2. Babang Tampan

Maria masih merasa bimbang dengan tawaran yang baru saja diucapkan oleh Yudha. Itu karena selama lima belas tahun terakhir ini keduanya tidak pernah akur. Jadi ketika lelaki yang di masa lalu menjadi poros dunianya itu tiba - tiba menawarkan diri untuk menjadikannya babysitter serta memberinya tempat berteduh. Jelas saja Maria jadi merasa heran.

Yudha masih menunggu jawaban Maria. Pasti wanita itu merasa bingung dengan tawarannya barusan.

Lupakan tentang kebencian yang pernah Yudha miliki dan permusuhan mereka di masa lalu. Saat ini ia menawari tempat untuk berteduh bagi Maria karena murni demi kemanusiaan. Bukankah Sila kedua Pancasila sudah menjelaskan? Apalagi keduanya bertetangga dan wanita itu sedang mengalami musibah.

Maria menundukkan kepalanya. "Yudha kesambet apa ya, kok baik banget ke aku?" batinnya mulai bertanya - tanya. Terakhir kali ia berinteraksi dengan Yudha adalah saat menembak lelaki itu ketika acara kelulusan SMP. Saat itu teman segank Maria yang mayoritas biang onar sekolah menantang dirinya. Bukan tanpa sebab mereka mengompori Maria melakukan challenge. Karena semua anggota geng tahu jika Maria sangat menyukai lelaki itu. Kemudian di acara perpisahan sekolah itu mereka ingin membuat Maria berani mengatakan cinta pada Yudha. Namun bukannya diterima dan menjadi kisah masa puber yang manis, melainkan sebuah penolakan di sertai kata - kata penghinaan.

Saat itu Yudha benar - benar marah terhadap Maria. Tingkah laku gadis itu benar - benar membuatnya muak. Bagi seorang Yudha, Maria itu rese dan merepotkan. Bisa - bisanya gadis itu menembaknya karena menerima tantangan geng anak bodoh di sekolah mereka. Yudha memang sempat mendengar anggota geng perusuh itu merencanakan konspirasi. Apalagi tidak hanya sekali dua kali Yudha menjadi korban keisengan Maria. Yang terparah dan membuat Yudha marah pada gadis itu adalah ketika Maria bermain tebak gambar.

Karena mereka bertetangga, Maria jadi tahu benar jika Yudha adalah penyuka cd bergambar tokoh superhero. Dan entah setan dari mana ketika Maria dan geng resenya itu tiba - tiba membuat kesepakatan untuk membuktikan apakah benar Yudha memakai cd lucu. Alhasil ketika pelajaran olah raga berlangsung, Maria dengan tanpa tedeng aling - aling memelorotkan bagian belakang celana kolor yang dipakai oleh Yudha.

Yudha merasa sangat malu, berbeda dengan Maria yang merasa kesenangan karena ia bisa memenangkan taruhan. Sejak hari itu Yudha jadi semakin waspada dengan keusilan apa lagi yang akan dilakukan oleh Maria. Dan hari itu sehari sebelum acara pelepasan siswa kelas IX SMP. Yudha mendengar geng rese menantang Maria untuk menembaknya.

Benar saja. Seusai acara pentas seni, geng rese membawanya ke tengah lapangan basket karena Maria akan menembaknya. Wajah Maria terlihat serius, namun dengan kejam Yudha menolaknya. "Aku tidak sudi punya pacar rese. Anak penjahat kambuhan pula. Kamu nggak ada kelebihan sama sekali bisanya cuma mengacau!" sindirnya kala itu.

Yudha sempat melihat Maria terhenyak ketika mendengar jawabannya. Semenjak hari itu, Maria berusaha menghindarinya. Yudha pun memilih sekolah berasrama. Selama 15 tahun mereka berusaha saling menghindari. Tapi kejadian hari ini, membuat Yudha tidak bisa menutup matanya lagi.

Maria besikap cuek sambil mengibaskan celananya dari serpihan debu yang menempel. Kemudian ia menatap dan tersenyum miring ke arah Yudha. "Jangan pernah memasukkan anak penjahat ke rumahmu, Bro! Nanti malah jadi kacau dan bisa berabe."

Yudha hanya bisa terpaku. Maria masih ingat dengan julukan yang ia berikan limabelas tahun yang lalu.

