bertemu pria menyebalkan

Keesokan harinya

Pagi itu langit begitu cerah tapi tidak secerah suasana hati Tary yang masih kesal dengan kejadian di mall kemaren siang, pagi ini Tary bangun dengan rasa malas lalu menuju kamar mandi untuk mandi dan menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.Usai sholat ia pun membangunkan Clara.

" Ra bangun udah setengah lima lo mau sholat nggak?"tanyanya kepada Clara.

" Gue lagi nggak sholat jadi bangunnya nanti aja lah ." jawab Clara lanjut tidur,sedangkan tary duduk sambil memainkan hp nya.

Saat waktu menunjukan pukul 07.20 terlihat Clara sudah rapi dengan pakaian nya lalu menghampiri Tary yang sedang duduk di teras kontrakan mereka.

" Tar kuy lah jalan sekalian cari sarapan." ujar Clara.

" Napa lo masih kesel Ama kejadian kemaren di mall." tanya Clara saat melihat Tary seperti badmood sambil berjalan menuju gerbang untuk berangkat kerja.

" Ya lo bayangin aja niat nolong malah di tuduh yang nggak-nggak apa nggak bikin badmood coba." kesal tari mengingat kejadian kemarin siang di mall.

Sesampainya mereka berdua di toko roti lalu masuk untuk berganti seragam kerja dan mulai menata roti-roti di etalase.

" Ra tolong kamu antar kue ini ke rumah Bu Nina yah soalnya dirumah Bu Nina mau ada tamu nanti jam satu siang." ujar Lia bagian keuangan.

" Oh ok kak mana yang mau dibawa ke rumah Bu Nina." tanya Clara, berjalan menghampiri kak Lia.

" Ini kamu hati-hati yah bawa motornya."ucap kak Lia mengingatkan untuk berhati-hati.

" Kalau gitu aku jalan dulu yah kak." pamitnya.

" Tar gue tinggal dulu yah, jangan kangen lo ama gue bye-bye muah gue jalan-jalan dulu." ucapnya meledek ke arah Tary.

" Suka-suka lo mau jalan-jalan ke mau nyungseb ke bukan urusan gue." jawab Tary sewot yang ditanggapi dengan kekehan.

Sesampainya di depan gerbang rumah Bu Nina Clara pun memanggil satpam yang ada di dalam pos satpam untuk membukakan pintu.

" Permisi pak saya mau mengantar pesanan kue untuk Bu Nina." ucap Clara dan satpam pun menghampiri dan membukakan gerbang mempersilahkan tamu majikannya masuk.

" Silahkan masuk neng udah ditunggu dari tadi Sama Bu Nina." ucap pak satpam.

"assalamualaikum Bu saya mau mengantar kue pesanan ibu." saat Clara sampai di depan pintu yang terbuka lebar.

" waalaikumsalam masuk Ra." jawab Bu Nina. "tolong kamu bantu-bantu ibu dulu di sini yah soalnya tamunya nanti banyak,nanti ibu kasih bonus buat kamu." lanjutnya.

" Asiap Bu dengan senang hati saya mah Bu." jawabnya semangat apalagi saat mendengar kata bonus langsung cengengesan gak jelas saking senangnya.

Saat Clara sedang serius menata kue-kue di atas piring untuk disajikan ke tamu, ia dikagetkan dengan suara anak kecil memanggilnya suara yang sudah ia hafal di indra pendengarannya.

" Tante cantik . . .Tante cantik . . . Tante cantik temannya mami Zayan kan?, maminya Zayan mana? Zayan kangen sama mami Zayan pengen ketemu sama mami Tante cantik" tanyanya sambil berlari menghampiri Clara dan celingukan mencari sosok yang dicarinya namun tidak ditemukanya, sampai Bu Nina dan suaminya terkejut mendengar sang cucu mengenal salah satu karyawannya di toko roti, yang lebih bikin terkejut lagi Saat cucunya menanyakan perihal mami kepada perempuan tersebut.

