kini, semua telah berakhir, usai tanpa bekas, tak ada lagi harapan itu.
"Bu, pak, sudahlah apa pun yang Tuhan sudah takdirkan, Alia terima pasti ada hikmahnya.
"sekarang kamu fokus saja pada kuliahmu, tahun depan kamu bisa lanjutkan S1 mu nak, kamu harus berhasil.
"Sudahlah pak untuk saat ini Alia tidak ingin kuliah dulu.
"lalu apa yang ingin kamu lakukan nak, tanya Bu saida.
"Bu, pak sebenarnya Alia ada satu permintaan.
"permintaan apa nak, ucap pak madi penasaran.
"kemarin saat Susi datang kemari, dia mengajak aku kekota untuk melamar kerja, disitu pak tempat omnya pak sanu.
"oh pak sanu, bapak tau sekarang sudah bangun rumah dan beli tanah katanya gajinya besar dan sudah jadi pengawas sekarang.
"oh iya Bu katanya banyak orang yang mau kerja disana karena gaji dan fasilitasnya memadai, lalu bapak sih setuju saja, mau gimana lagi Bu, mungkin lebih baik jika saat ini Alia mencoba melupakan apa yang terjadi di sini, tapi kan nak kamu punya ijazah D3, lanjut pak madi.
"iya pak, nanti bisa dipakai, tapi untuk saat ini mereka hanya butuh bagian produksi ijazah SMA dulu katanya.
"Alia ingin pergi dulu pak, mau bekerja apa pun itu yang penting halal, semoga nanti Alia bisa lanjut kuliah tanpa menyusahkan bapak dan ibu lagi, tuturnya.
Tak terasa mata Bu said mulai berembun menatap anaknya yang tegar, tapi rasa sakit itu tidak bisa anaknya sembunyikan seutuhnya, dia tau hati anaknya terkoyak.
"Tapi hati hati nak, begitu banyak bahaya di luar sana, jaga dirimu baik-baik, ujar Bu Saida kemudian.
"InsyaAllah Bu, doa restu dari bapak dan ibu akan menjagaku, aku akan jaga diri baik-baik, sekarang Alia mau ke rumah Susi dulu, mau mempersiapkan berkas berkas yang akan kami bawa nanti.
setelah berpamitan Alia pun meninggalkan rumah, berjalan kearah rumah Susi tetangganya yang hanya diapit sebuah rumah.
Tak sengaja pandangannya mengarah ke arah rumah tantenya yang tidak begitu jauh dari rumah Susi, betapa semakin teriris hatinya menyaksikan tawa Rania dan mas Arya mereka begitu bahagia, secepat itukah kamu melupakan aku mas, dimana janji setiamu dulu, pujian dan gombalanmu itu, ah betapa menyakitkan, benar kata pepatah kemarau panjang hilang karena hujan sehari.
Tak ingin air matanya kembali jatuh membasahi dia segera membuka pagar rumah Susi, Susi menyambutnya dengan senyuman manis.
"Nggak nyangka ya Al, masmu itu, aku gak percaya, mereka berdua tega sekali, kalau aku jadi kamu sudah kumaki maki dan ku damprat mereka berdua, heran bisa bisanya siarnya percaya begitu saja tanpa minta penjelasan kamu, liat saja nanti dia pasti akan menyesal, cerocos Susi penuh emosi.
"Sudahlah sus bukan jodoh, aku ikhlas seikhlas ikhlas ya, ucap Alia tersenyum.
"syukur deh, mari kita menyambut masa depan dan tentunya cowok yang lebih baik, lebih ganteng, lebih kaya, Amin.
"ih apa sih sus, ucap Alia mencolek pinggang sahabatnya tapi melanjutkan aminnya.
"tapi kenapa ya si Arya bisa begitu percaya kalau kamu yang mengambil cincin Adik Raina.
"entahlah Al, mungkin cinta mas Arya memang sudah tidak ada lagi, buktinya sejak kejadian itu dia tidak pernah datang menemui ku walau hanya sekali saja, jadi buat apa lagi berharap, dan rasanya jika terus disini hatiku akan semakin terluka makanya aku ingin pergi membawa luka ini pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Wanita Aries
Gpp alia mmng lbih baik merantau
2025-04-28
0