Keputusan Dani

Pesta telah berakhir, orang tua Dani tetap tinggal di rumah bersama putri-putrinya begitu juga dengan kekasih Aleya, Mirza. Mereka akan menginap malam ini, dan akan kembali besok. Sekarang mereka semua tengah berada di kamar tidur masing-masing.

"Semuanya berjalan lancar," komentar Santi, sambil berdiri di depan cermin tengah melepaskan perhiasan yang menempel ditubuhnya.

Sementara Dani Prasetya tengah melihat foto-foto yang Clara kirimkan kepadanya di ponselnya.

"Semuanya selalu berjalan baikan sempurna untukmu, atau hampir semuanya. Apakah kau ingat ketupat dan opor ayam mu saat hari raya pertama kita? Itu adalah kegagalan mu yang pertama," kata Dani mengingatkan Santi akan kejadian lucu di masa lalu mereka sambil tertawa.

"Mas memang takkan pernah membiarkanku melupakan hal itu selamanya. Ketupatnya gosong, opor ayamnya keasinan, sungguh memalukan," jawab Santi sambil masih tertawa.

"Saat kita masih tinggal dikontrakan kecil itu, kukira kau akan meninggalkanku," kata Dani sambil mematikan ponselnya.

"Aku memang sempat memikirkan hal itu. Dulu udaranya dingin sekali di malam hari. Belum lagi banyak sekali tikus yang berkeliaran. Tapi aku rasa ayahku tidak akan mau menerima aku kembali jika aku pulang ke rumah setelah aku ngotot menikah dengan Mas," canda Santi, dan mereka berdua pun tertawa.

"Terima kasih telah mempercayaiku saat tak seorang pun mau melakukannya. Selama bertahun-tahun kita selalu bersama, kau selalu di sisiku bahkan dalam keadaan paling sulit sekalipun." Ucap Dani.

"Dan masih banyak hal yang harus kita lakukan di masa depan. Saat anak-anak gadis kita menikah, mereka akan memberikan kita cucu-cucu yang lucu. Aku harap kita akan punya banyak cucu," kata Santi dengan gembira.

Dani tersenyum padanya.

Dia lalu pergi ke kamar mandi, menanggalkan pakaiannya, dan menuju ke ruangan khusus tempat berganti pakaian dimana disana terdapat dua buah lemari yang masing-masing miliknya dan Santi. Dia lalu mengenakan piyamanya. Sambil menatap dirinya di cermin, dia tidak dapat menahan perasaan yang semakin buruk dalam dirinya. Tapi dia telah membuat keputusan.

Keputusan untuk meninggalkan Santi, wanita yang selama ini selalu bersamanya dalam suka dan duka. Demi untuk bisa bersama wanita idaman lain yang usianya bahkan lebih muda dari putri pertamanya, Aleya.

Santi memasuki ruang ganti. Dia melepas sepatunya, lalu membuka lemari dan mencari gaun tidur.

"Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu Mas?" Tanya Santi.

Dani tersadar dari lamunannya.

"Akhir-akhir ini aku sering melihat Mas merenung," lanjut Santi.

"Tidak, aku hanya sedikit lelah," jawab Dani.

"Hari-hari ini memang berat. Mas sudah bekerja begitu keras. Mas perlu bersantai. Bagaimana kalau kita pergi berlibur ke villa akhir pekan ini? Mas bisa pergi memancing, bermain golf, dan aku akan bersantai di kursiku yang nyaman sambil membaca buku," usul Santi.

Dani merasa bahwa dia tidak pantas membuat Santi begitu khawatir. Dia lalu mendekati Santi dan menciumnya. Dani berpikir, kalau saja dia bisa memutar balik waktu. Sejujurnya dia tidak ingin hal ini terjadi.

Pertama kali Dani Prasetya bertemu Clara Marisa, saat dia membutuhkan seorang sekretaris pengganti untuk sementara. Karena sekretaris pribadinya mengalami kecelakaan yang membuatnya tidak bisa bekerja selama dua bulan.

Dani masih ingat pertama kali dia melihat Clara si rambut cokelat yang cantik itu masuk ke kantornya, mengenakan rok mini hitam, blus putih ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya, dan rambut cokelatnya yang panjang tampak begitu indah. Dani masih ingat betul bagaimana kancing yang dipasang begitu ketat itu menghalangi pandangan belahan dadanya yang cantik, sensual, dan padat.