" Zayan kenal sama tante Clara, trus Zayan cari mami mami siapa nak?" tanyanya terhadap sang cucu.

" Kenal Oma, tante cantik ini temannya mami kemarin kan Zayan sudah cerita ke Oma kalau Zayan ketemu mami di mall gimana sih Oma masa lupa!" jelasnya lalu mengulang pertanyaan yang belum sempat dijawab.

" Tante cantik mana mami, kenapa mami gak ikut Tante cantik ke sini apa mami takut sama papi kan kemarin papi marah-marah sama mami?" tanyanya "padahal papi gak dirumah kenapa mami engga ikut Tante cantik, ayo kita jemput mami Tante cantik." lanjutnya.

Jadi nie bocah cucunya bos gue, alama mampus gue kalau nie bocah ngadu udah gue marahin kemaren, Clara pun berjongkok mensejajarkan tingginya dengan bocah yang ada dihadapannya lalu berkata.

" Mmmm teman Tante lagi kerja jadi gak ikut kesini, Zayan kenapa panggil teman Tante mami takutnya kalau papi kamu dengar dia bisa marah lagi sama teman Tante Jadi Zayan panggilnya kakak aja ok." ucap Clara dia gak mau bosnya juga ikut salah paham terhadap sahabatnya kalau cucunya memanggil Tary dengan sebutan mami.

" Tapi kan emang teman Tante cantik maminya Zayan, Zayan mau ketemu mami Tante cantik." katanya dengan mata berkaca-kaca.

" Anjir lah mana tega gue liat muka bocah gemesin gini mau nangis tapi gue juga takut dipecat sama bos gue kalau membenarkan ucapan nie bocah tentang panggilannya terhadap tary" batinnya dalam hati, sebelum sempat Clara menjawab Bu Nina sudah bersuara duluan.

" Zayan pengen ketemu mami? Kalau pengen ketemu mami besok siang Zayan ikut Oma ke toko mau?" ucap Bu Nina kepada cucunya.

" Mau Oma Zayan mau ikut Oma ke toko roti." jawabnya semangat.

" Ya udah kalau gitu Zayan sama opa dulu ok besok baru ketemu maminya bareng Oma." Clara pun berdiri saat Zayan menghampiri opanya.Lalu Bu Nina pun berkata.

" Jadi kamu dan Tary yang sudah menolong cucu saya untuk menemui papinya." ucap Bu Nina.

" Iya Bu tapi maaf banget nie saya dan tary gak ada ngajari cucu ibu manggil Tary mami saat itu saya dan Tary sedang membeli minuman tiba-tiba Zayan datang dan memanggil Tary mami sumpah Bu gak bohong." jawab Clara panik dia benar-benar takut bosnya salah paham seperti anaknya.

" Ha . . Ha. . . Ha. . .muka kamu lucu banget saat panik saya gak marah justru saya mau ngucapin terima kasih sama kalian berdua karena sudah menolong cucu ibu." jawab Bu Nina setelah menyelesaikan tawanya.

"Anjir banget gue dah panik nie bos malah ngakak engga jelas." batin Clara dalam hati.

" Ya udah kita lanjutin ini biar cepat kelar, kamu gak usah khawatir saya marah saya tidak marah sama sekali, mungkin karena cucu saya butuh sosok seorang ibu jadi dia memanggil Tary dengan sebutan mami tapi setahu saya Zayan itu anaknya gak gampang dekat dengan orang tapi dengan kalian bedua kelihatanya langsung akrab. Zayan itu pisah sama ibu kandungnya saat umur 1 tahun jadi dia gak kenal dengan muka ibu kandungnya."sedangkan Clara hanya diam menyimak ucapan bosnya merekapun melanjutkan menyiapkan jamuan untuk para tamunya, saat sedang asik menyusun makanan kedalam piring Clara mendengar seseorang mengucap salam.

"Assalamualaikum ."

" waalaikumsalam." jawab mereka kompak, lantas Bu Nina dan suaminya pun menuju ruang tamu untuk menemui tamunya yang barusan datang bersama dengan putranya.

