3. Penyelidikan Diam - Diam

Mario masuk ke ruangan Safira. Biasanya setelah memeriksa semua bagian SPBU yang mengikuti audit Pasti Pas, ia akan mereview kembali hasil pengamatannya kepada si admin yang akhir - akhir ini terlihat semakin susut berat badannya dan semakin cantik.

Ah iya, namanya juga perempuan dewasa sedang dalam masa mencari jodoh. Mungkin Mario juga harus sedikit memperhatikan dirinya sendiri yang sedikit tak terurus, setelah sekian lama perhatiannya hanya untuk bekerja mencari uang demi pengobatan sang ibu.

"Pak Mario sudah selesai sidak?" sapa si admin dengan senyum manisnya. Sementara itu di samping si admin, tampak sosok gadis cleaning service yang berwajah mirip almarhumah ibunya.

Sekali lagi Mario dibuat terkesima dengan si CS. Dari name tag yang terpasang di baju seragamnya, ia dapat membaca nama yang tertera di sana. MARIA

Mario tergugu. Nama itu sepasang dengan namanya. Apakah benar perempuan yang berdandan ala kadarnya ini adalah adiknya atau hanya sekedar kebetulan.

Lamunan Mario tidak bertahan lama ketika Safira mempersilakan dirinya untuk duduk. Setelah mempersilakan dirinya, kemudian si admin itu mengkode rekannya untuk membantunya membelikan 'sesajen' untuknya.

Mario mencoba menahan senyumnya. Hanya di tempat ini ia akan diperlakukan sebagai tamu agung karena mendapatkan jamuan. Pasti si mbak admin melakukan hal tersebut agar SPBU tempat mereka bekerja lolos audit PASTI PAS! Mario menatap perutnya yang sedikit membuncit. Bagaimana mau mengubah penampilan jika mbak admin cantik itu selalu memanjakan lidahnya dengan kuliner yang enak. Padahal menurut kode etik, Mario dilarang menerima apapun itu bentuk gratifikasi. Namun khusus mbak admin cantik yang satu ini, ia tidak kuasa menolak.

"Pak Mario ingin makan siang apa, nih? tanya Safira. Ia memang selalu menanyakan apa yang diinginkan oleh tamu spesial itu. Soalnya kalau tidak dimakan bakalan mubadzir, dong. Safira tidak akan rela jika makanan tersebut akhirnya digasak oleh Rico, kemudian memakannya di mini market bersama si sundel bolong rivalnya dalam mendapatkan cinta pria itu.

"Itu mbak CS nya ingin makan apa? Tolong disamakan saja sama mbaknya. Nanti kita makan bertiga di sini!"

Maria mengurai seulas senyum. Deu senengnya... Akhirnya setelah dari semalam ia mengalami kejadian yang membuatnya seperti hidup segan matipun enggan itu, ada juga yang mau berbagi oase menyejukkan untuknya. Mas ganteng menawarinya makan loh. Jujur saja Maria juga sedang lapar berat. Cobaan bertubi - tubi yang menimpanya, membuatnya seharian ini lupa sarapan.

Safira meminta Maria membelikan nasi padang. Dengan catatan untuk memisahkan semua lauk - pauk agar tidak bercampur aduk.

"Siap!" jawab Maria. Kemudian ia bergegas meninggalkan Safira dan pak Mario sambil tersenyum - senyum. Lah iya dong! Ada yang lebih ganteng dan tajir dari Rico untuk dikecengin. Ngapain juga Safira mengemis - ngemis cintanya pada pria buluk bernama Rico itu. Seandainya Maria berasal dari kasta atas, ia juga akan mencari muka dihadapan Mario supaya bisa dijadikan sebagai salah satu kandidat calon istri. Karena Maria berasal dari kasta bawah, maka ia putuskan untuk menyemangati Safira saja. Bagi Maria, kebahagian Safira adalah kebahagiaannya juga.

Setelah Maria pergi, Mario pun berniat menyelidiki tentang si gadis CS melalui Safira.

"CS nya baru, Ya? Mbak." Mario membuka percakapan sambil tangannya mencermati sebendel naskah yang harus ia periksa. Tera, perhitungan dan pembagian bonus karyawan yang sesuai UMR daerah yang telah ditetapkan, laporan pembayaran BPJS Ketenagakerjaan aktif, catatan bongkaran, looses, 3S, kelengkapan properti, kerapian penampilan, termasuk kebersihan.

"Iya, Pak. Maria baru dua minggu bekerja di sini." Safira berharap - harap cemas. Ia sedikit khawatir Maria sembrono membersihkan toilet dan semua bagian kantor. Soalnya ada auditor yang suka mencari - cari kesalahan sekecil apapun. Sedangnya Safira sendiri lupa belum memberitahu tentang agenda rutin audit Pasti Pas yang dilakukan sewaktu - waktu oleh auditor dari PER***INA.

Safira melirik berkas tentang kebersihan dan kelengkapan toilet. Pak Mario memberi tanda pada kertas itu jika tanggungan Maria sudah bisa dipastikan lolos audit. Safira pun mendesah lega. Tidak rugi ia merekrut Maria yang sedang menganggur itu. Selain selalu siap menemaninya kapanpun untuk menemui mbah D. Maria juga menjadi temannya di tempat kerja yang selalu empet setiap kali bertemu si Sundel Bolong.

Sekarang Safira kembali merasa berdebar - debar ketika Mario memeriksa catatan bongkaran. Si brengsek Rico memang suka teledor mencatat tugasnya dan lebih memilih mengapel di minimarket tempat rival cintanya itu bekerja. Setiap kali SPBU tempatnya bekerja mengalami kegagalan audit selalu saja disebabkan oleh si kunyuk menyebalkan satu itu yang alpa melaporkan bongkaran. Selain itu, Rico selalu membuat Safira kelimpungan menghitung losses untuk pembagian bonus. Tapi herannya, meskipun Rico berpenampilan buluk dan bekerjanya selalu membuat Safira esmosi. Gadis itu masih tetap membela serta menutupi kemalasan Rico saat bekerja. Bahkan meskipun keduanya sudah putus sejak dua tahun yang lalu, Safira masih mengharapkan cinta pria itu. Bucin yang menguras kantong dan mengurangi timbunan lemak di tubuhnya, begitu lah komentar Maria setiap kali Safira curhat dan mengeluhkan tentang Rico.

"Tahu tidak nama orang tua Maria?" tanya Mario. Ia ingin memastikan bahwa si CS adalah benar adiknya. Dalam hatinya berharap jika ia akan menemukan titik terang mengenai keberadaan sang adik. Kemudian memboyong dan membahagiakan saudara perempuannya itu sesuai amanat sang ibu di ujung tarikan nafasnya. Sudah dua tahun ia berusaha mencari keberadaan sang adik, dan ia ingin pencariannya segera berakhir.

"Emph... Setahu saya, Maria itu sudah piatu dan tinggal bersama ayahnya. Memangnya ngapain Bapak nanya - nanya? Hayooo..." Safira menggoda Mario sambil tersenyum. Ternyata Mario juga penasaran dengan Maria. Sama seperti Maria yang tadi heboh saat pertama kali berjumpa dengan Mario. DASAR JODOH!!

Namun rasa geli itu mendadak sirna karena Safira lupa mengintip hasil audit berkas milik si kunyuk brengsek alias Rico. Nah lho! Tapi sudahlah, toh ini bukan SPBU miliknya. Yang penting ia sudah bekerja dengan sebaik mungkin dengan bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Urusan dengan karyawan lain? MASA BODOH!

Teguran Safira membuat Mario mencoba memutar otaknya. Jangan sampai ia terlihat frontal ingin tahu tentang asal - usul Maria. Lagipula menanyakan tentang biodata wanita yang mirip dengan almarhumah ibunya itu tidak termasuk dalam jobdesk pekerjaannya sebagai auditor.

"Wajahnya mirip dengan kerabat saya. Siapa tahu ia salah satu kerabat juga yang tinggal di sini." jawab Mario sambil berusaha tenang. Sebelum Maria terbukti adalah saudarinya, ia tidak ingin menguak ke publik.

Safira hendak menjawab, namun ketukan di pintu membuatnya mengurungkan jawabannya. Maria telah kembali dari membeli nasi padang.

Tbc

Terpopuler

Comments

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

Makkkkk....bayikk lanjut baca yak✌😂😂😂

2021-06-10

2

Retti Raflin

Retti Raflin

seruu

2021-04-23

1

Selvi

Selvi

wow

2021-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!