Sebulan setelah bekerja bersama, sebulan penuh Dani merasakan siksaan setiap hari melihat kaki-kaki indah milik wanita itu.

Suatu hari, mereka menghadiri sebuah acara. Dia meminta wanita muda itu untuk mencatat selama pembicaraannya dengan klien. Setelah acara itu, dia menawarkan diri untuk mengantarnya pulang dan di depan pintunya, dia mencium wanita itu untuk pertama kalinya.

Begitulah, bulan berikutnya berlalu, selalu begitu mengasyikkan bagi mereka berdua. Clara terus menggodanya di meja kerja, di kamar mandi kantor, bahkan di mobilnya. Tidak peduli tempat atau waktu, wanita itu selalu bersedia kapanpun Dani menginginkannya.

Saat sekretaris pribadinya sudah pulih, Clara pun harus kembali ke posisinya yang awal, dan dia pun dipindahkan ke departemen lain.

Empat bulan kemudian, Dani memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Clara. Dia memindahkan Clara ke cabang penjualan, berharap dia bisa menjaga jarak dengannya. Dia bahkan mencoba untuk lebih dekat dengan Santi istrinya, dan mereka pergi jalan-jalan. Dani berusaha untuk bisa melupakan Clara dan berharap rasa cinta pada istrinya akan kembali lebih besar. Tapi tetap saja dia tidak bisa menghilangkan bayangan tubuh Clara yang terus menari-nari dalam pikirannya.

Dia sadar betul bahwa Santi adalah istri yang baik. Jika saja dia tidak kehilangan gairah terhadap istrinya, mungkin semuanya akan baik-baik saja.

Dan di sinilah Dani, berbulan-bulan kemudian, dengan surat perceraian di tas kerjanya.

Clara si gadis muda yang mampu membangkitkan gairahnya, sudah menunggunya di apartemen baru mereka untuk memulai hidup bersama, sementara disini Santi membuat rencana untuk masa depan yang tidak akan mereka lewati.

Malam itu, setelah bercinta dan melihat Santi tidur dalam pelukannya, Dani Prasetya sudah membuat keputusan yang mantap untuk mengakhiri pernikahan yang sudah dia lalui selama 25 tahun bersama Santi.

...****************...

Keesokan harinya, setelah makan siang, orang tua Dani kembali ke rumah mereka, sementara putri-putrinya dan Mirza kembali ke kota tempat mereka bekerja dan kuliah.

Dani dengan alasan ingin bertemu beberapa teman untuk minum kopi, malah pergi ke apartemen untuk menemui Clara.

Lampu apartemen itu benar-benar mati, dengan lilin di lantai yang membentuk jalan setapak. Musik terdengar mengalun begitu lembut. Dani mengikuti jalan setapak itu dan kemudian ia melihat wanita idaman barunya itu berdiri di samping sofa. Ada lilin dan sebotol minuman favoritnya.

"Aku menunggumu," kata Clara, sambil membuka jubah sutra yang dia kenakan dan membiarkannya jatuh ke lantai, memperlihatkan pakaian dalam renda merah mungil yang nyaris tidak menutupi bagian penting ditubuhnya.

"Lihatlah, sekarang aku sudah disini." Jawab Dani.

"Sudah kubilang aku ingin selalu bersamamu," kata Clara.

Dia lalu mendekati Dani dan mulai menanggalkan pakaiannya.

Dia mencium Dani dengan penuh gairah, dan setelah mereka berdua tidak lagi mengenakan busana, Clara membimbingnya ke sofa, memegang tangannya, dan merekapun memadu kasih disana.

...****************...

Pada dini hari, saat Dani kembali ke rumahnya, Santi sudah tertidur lelap. Dani menatapnya sesaat lalu menuju dapur.

Ada catatan di meja dapur.

(Aku meninggalkan makanan untukmu di dalam oven, panaskan selama sepuluh menit.)

Dani menuangkan segelas air untuk dirinya dan menuju kamar tidur.

Keesokan paginya, saat Santi sedang menyiapkan sarapan, dia melihat makanan masih di dalam oven. Dia merasa terkejut menyadari bahwa Dani belum juga bangun. Dia pun memutuskan untuk pergi ke kamar tidur untuk melihat apakah Dani baik-baik saja.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!