*******

Mario sedang melakukan sidak untuk audit pasti pas disebuah SPBU. Setelah mengamati kinerja para operator, kini gilirannya mengecek toilet.

Aktivitasnya terhenti sesaat ketika tatapannya menangkap sosok seorang cleaning service yang baru saja merapikan peralatan kebersihannya.

Ketika pandangan mata mereka bersirobok dengan si cleaning service, Mario tertegun. Ada kerinduan yang tiba - tiba hadir menguasai hatinya saat mendapati wajah wanita itu sangat mirip dengan seseorang yang sangat ia sayangi, namun kini telah pergi untuk selama - lamanya.

Si petugas tersebut hanya tersenyum sambil mengangguk hormat, sebelum kemudian berlalu meninggalkan Mario yang masih tertegun menatap punggung si gadis yang terlihat rapuh itu.

Ucapan mendiang sang ibu kembali teringang - ngiang di benaknya. "Kamu mempunyai adik perempuan, carilah dia untuk membantu menebus dosa - dosa ibu di masa lalu."

Dan hari ini Mario seolah tersadar, ucapan sang ibu benar adanya. Wanita itu teramat sangat mirip dengan ibunya. "Mungkinkah kamu adalah adik perempuan yang sedang aku cari?" gumam Mario pada dirinya sendiri.

******

Maria segera menuju ke ruangan Safira. Temannya itu pasti sedang membutuhkan bantuannya untuk merasa tenang. Semenjak Safira patah hati, Maria jadi tidak tega membiarkan sahabatnya itu galau seorang diri. Bisa gawat jika kondisi ini berlangsung terus menerus, mengingat pekerjaan Safira yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Apalagi omset harian di SPBU tempat mereka bekerja bisa mencapai setengah milyar dalam sehari. Bayangkan saja jika Safira bekerja sambil melamun? Alamat surat pemutusan hubungan kerja menanti di depan mata. Kalau Safira kehilangan pekerjaan? siapa lagi teman yang bisa ia jadikan tempat bergantung?

Itulah mengapa setelah Maria menyelesaikan pekerjaannya, ia akan dengan suka rela menemani dan membantu Safira menyortir uang setoran yang berupa pecahan kumal uang duaribuan.

Maria berjalan menuju ke ruangan Safira dengan langkah antusias. Mungkin informasi darinya akan berguna untuk membantu sahabatnya itu agar segera move on.

"Saf, tadi di toilet aku melihat cowok cakep!" curhat Maria dengan heboh.

"Mana ada?" ucap Safira bernada sangsi. Maria mencebik. Temannya itu benar - benar sudah dibutakan oleh Rico sampai cuek bebek jika bergosip tentang lelaki. Bahkan Maria harus rela mengantarkan Safira ke rumah mbah D di malam hari juga demi Rico. Apa sih kelebihan Rico si juru bongkar tangki? Sudah wajahnya jelek, ia juga suka menunda - nunda mencatat laporan bongkaran. pria itu jika suka mabuk dan judi pula. Tapi herannya Safira yang sudah dicampakkan oleh Rico masih saja mengemis - ngemis cinta dan berharap bisa balikan dengan pria itu. Saking bucinnya, Safira sampai meminta tolong pada mbah D pula. Ya ampun... Seandainya tadi malam mbah D tidak buru - buru melayani Safira, ia ingin mengatakan pada mbah D untuk sekalian membunuh si Rico saja. Sayangnya bukan Rico yang mati, tapi bapaknya lah yang tewas terbunuh. Mungkin ini adalah bukti nyata kita tidak boleh mendoakan hal - hal yang buruk kepada orang yang kita benci. Karena ujung - ujungnya malah doanya mental ke diri kita sendiri.

"Eh beneran Saf, coba deh kamu ke toilet! Siapa tahu babang tamvan masih di sana!"

Tak berapa lama kemudian seseorang mengetuk pintu ruangan Safira. Setelah itu pintu tersebut terbuka dan menampilkan sosok babang tamvan yang telah membuat Maria terpesona.

"Itu si babang tamvannya, Saf!" bisik Maria.

Tbc

Terpopuler

Comments

atin p

atin p

auto ngakak...pengene Rico sing mati...wqwqwq tibane bpke dewe...

2022-02-19

0

Retti Raflin

Retti Raflin

aku mampiirrrr

2021-04-23

1

novi 99

novi 99

Ceritanya unik....
lanjut baca.
Jangan lupa mampir ya

2021-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!