Dibawah situasi yang tidak menguntungkan, ia tetap memilih melanjutkan langkahnya ketimbang berlindung diantara pepohonan sekitar. Pada keadaan seperti ini ia tidak mungkin menyerahkan diri dari ancaman hewan buas yang banyak tinggal diantara pepohonan.
Dengan jarak pandangnya yang sangat terbatas, Long Guan samar-samar mendengar suara aliran sungai tidak jauh dari tempatnya berada. Memikirkan ia akan bermalam, maka pilihan berada di dekat sungai adalah hal terbaik yang ingin ia lakukan saat ini.
Namun sial baginya, dalam beberapa langkah berikutnya Long Guan terperosok dari dari tepi jurang dengan ketinggian sekitar dua puluh meteran.
"Aaaghhh"
Suara ketakutan tidak tertahankan saat tubuhnya benar-benar terjatuh, beruntung di bawahnya terdapat aliran sungai.
"Byuurr"
Tubuh Long Guan jatuh bebas ke dasar sungai dan tenggelam dalam pusaran air yang dingin dan deras.
Setelah berjuang beberapa saat, ia berhasil menguasai dirinya. Namun sebuah luka berdarah tidak bisa ia hindari ketika ia pertama kali terjatuh membentur bebatuan di pinggiran sungai.
Hutan mati yang membentang luas di Pegunungan Batu, merupakan tempat yang dikelilingi tebing curam. Di bawahnya mengalir sebuah sungai besar, tepat dimana Long Guan kini sedang berjuang keras untuk berenang ke tepian.
Meski tidak mahir berenang, di tengah arus yang deras Long Guan bertekad kuat untuk tetap hidup dengan mengingat kisah ayahnya yang merupakan seorang pahlawan di hatinya.
Saat dirinya masih berada di dalam air, matanya melihat She Mao yang sudah berada di tepian menyelamatkan diri. Memikirkan Musang Bulan itu selamat, hati Long Guan terasa hangat di tengah dinginnya air sungai.
"Cit..Cit.. Cit"
Suara She Mao begitu nyaring di tengah riak sungai yang mengalir deras, membuat Long Guan terjaga dan melihat sebuah batu besar untuk ia tuju sebagai pijakan.
Dengan bersusah payah akhirnya ia berhasil menepi, memeluk batu besar sambil mengatur napasnya yang tersengal-sengal.
"Hah.. Hah.. Hah"
Long Guan menarik napas dengan cepat, mengumpulkan tenaga untuk bisa mengangkat tubuhnya dari sebagian sisi sungai yang masih merendam hampir setengah tubuhnya.
Setelah berupaya keras, akhirnya ia berhasil melewati bencana dan selamat dari ancaman kematian yang baru saja menerjangnya.
"Akhirnya aku berhasil" Ujar Long Guan dengan bibir bergetar karena menahan dingin.
She Mao yang melihat keadaan Long Guan kembali mencicit, lalu melompat ke tanah dan memimpin jalan.
Long Guan yang sudah kelelahan dan juga menahan sakit di punggungnya, segera mengikuti She Mao dengan langkah perlahan.
"Aku tidak ingin mati di tempat ini" Batin Long Guan sambil menguatkan tekad.
She Mao yang bergerak sambil mengeluarkan suara cicitannya, seolah menuntun Long Guan di tengah situasi hutan yang sudah menggelap.
Long Guan tidak memikirkan keanehan tentang bagaimana kemampuan She Mao menyusup diantara hutan gelap, diantara sisa tenaganya Long Guan hanya berfokus untuk tetap menjaga kesadarannya.
Setelah beberapa waktu berjalan, Long Guan dibawa masuk ke dalam sebuah Gua yang tampak bersih seolah merupakan sarang binatang buas jenis harimau. Gua tersebut terasa hangat, melindungi terpaan angin serta hawa dingin yang menusuk tulang.
Setelah melepaskan pakaiannya, Long Guan berbaring miring sambil berusaha memulihkan tenaganya yang sudah banyak terbuang. Meski ia tinggal di Sekte Pedang Langit, namun ia tidak diajarkan untuk berkultivasi, sehingga Long Guan tidak ubahnya seperti pemuda biasa.
Dengan tangan gemetar ia meraba bagian anggota tubuhnya, luka di punggung kirinya masih terasa nyeri akibat benturan batu. Selain itu, Long Guan juga menyadari jika kantong penyimpanannya telah terlepas diseret derasnya air sungai, sehingga ia merasa frustasi karena tidak memiliki obat-obatan untuk menyembuhkan lukanya.
"Benar-benar sial" Gumam Long Guan dengan menahan kesedihannya.
Sejak menjadi murid pekerja, ini adalah kejadian terburuk yang menimpa dirinya. Tidak hanya gagal mendapatkan rumput emas, tetapi ia juga hampir kehilangan nyawa. Tiba-tiba rasa lelah yang menjalar membuat kedua matanya semakin berat, lalu secara perlahan terpejam dengan kondisi yang memprihatinkan.
