“Ness, ayo ikut ke depan, Uma mau lempar buket bunga pengantinnya” ajak Irsya semangat 45
“Males ah” jawab Arness malas
“Ayo ih, kamu susah banget buat ikut” ajak Ivy memaksa
“Males Vy, kalian aja lah” jawab Arness malas sambil mengibaskan kedua tangannya menyuruh Irsya dan Ivy pergi
“Nggak ! ayo ikut” ucap Iza
“Hhaaaaahhhh..” Arness cuma bisa menghela nafas karena Irsya menarik tangan kanannya, Ivy menarik tangan kirinya, dan Iza mendorong punggungnya
“Aku disini aja, kalian kalau mau ke depan ya udah sana” ucap Arness yang sudah merelakan tubuhnya berdiri di barisan paling belakang dari kumpulan banyaknya perempuan yang siap menangkap buket bunga
“Oke, aku sama Ivy sama Irsya ke depan ya” ucap Iza semangat sambil berjalan ke depan dengan Ivy dan Irsya
“Arness.. siap ya ??” teriak Uma dari panggung pelaminan
Arness cuma menjawab malas dengan menandakan tanda OK di jari tangan kanannya.
“1.. 2.. 3.. Arness.. tangkkeeppp !!” teriak Uma setelah melempar buket bunganya
Arness yang terbiasa menangkap barang apapun dari Uma mau di tempat kerja, basement, rumah Arness, atau rumah Uma, merasa terpanggil dan dengan mudahnya Arness menangkap buket bunga itu tanpa bergerak dari posisinya dan menangkapnya dengan tangan kanannya dengan sangat pas dalam genggaman tangannya.
“Wuuaahhh Arness selamat yaaa...” ucap Iza sambil memeluk Arness
“Parah sih tahu gitu tadi aku di belakang aja sama kamu” keluh Ivy
“Hah ??” tanya Arness bingung
“Woi ! jangan melamun terus, kamu baru habis dapet buket bunga, bukannya seneng” ucap Irsya menepuk pelan kedua bahu Arness
“Hei Arness, selamat ya..” ucap Akbar yang sudah berdiri di belakangnya
Arness langsung tersadar dan melihat buket bunga di tangannya, dengan cepat Arness memberikan buket bunga itu ke Akbar lalu pergi mengambil minum sebanyak-banyaknya.
“Ehem.. ehem..” dehem Iza memulai introgasi
“Bapak tadi nelefon Arness nggak ?” tanya Irsya penasaran
“Eum.. iya” jawab Akbar jujur
“Kapan ?” tanya Ivy menyelidik
“Tadi sore” jawab Akbar
“Aaaaaaaa..” Ivy, Iza, dan Irsya berteriak berbarengan sambil saling memeluk
Akbar langsung berjalan menjauh dan menyusul Arness yang lagi minum.
..
“Arness..” panggil Akbar
“Kak.. aku cuma nggak sengaja tangkep aja, aku kebiasaan sama Uma.. Uma biasa melempar barang ke aku dan aku langsung refleks tangkep.. kayak tadi juga aku cuma refleks kak..” jelas Arness memastikan Akbar dengan wajah serius dan gelisah
“Hahahaha.. kamu apaan sih.. aku aja nggak nanya apa-apa sama kamu..” ucap Akbar mengelus lembut bahu Arness
“Sini ikut aku..” ucap Akbar menggenggam tangan Arness dan menuntunnya ke Aji
..
“Kak, aku minta tolong dong fotoin aku sama Arness, harus bagus ya hasilnya” pinta Akbar
“Udah minta tolong, minta yang bagus juga, dasar..” gerutu Aji
Arness dan Akbar beberapa kali berfoto dengan buket bunga.
Gaya foto mereka juga banyak dan bukan foto-foto yang canggung lagi.
Aji dan Tyo yang melihatnya ikut senang karena mereka berdua tahu kalau Akbar memendam perasaannya selama ini buat Arness.
“Nanti kirimin ya kak foto-fotonya” ucap Arness senyum
“Iya Ness..” jawab Akbar tersenyum
“Arness kesana lagi ya kak.. pak, bu, Arness permisi lagi ya” ucap Arness sopan meninggalkan mereka
..
“Kenapa bunganya di kasih ke pak Akbar ?” tanya Iza penasaran
“Iya ya.. kenapa ya ?” jawab Arness ikut penasaran karena memang dia nggak sadar kasih bunga ke Akbar
“Arness lemot..” gerutu Ivy
Tak..
Ivy menyentil ujung hidung Arness.
“Aww..” keluh Arness sambil mengelus-elus hidungnya
..