Dua jam kemudian acara pertemuan itu berakhir dan tamu pun beranjak berpamitan untuk undur diri, setelahnya bu Nina, suami , anak dan cucunya masih asik mengobrol di ruang tamu .Sedangkan para art membersihkan sisa-sisa makan untuk dibawa ke dapur, lain dengan Clara yang tetap membantu di bagian dapur selesai dia membantu di dapur dia pun berpamitan untuk kembali ke toko roti.

" Maaf pak buk saya mau izin pamit buat kembali ke toko karena semuanya juga sudah beres jadi saya mau kembali ke toko." pamitnya setelah sampai diruang tamu menemui pemilik rumah ini.

" Oh udah mau balik ketoko, tunggu sebentar ." ucap Bu Nina meninggalkan ruang tamu menuju ke dapur.

" Tante cantik jangan bilang mami yah besok Zayan mau main ke tempat mami kerja." kata Zayan.

" Zayan sudah papi bilang jangan sembarangan manggil orang dengan sebutan mami mengerti dan kamu kenapa ada dirumah orang tua saya?" Ucapnya setelah menguasai diri karena kaget perempuan yang kemaren ia temui dimall ada dirumahnya tapi bukan perempuan yang ia marahi melainkan sahabatnya.

" Ra ini buat kamu sama Tary yah ." Bu Nina menyerahkan goodie bag pada Clara.

" Engga usah ambil hati omongan anak saya, terimakasih karena kamu udah membatu disini nanti bonusnya saya transfer ke nomer rekening kamu." lanjutnya.

" Baiklah Bu kalau begitu saya balik ketoko karena udah beres semua, dan ini terimakasih banyak Bu." ucap kalara sambil memperlihatkan goodie bag yang diberi oleh bosnya.

" Sama-sama kamu hati-hati bawa motornya, ayo saya anter sampai depan." ucap Bu Nina yang di angguki kepala oleh Clara dan berpamitan terhadap suami bosnya.

" Mari Bu assalamualaikum."

" waalaikumsalam hati-hati bawa motornya."

Sesampainya di toko roti Clara langsung masuk kedalam toko dan meletakan goodie bag pemberian bosnya, di ruang ganti lalu menghampiri Tary yang sedang melayani pembeli yang cukup ramai saat malam tiba selesai menutup toko semuanya pun pulang kerumah masing-masing.

" Tar makan di cafe ujung sana Yo gue traktir deh soalnya gue dapet bonus gede njir." ucap Clara.

" Serius nie di traktir kalau gitu kuy lah gratisan mah gak boleh di sia-siain." cicitnya.

" Lo mah kaya orang susah padahal mah nyokap bokap lo orang punya, eh btw udah lama lo katanya mau crita kenapa gak lanjut kuliah malah kerja sampe sekarang gak cerita-cerita."

Sebelum tari bercerita dia menarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kasar lewat mulut.

" Nyokap bokap gue cerai." ucapnya lirih.

" APAHH candaan lo gak lucu tar boyok lo selama ini adem ayem aja gak ada masalah masa tiba-tiba pisah sih? Gak percaya gue mah lo Ngeprank gue kan?" jawabnya tidak percaya karena kedua orang tua sahabatnya yang ia tahu selama bertahun-tahun berteman dengan Tary selalu harmonis, dan apa katanya barusan cerai mana mungkin dia percaya.

" Tapi itu kenyataannya ayah nikah lagi sama teman sesama dosen tanpa sepengetahuan bunda, makanya bunda milih untuk cerai dari ayah." ucapnya sendu.

" Tar sorry gue benar-benar gak tau soal itu."ucap Clara ikut sedih.

" Santai aja gue udah mulai Nerima perceraian mereka bedua kok."

" Udah jangan mellow-mellow lagi hari ini gue traktir lo sepuasnya, karena gue lagi bahagia dapet bonus gede masuk yo kita dah sampai nie." akhirnya keduanya pun masuk kedalam kafe dan mencari meja yang kosong untuk mereka duduki.

