memanggil orang pintar

selepas isya terdengar ketukan pintu di rumah pak madi, ibu saida segera membukakan pintu, terlihat seorang pemuda tetangga mereka

"nak Samsul ada apa nak, tanya Bu Saidah terkejut.

"begini Bu, pak madi dan Alia dipanggil pak RT kerumahnya ibu sari, jawabnya dengan sopan.

"ada apa nak?, tanya pak madi penasaran.

"sebaiknya kita segera kesana.

sekilas Bu saida memanggil anaknya yang masih berada dalam kamar, dan mereka bergegas kerumah sang adik yang jaraknya tidak terlalu jauh, setibanya disana banyak tetangga sudah berkumpul, ada pak RT, dan yang membuat heran adalah kehadiran Mbah Sarwo seorang dukun atau orang pintar dikampung mereka.

"itu dia pencurinya, berani juga dia datang, tiba tiba Bu sari menunjuk nunjuk Alia ketika memasuki rumah tersebut.

"sabar..., sabar Bu, pak RT mencoba menenangkan.

"sari ada apa ini, ini hanyalah masalah cincin, bisa kita selesaikan dengan kekeluargaan saya kakakmu dan Alia keponakanmu, tega sekali kamu menuduhnya tak kau anggap lagikah Abangmu ini, ucapnya tanpa memanggil sari dengan sebutan adik lagi.

"Bang..., sudahlah kau anggap aku memfitnah, anakmu yang kau bangga banggakan itu sudah terlalu sering..., tapi aku diamkan saja dan sekarang bukan persoalan cincin, bukan pula masalah persaudaraan tapi masalah kebenaran, aku ingin ungkap siapa anakmu ini bang, biar kamu tahu, biar bisa kamu didik dengan baik, balas Bu sari tak mau kalah.

"Baik..., baiklah semua sudah terjadi, dan seharusnya tidak perlu seperti ini, mudah mudahan tak ada yang menyesal, dan apa yang terjadi hari ini akan aku ingat seumur hidupku, betapa tidak berharganya Abang miskinmu ini sari, baiklah pak RT, Mbah Sarwo silahkan, saya ikhlas apapun itu saya akan ikhlas, ucap pak madi kemudian.

"Baiklah Bu sari, pak madi, Bu saida, dan nak Alia, dan para warga sekalian sesuai dengan permintaan Bu sari, Mbah Sarwo akan melakukan ritual untuk mengetahui sebuah kebenaran, apa ada yang keberatan?, pak RT pun menatap semua yang hadir, "jika tidak ada maka ritual akan Segera dilaksanakan, silahkan Mbah, ucapnya kepada Mbah Sarwo.

sang dukun pun duduk bersila di tengah kerumunan dan mengeluarkan sebuah bungkusan dari saku bajunya.

"ambilkan dupa, gumamnya.

sang empunya rumah berlari kebelakang mengambil perlengkapan dupa, dupa dinyalakan, seketika asap mengepul, tercium aroma dupa merebak ke seluruh ruangan.

si Mbah mengeluarkan sebatang jarum, agak besar dari jarum biasanya, lalu komat Kamit membaca mantra dan meniup jarum itu, lalu berdiri, dan berjalan keluar rumah menuju sebuah sumur tempat para warga mengambil air.

kemudian lelaki yang sudah agak berumur itu berdiri di tepi sumur, membaca mantra dan melempar jarum tersebut ke dalam sumur sambil mulutnya terus komat-kamit, sampai dia berhenti dan memandangi para warga.

"kalian semua, siapa pun yang mengambil air di sini bahkan menyentuh air ini saja, dan barang siapa yang telah mengambil cincin anak dari ibu sari, dia akan merasakan tertusuk jarum, jarum itu akan bergerak gerak didalam tubuhnya dari kaki ke perut hingga akhirnya kekepala dia akan merasakan sakit yang luar biasa, jadi maka dari itu apabila ada yang mau mengakui dan meminta maaf maka mantra itu bisa saya batalkan, jadi tolong saudara saudara lebih baik mengakuinya sekarang dari pada menyesal nantinya.

para warga saling berpandangan mendengar kata kata dari mbah Sarwo lalu memandangi Alia, seolah meminta gadis itu mengakuinya.

"bagaimana nak Alia, tanyanya memandangi gadis didepannya.

"silahkan mbah, saya sama sekali tidak merasa mengambilnya, jadi silahkan dilanjutkan saja Mbah, ucap Alia meyakinkan.

"ya...ya baiklah, Bu sari, pak madi, pak RT, saya akan meminumkan air ini kepada Alia terlebih dahulu, karena nak alialah tersangka dalam kasus ini.

kemudian Mbah Sarwo menimba air dari sumur kembali membacakan mantra dan meminta Alia untuk meminumnya, dan tanpa ragu Alia meminum air itu dengan satu keyakinan bahwa Allah pasti akan membukakan kebenaran.

setelah ritual selesai Mbah Sarwo meminta diri tak lupa pak RT menyalaminya dengan sebuah amplop yang agak tebal mungkin dari Bu sari, sebegitu seriusnya Bu sari dengan prasangka nya itu, membuat dirinya membuat keputusan yang menghancurkan hubungannya dengan kakak kandungnya sendiri.

setelah Mbah Sarwo pergi satu persatu orang orang pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang tidak menentu, dan begitu pun keluarga pak madi tapi sebelum beranjak pak madi mendekati sang adik.