"Cit... Cit.. Cit.."
She Mao mencoba membangunkan Long Guan, namun setelah melakukan beberapa kali percobaan usahanya tampak sia-sia.
"Ciiittt..."
She Mao mencicit panjang, lalu melompat-lompat tepat pada sebuah batu kecil di samping batu panjang tempat Long Guan berpaling.
Namun detik berikutnya sebuah keanehan terjadi, ranjang batu yang ditiduri Long Guan bergetar pelan lalu sebuah mekanisme khusus seperti baru saja diaktifkan.
Long Guan yang tidak sadarkan diri tertarik oleh sebuah kekuatan aneh, tiba-tiba tubuhnya sudah berpindah tempat pada aula luas yang dikelilingi batu cahaya.
Selama beberapa waktu berlalu, Long Guan masih tidak sadarkan diri dan entah berapa lama ia sendiri pun tidak tahu. Tiba-tiba ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, namun secara perlahan rasa sakit itu tidak berhubungan dengan luka terbuka di punggungnya yang sebelumnya ia dapatkan saat terbentuk batu di dasar sungai.
Long Guan secara perlahan mulai tersadar dan kesadarannya pun mulai sepenuhnya menguasai jiwanya, namun rasa sakit yang ia rasakan seperti ribuan semut yang menggigit tulangnya. Rasa kesemutan yang menggerogoti sekujur dagingnya juga ia rasakan dengan sensasi yang begitu luar biasa.
Ia tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, pikirannya berhenti saat sebuah ingatan yang mengantarkan dirinya pada sebuah ranjang batu tempat ia berbaring di dalam Gua.
"Apakah aku sudah mati?" Batin Long Guan yang belum bisa membuka kelopak matanya.
Meskipun ia sudah memiliki kesadaran jiwa, namun rasa sakit yang hebat membuat seluruh tubuhnya seperti terpaku pada keadaan yang tidak bisa mengerti.
Sejenak ia membayangkan jika tubuhnya sedang disiksa oleh raja neraka, namun mengenang kehidupannya ia tidak menemukan kesalahan yang berarti hingga harus mengalami siksaan seperti sekarang.
"Jika pun harus mati, kenapa harus di tempat seperti ini? Bahkan aku belum sempat memegang tangan seorang gadis" Pikir Long Guan di tengah rasa kesakitannya.
Selama lima hingga enam jam berikutnya, proses menyakitkan seperti robekan itu akhirnya berhenti. Setiap inchi tubuhnya yang kesakitan kini terasa lebih baik, bahkan tulang-tulangnya yang sebelumnya berderak kini juga sudah berhenti. Hal berbeda, sebuah harmoni kehidupan bisa ia rasakan dalam tubuhnya yang baru.
Long Guan merasakan kekuatan fisiknya sangat berbeda dengan sebelumnya, bahkan ia juga menyadari jika tubuhnya lemah hingga tidak sempat diisi oleh makanan dan minuman. Kini, kedutan di tubuhnya telah berubah sepenuhnya menjadi energi vitalitas yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan.
Pada akhirnya, Long Guan pun membuka kedua matanya. Setelah melewati proses pembentukan tubuh, ia menyadari jika dirinya berada pada tempat yang berbeda dengan sebelumnya.
"Dimana ini?" Tanyanya pelan sambil berusaha bangun.
Sambil meraba bagian dadanya ia juga merasa tenang, hal penting lainnya yang tersisa dalam hidupnya adalah sebuah kalung pemberian Ibunya yang tidak pernah ia lihat wajahnya. Hanya pesan sederhana ayahnya saja yang mengatakan jika di masa depan kalung tersebut bisa memberinya perlindungan dari seseorang yang terkenal.
Namun hingga ayahnya pergi, ia tidak lagi memiliki petunjuk apapun hanya isu miring tentang hubungan ayahnya dengan putri Ketua Sekte Awan Hitam yang dikatakan sebagai Sekte menyimpang.
Melihat keadaan Long Guan yang sudah bisa duduk, suara yang familiar kembali terdengar di telinga Long Guan.
"Cit..Cit..Cit"
Seekor Musang Bulan melompat gembira, lalu menghampiri Long Guan sambil menggoyangkan kepalanya ke kaki Long Guan.
"Ah, She Mao.. Kupikir tidak akan bertemu dengan dirimu lagi" Ujar Long Guan sambil mengulurkan tangannya.
Long Guan mengelus kepala She Mao dengan lembut, dalam benaknya ia teringat jika She Mao lah yang mengatur perjalanan menuju Gua demi menyelamatkan nyawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Hutan Mati
2025-04-03
1
Ibad Moulay
Tepi Jurang
2025-04-03
1