“Melan..” panggil Rendi dari samping Arness
“Apa ?” tanya Arness dingin, tangannya mengepal kencang
“Pulang bareng yuk” ajak Rendi tanpa rasa bersalah
“Aku kesini sama keluarga ku, pulang juga sama mereka” ucap Arness dingin
“Mana ?” tanya Rendi celingak-celinguk
“Mereka.. mereka keluarga ku” ucap Arness dingin sambil merentangkan tangan kanannya ke arah sahabat SPIRITUALnya
“Mereka bukan keluarga kamu” ucap Rendi
“Heh ! jangan rusak kebahagiaan orang ! ini hari penting buat kakak ku, aku, dan keluarga ku !” bentak Arness dengan tatapan tajam
“Oke aku pulang, lain kali kita ketemu lagi ya Melan” ucap Rendi tersenyum tanpa pernah melakukan kesalahan semasa hidupnya
Arness menatap Rendi yang pergi menjauh dengan tatapan membunuh, tangannya mengepal sekencang-kencangnya sampai bergetar.
“Arness..” ucap Ivy memegang bahu Arness pelan
“Hhaaahhh.. maaf guys..” ucap Arness tenang setelah menghela nafas panjang
“Dia siapa sih Ness ?” tanya Iza kesal
“Aku nggak suka sama dia” tambah Lucky
“Aku sih udah punya firasat buruk tentang dia” ucap Tristan
“Dia mantan ku” jawab Arness malas
“Hah ?!!” Ivy, Iza, Irsya, Lucky, Ibraa, Tristan, dan Raka kaget secara bersamaan, mereka menatap Arness dengan tatapan nggak sangka
“Tahaann.. jangan emosi..” ucap Arness menenangkan sahabat-sahabatnya
“Aku buta waktu pacaran sama dia.. orang tua ku udah ngelarang aku buat deket dan berhubungan sama dia, tapi diem-diem aku masih berhubungan sama dia, dan kalau keluar mau jalan sama dia selalu ngorbanin nama temen ku dulu..
Aku lihat dia selingkuh sama mantannya, aku sengaja nggak samperin mereka, aku biarin mereka lanjutin hubungan mereka, aku juga nggak hubungin Rendi, da dia juga sama sekali nggak pernah ngehubungin aku lagi, bahkan buat minta maaf sampai sekarang, sampai tadi ketemu pun dia nggak ngucap kata maaf” jelas Arness panjang lebar dan datar
“Ness, maaf ya, kita nggak tahu” ucap Irsya sedih
“Maaf Ness..” ucap Iza mengelus punggung Arness hangat
“Tunggu.. kalian ngapain minta maaf ? kalian punya salah sama aku ?” tanya Arness bingung
“Kita pulang yuk, udah jam setengah 9 nih, aku capek” keluh Arness
“Ayo” seru Raka
“Iya yuk.. besok kerja lagi” tambah Tristan
“Ya udah ayo pamit dulu sama Uma” sahut Ibraa
Arness, Ivy, Iza, Irsya, Lucky, Ibraa, Raka, dan Tristan naik pelaminan buat pamit sama Uma, Hadi, dan orang tua mereka.
Sebelum turun pelaminan mereka berfoto-foto dulu.
Turun dari pelaminan Arness dan yang lainnya berjalan ke arah Akbar, Tyo, Aji, dan istri mereka.
..
“Pak, pamit pulang duluan ya” ucap Arness sopan
“Loh.. bareng aja yuk” ajak Tyo
“Tapi kita mau ke kamar dulu pak, mau ambil barang-barang kita disana” ucap Ivy
“Ya udah nggak apa-apa, kita tunggu di lobby ya” ucap Tyo
“Iya pak” jawab Arness tenang
Arness dan sahabat SPIRITUALnya berjalan keluar ballroom, lalu ada yang memanggil Arness.
“Arness..” panggil Akbar
“Kenapa kak ?” tanya Arness lembut
“Arness, kita tunggu di depan lift tadi ya” ucap Iza tersenyum menggoda sambil merangkul tangan Ibraa dan Lucky agar ikut menjauh
“Ness.. kamu ganti baju ?” tanya Akbar
“Iya kak, kan Arness bawa baju ganti” jawab Arness tersenyum tipis
“Jangan ganti baju ya Ness” ucap Akbar dengan tatapan serius
“Hah ? o.. ok.. oke..” jawab Arness grogi
“Ya udah nanti aku tunggu di lobby sama yang lain ya” ucap Akbar sambil senyum
“Iy.. iya.. Arness duluan” ucap Arness grogi lalu langsung putar balik berjalan menyusul sahabat-sahabatnya yang sudah menunggu di depan lift
Sebenarnya yang ada keperluan ke kamar ya cuma Arness, sisanya cuma mau ikut saja.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments