

My First And Last 'Akbar'

 

My First And Last 'Akbar'

Kenalan

“Ma, Arness berangkat kerja ya, Assalamu’alaikum” pamit Arness ke Fera, Mamanya yang lagi berkutat di dapur

“Wa’alaikum salam, hati-hati di jalan ya Ness” ucap Fera

“Iya Maa” sahut Arness dari teras rumahnya sambil mengikat tali sepatunya

Pimelani Arnessta, seorang gadis berusia 22 tahun yang pekerja keras, dia lebih memilih langsung bekerja setelah lulus SMK daripada melanjutkan kuliah walaupun kedua orang tuanya menyuruhnya untuk melanjutkan belajar.

Putri tunggal Fathir dan Fera itu mengendarai motor maticnya ke tempat kerjanya dengan waktu kurang lebih 30 menit, dan bisa sampai lebih cepat 15 menit kalau ngebut.

Sampai di tempat kerja..

“Pagi pak Amiinnnn” sapa Arness dengan senyum ramah dan sopan ke security yang sudah berjaga di depan pintu masuk tempat kerjanya

“Pagi juga Arness” sahut pak Amin yang berdiri di posisinya dengan ramah

“Udah ada yang dateng pak ?” tanya Arness berdiri di depan pak Amin

“Baru ada pak Akbar, Uma, sama pak Aji, Ness” jawab pak Amin

“Oke deh pak Amin, makasih ya infonya, Arness mau ganti seragam dulu, daahh” sahut Arness dengan ramah sambil berjalan masuk ke ruang office

Arness masuk ruang office buat absen lalu masuk ke dalam ruang loker karyawan yang letaknya di balik pintu ruang office di dalamnya.

“Assalamu’alaikuummmm” salam Arness saat membuka pintu ruang loker

“Wa’alaikum salam” salam Akbar dan Aji yang lagi duduk memakai tali sepatunya

Arness langsung mendekati Akbar dan Aji buat menyalami tangan mereka lalu membuka pintu lokernya.

“Arrnneeesss” teriak Uma, sahabat Arness yang baru keluar dari ruang ganti lalu berlari memeluk Arness dari belakang

“Woi ! kaget tauk” keluh Arness tanpa membalikkan badannya menghadap Uma

“Aku kangen sama kamu” ucap Uma setelah melepas pelukannya dari Arness

“Kamu lebay.. baru juga aku tinggal libur sehari” ucap Arness sambil mengambil seragamnya yang menggantung di dalam loker lalu berjalan ke ruang ganti

“Aku mau ceritaa” ucap Uma yang mengekor Arness sampai pintu ruang ganti

Plok..

Telapak tangan Arness mendarat mulus di kening Uma

“Aku mau ganti seragam dulu, sana sana..hush..hush..” ucap Arness mengusir Uma menjauh dari ruang ganti

Sementara itu Akbar dan Aji keluar ruang loker lalu berjalan keluar ke koridor buat mengecek beberapa monitor yang akan di pakai buat operasional.

“Gimana ? masih belum nyerah buat dapetin Arness ?” tanya Aji

“Nggak akan nyerah Kak” jawab Akbar sambil membuka pos dari layar monitor

“Bar, jangan jauh-jauh, Ibrahim sama Lucky yang sahabatan sama Arness aja di tolak sampai sekarang, apalagi kamu ?” jelas Aji

“Aku kan belum coba Kak, selama ini aku cuma perhatiin dia dan belum berani ungkapin perasaan aku” ungkap Akbar

“Kamu harus sering-sering punya waktu sama Arness.. oh aku tahu ! sana minta sama pak Tyo buat samain jadwal kamu sama Arness” sahut Aji dengan semangatnya

“Bisa aja sih, tapi aku nggak mau, aku nggak mau Arness tahu terus dia risih” jawab Akbar dengan suara tenangnya

“Ya terus mau gimana ? udah 1 tahun loh kamu nunggu Arness, dan belum tentu juga dia nerima kamu” ucap Aji sambil menaikkan kedua bahunya

“Kakak nggak dukung aku lagi nih ? mau lihat aku jadi bujang lapuk ?” tanya Akbar dengan wajah yang sengaja cemberut

“Hahaha.. oke aku dukung kamu. nanti aku bantu bilang ke pak Tyo buat atur jadwal kamu” jelas Aji sambil merangkul bahu Akbar

“Aku aja yang bilang Kak, masa aku yang mau maju, Kakak yang usaha” ucap Akbar

“Ya udah.. ayo ke office lagi, sekalian siapin yang lain” ajak Aji

Sementara itu di ruang loker..

“Mau cerita apaan ?” tanya Arness datar setelah keluar dari ruang ganti

“Nggak penting sih, cuma Ibraa sama Lucky kangen sama kamu, hahahaha..” jawab Uma yang lagi duduk di bangku sambil berdandan

“Sampai kapan coba mereka mau kayak gitu.. huftt..”gerutu Arness sambil menyalakan lagu dari Hp nya

“Woi ! bukannya dandan” ketus Uma

“Iya iyaa” sahut Arness

"Tuhan Engkau tahu aku mencintainya

Dan tak ada yang bisa mengganti dirinya

Tuhan hanya dia yang selalu ada

Dalam anganku

Dalam benakku”

Blackout : Selalu Ada

Arness sangat sering memutar lagu itu sampai Uma dan sahabat SPIRITUALnya hafal.