Sambil menunggu pesanan mereka bedua datang mereka pun ngobrol banyak hal.

"Tar itu bukanya bapaknya si Zayan yah liat deh."ucap Clara, Tary pun melihat arah pandang Clara dan benar lelaki yang sudah memarahinya ada di meja belakangnya bersama temannya.

" Udah abaikan aja nggak usah dipikirin! Tuh pesanan kita udah datang." Tary menatap hidangan didepannya tidak sabar untuk menyantapnya perutnya sudah keroncongan sedari tadi.

Clara pun tampak sangat antusias menatap menu makan di depannya tidak sabar untuk memakannya.

Beberapa menit kemudian Clara dan Tary selesai makan, saat mereka akan beranjak dari tempat duduknya datanglah seorang pria menghampiri mereka lalu berkata.

" Ada waktu sebentar saya mau bicara sama kamu." ucap pria itu dingin.

" Siapa saya atau teman saya." jawab Tary.

" Kamu."

" Mau bicara apa waktu saya tidak banyak ini sudah malam saya sudah mau pulang."ujar Tary.

" Saya mau minta maaf atas kejadian di mall kemaren." ucap pria itu sambil menatap wajah Tary. " saya saat itu benar-benar sedang panik karena anak saya hilang dari pantauan saya." lanjutnya masih memerhatikan raut wajah Tary yang tetap diam tidak berbicara sama sekali.

" udah itu aja kalau gitu saya sudah memaafkan lainkali lebih hati-hati dalam menjaga anaknya, kalau anak anda sampai terluka anda juga yang menyesal karena lalai menjaganya kayanya udah gak ada yang perlu di bahas lagi saya permisi." ucap Tary meninggalkan pria tersebut.

Pandangan pria itu tidak lepas dari Tary sampai Tary keluar dari kafe.

" Udah kali liatnya orangnya aja udah gak kelihatan lagi." ucap sahabatnya.

" Berisik lo dah lah gue cabut udah malam kasian anak gue sendirian dirumah." ujar Axcel berlalu pergi meninggalkan ketiga sahabatnya.

" Set dah perasaan anak lo dirumah ada baby sister nya deh nyokap bokap lo juga dirumah." sahutnya tampa didengarkan oleh Axcel karena dia udah berjalan menuju pintu.

Sesampainya mereka berdua di kamar kontrakan Clara meletakan goodie bag pemberian bosnya di atas meja lipat samping kasur lalu menyusul tary yang sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur.

" Gila hari ini capek banget anjir tapi gue seneng banget hari ini dapet bonus plus liat duren sawit." menolong Clara.

" Kesambet apa lo cengengesan kaya orang kurang seons." kata Tary bergidig ngeri melihat sahabatnya yang lagi senyum-senyum sendiri.

" Tar pilih duda apa perjaka." kata Clara.

" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba Lo nanya gituan waras lo." jawab Tary.

" Tar lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.

" Sinting kali nie anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala, tiba-tiba Clara duduk membuat Tary kaget.

" Kampret kaget gue anjir untung jantung gue bikinan tuhan kalau bukan udah lewat ini." omel Tary karena kaget.

" He . .he . .he . . . Sorry ." ujar Clara cengengesan. " Tar lo tau gak ternyata cowok tadi itu anaknya Bu Nina bapaknya si Zayan." ucap Clara.

" Oh haa apa jadi tu cowok nyebelin anaknya Bu Nina jauh banget sifatnya Ama Bu Nina, Bu Nina mah baik banget lah anaknya bisa-bisanya modelnya begitu." ucap Tary kaget plus nggak percaya kalau pria yang menurutnya menyebalkan adalah anak dari bos tempatnya bekerja.

" Awalnya aja gue kaya nggak percaya Tar mana pas ketemu gue di rumahnya mukanya jutek banget lagi tapi ganteng he he he." ujarnya lagi.

" Dah lah gue mau mandi udah malem banget ini." Tary pun beranjak ke kamar mandi, sedangkan Clara merebahkan badannya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!