"sungguh Abang sangat menyayangkan kejadian ini, tak ada lagi arti sebuah persaudaraan, mungkin karena materi yang membuat sekat antara kita hingga kamu setegah ini, tapi sudahlah dek semua sudah terjadi semoga tidak ada penyesalan, dan apa yang terjadi hari ini akan Abang ingat seumur hidup.

sari hanya tertunduk tak mampu berkata apa apa walaupun ada sedikit penyesalan tapi ya sudahlah semua sudah terjadi, kita lihat nanti saja semua yang akan terjadi siapa benar, siapa salah.

Akhirnya para warga membubarkan diri,walau mungkin dibenak mereka ada seribu pertanyaan, bagi mereka keluarga pak madi adalah keluarga yang agamis, jadi mustahil bagi mereka, mereka hanya menatap lba keluarga itu yang dengan agak tergesa berjalan menuju pulang.

"Tega sekali adikmu itu,pak, apa karena dia lebih sedikit diatas kehidupannya hingga tak memandang bapak sebagai kakaknya?,ucap Bu saida tat kala mereka telah sampai dirumah, "entahlah Bu,tapi bapak percaya akan ahlak anak kita, tidak mungkin dia melakukannya, tidak akan pernah dia berbuat seperti itu Bu .

Esok paginya tiba-tiba Alia muncul dengan telapak kaki berdarah,

"Bu,pak....,ringisnya,

"ada apa nak?, Tanya Bu Saidah terkejut,

"Kaki Alia tertusuk paku Bu,

"apa paku.....?, Pak madi berdiri tertegun "kok bisa, jantungnya berdebar dengan tak karuan, "tunggu bapak akan panggilkan pak mantri, kemudian pak madi segera bergegas berjalan menuju rumah pak mantri yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumah mereka.

Beberapa menit kemudian pak madi datang  bersama pak mantri untuk mengobati lukanya, dan memberikan suntikan anti tetanus, dan beberapa macam obat untuk diminum.

Melihat kedatangan pak mantri, beberapa warga penasaran dengan apa yang terjadi, hingga terdengar desas-desus yang semakin menguatkan dugaan bahwa alialah pelaku hilangnya cincin anak Bu sari.

Setelah pak mantri pergi pak madi menutup rapat pintu rumahnya,

"pasti kita akan digosipkan lagi Bu, pasti warga berpikir inilah tumbal dari mantra itu, "pak...pak Alia tertusuk paku pak bukan jarum, "ya...ya semoga setelah ini semua akan baik-baik saja, kasihan anak kita Bu.

Sayup-sayup terdengar suara riuh diluar sana, "sekarang terbukti kan bapak-bapak ibu-ibu siapa pelakunya,baru sehari Tuhan sudah menunjukkan jalannya, liat saja tidak lama lagi anak itu akan merasakan sakit, dan semua akan percaya pada apa yang saya katakan.

"Ibu sari ini sama keponakan sendiri kok gitu amat, lagian si Alia itu kan tertusuk paku loh Bu, dan yang Mbah Sarwo katakan kan jarum bukan paku,ujar Bu RT memberi pembelaan.

"Ala...emang ada yang lihat, mau paku, mau jarum sama sama terbuat dari besi,gak mungkin ada asap kalau gak ada api,ada sebab ada akibat, yang namanya orang miskin Bu, dimana ada kesempatan pasti dia akan sikat, celetuk Bu sari dengan lantangnya seolah olah dia telah memenangkan sebuah perlombaan, menyeringai memperlihatkan gigi giginya yang agak menguning.

Walaupun tidak terlalu jelas kata kata itu,tapi mampu membuat hati pak madi remuk berkeping keping,

"sari, salah apa Abang padamu, tapi kalaupun seminggu atau sebulanpun ternyata kaki Alia tidak membaik Abang akan menghukum anak Abang itu, lihat saja sar.

"Pak...!, ibu saida menyadarkan suaminya yang tidak sadar bergumam sendiri,

"sekarang kau pun percaya juga sama adikmu itu, kata Mbah Sarwo, jika jarum itu tertusuk  maka tak akan keluar lagi secara perlahan naik ke tubuh sampai ke kepala hingga orang itu merasakan sakit yang luar biasa,

"iya Bu biarlah waktu yang akan menjawabnya, sekarang bagaimana keadaan anakmu?.

"Kalau kakinya sudah tidak apa apa pak, tapi sekarang hatinya yang terluka pak, dia melihat Arya, calon menantu kita.

Terpopuler

Comments

Jati Putro

Jati Putro

Mbah Sarwo salah nybut nama di atas mantra tadi ,yg ilang cincin anaknya sari bukan Lia

2025-04-25

0

Muliati Sherina

Muliati Sherina

semoga terhibur

2025-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!