“Hei ! kamu nggak bosen denger lagu itu terus ?” tanya Uma yang sudah bosan dengar lagu itu

“Nggak” jawab Arness singkat sambil mulai berdandan

“Ness, aku tahu kamu masih belum bisa lupain dia, tapi mau sampai kapan ?” tanya Uma dengan tatapan sedih melihat Arness

“Nggak tahu, kenapa ?” tanya Arness datar

“Ya kamu kenapa nggak mau terima perasaan Lucky apa perasaan Ibraa ? kamu kan tahu sendiri mereka berdua suka sama kamu” jelas Uma khawatir

“Ya, aku juga suka sama mereka, terus kenapa lagi ?” tanya Arness masih datar

“Kamu selalu jawab kayak gitu, kamu selalu bilang kamu suka sama mereka tapi rasa suka sebagai sahabat, semua-muanya kamu bilang suka kayak sahabat.. padahal mereka tulus sama kamu, mereka selalu ada dan selalu siap buat kamu Ness” jelas Uma panjang lebar

“Jangan paksa aku buat suka sama orang Uma.. aku hargain kamu peduli sama aku, tapi kalau aku emang nggak punya perasaan khusus buat apa ? sama aja aku nyakitin perasaan orang itu dan ngebohongin diri aku sendiri” jelas Arness menjelaskan isi hatinya

“Oke, aku minta maaf Ness, nggak seharusnya aku kayak gini ke kamu” ucap Uma sambil memeluk Arness dengan hangatnya

“Maaf Uma, aku jadi emosi sama kamu” ucap Arness dalam pelukannya

“Hei, tahun ini kamu udah 23 tahun, aku aja udah mau nikah, masa kamu calonnya aja belum punya, hahahaha..” ledek Uma setelah melepaskan pelukannya

“Jangan ledek aku” jawab Arness ketus

“Dasar Arness.. kurang apalagi kamu.. cantik, eh nggak, kamu nggak suka cantik.. kamu manis, baik, perhatian, supel, ramah.. eum.. ya mungkin kamu cuma harus kurangin kelemotan kamu itu sama tomboy kamu aja” jelas Uma sambil memijit-mijit dagunya dengan ibu jari dan jari telunjuknya sambil memperhatikan Arness dari ujung kepala sampai ujung kaki

“Hahahaha.. aku nggak sebaik kamu pikir Uma, aku cuma ramah sama orang-orang yang aku kenal aja, yang deket sama aku.. dan lagi ada masalah sama otak lemot dan sikap tomboy ku ini ?” tanya Arness melihat Uma aneh

“Mana ada cowok yang berani deket-deket sama cewek tomboy kayak kamu Ness, baru lihat aja udah serem, hahahaha..” ledek Uma

“Yaa.. aku sengaja biar nggak ada cowok yang berani deketin aku.. aku nggak mau cuma main-main.. dan lagi nih ya, kalau aku dandan feminin, kamu, Ivy, Irsya, Iza, Lucky, Ibraa, Raka, sama Tristan pasti bakal kaget lihat aku.. aku nggak mau nanti banyak cowok yang deketin aku mau kenalan, minta nomor WA aku, nganterin aku pulang, hhuuhhh..” jelas Arness dengan nada sombong ke Uma

“Heh ! jangan ge er..” jawab Uma sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

“Lihat aja nanti pas kamu nikah, kamu jadi kan beliin sahabat SPIRITUAL kamu ini pakaian yang bagus-baguusss ?” ucap Arness dengan tatapan seperti anak kucing

“Iya jadi Ness” jawab Uma sambil merapihkan alat make up nya

“Jangan sampai warna pink apa ungu ya” ancam Arness sambil memicingkan matanya menatap Uma

“Hahahaha.. iya Ness iya, aku tahu, tenang aja pokoknya” jelas Uma yang sudah hafal dengan segala tentang Arness

Jangan lupa follow instagram author, @abonnyiem

Klik ❤ buat tambah ke favorit biar kalian nggak ketinggalan update novel author

Bantu vote, like, komen, dan share ya ❤❤

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***





Download Novel PDF

Episode berikutnya

Makan Bareng (1)



Terpopuler

Comments



Park Kyung Na

mampir

2022-09-21

  1

instagram: heynukha

Kasih ungu aja, biar kaya warna janda 😂

2021-05-23

  1

Dewi Etikawati

emang ada ya jabatan ketua chief? di perusahaan/organisasi, jabatan chief adalah jabatan utk pemimpin tertinggi di perusahaan/organisasi tsb krn chief khan artinya ketua. kl ketua chief = ketua ketua donk? asli nanya ini.

2020-12-30

  1

lihat semua