Surat Perceraian

Santi berjalan meninggalkan dapur, dia hendak menuju kamar, tapi dia mendapati Dani sedang berdiri di ruang makan, tampak sedang memeriksa tas kerjanya.

"Selamat pagi sayang, aku baru saja hendak melihat Mas di kamar. Apa Mas baik-baik saja?," tanya Santi.

"Ya, kita perlu bicara. Silakan duduk." Jawab Dani.

"Sarapan sudah siap." Ucap Santi seraya menoleh ke arah dapur dan saat itulah dia melihat sebuah koper.

"Apakah Mas akan bepergian?," tanya Santi terkejut karena Dani telah mengemasi kopernya.

"Itulah yang ingin ku bicarakan denganmu." Ucap Dani.

Dia mengeluarkan sebuah map dan menaruhnya di atas meja.

"Aku akan pergi, Santi! Ini surat-surat perceraiannya, tolong baca." Ucap Dani lagi.

"Jangan bercanda Mas, gak lucu," jawab Santi.

Tapi ada sesuatu dalam tatapan Dani yang menunjukkan pada Santi bahwa itu bukan lelucon.

"Mas, kita baru saja merayakan ulang tahun pernikahan kita, kau tidak mungkin serius," kata Santi mulai kesal.

"Keputusan sudah dibuat. Aku tahu sulit bagimu untuk mengerti sekarang. Tapi percayalah, kau akan menerimanya seiring berjalannya waktu. Aku akan meninggalkan rumah ini untukmu dan kau akan mendapatkan bagian yang pantas kau dapatkan. Aku berjanji kau tidak akan kekurangan apa pun." Ucap Dani serius.

"Apa sebenarnya semua ini Mas? Kalau aku melakukan sesuatu yang mengganggumu, katakan saja padaku dan aku berjanji akan berusaha memperbaikinya." Ucap Santi.

"Bukan itu masalahnya, aku hanya tidak merasa nyaman lagi di sini. Tidak ada yang akan mengubah keputusanku." Balas Dani.

"Tapi kita baru saja merayakan ulang tahun pernikahan kita beberapa jam yang lalu. Ini tidak mungkin terjadi kan Mas. Mungkin kita bisa bicarakan dengan ..."

"Tidak ada lagi yang bisa dibicarakan. Aku akan mengirim seseorang untuk mengambil barang-barangku yang lain," kata Dani sambil mengambil tas kerjanya dan meraih kopernya.

"Mas Dani, tunggu dulu. Ayo kita bicara, kita bisa memperbaiki semua ini," kata Santi sambil mengikutinya, mencoba menghentikannya.

"Ini tidak bisa diperbaiki lagi, pahamilah. Aku sudah tidak mencintaimu!" Teriak Dani padanya.

Santi berdiri di tengah ruang tamu dan membiarkan Dani pergi. Dia melihatnya menutup pintu dan mendengar suara mobil. Namun, dia tidak mengikutinya, dia hanya bisa memikirkan apa yang telah dikatakannya.

'Kapan suamiku berhenti mencintaiku dan aku tidak menyadari hal itu?' tanya Santi dalam hati.

Dani mengendarai mobilnya menuju rumah barunya. Dia telah mempersiapkan segalanya untuk mengambil cuti beberapa hari. Meskipun dia khawatir tentang Santi, dia tahu bahwa pada akhirnya, semua ini adalah yang terbaik.

Begitu pintu apartemen terbuka dan Clara melihat kopernya, dia berlari ke pelukan Dani sambil berteriak.

"Oh, cintaku, akhirnya! Aku tidak percaya kita tidak akan pernah berpisah lagi." Teriak Clara memeluk Dani dengan penuh semangat.

"Tidak akan lagi," kata Dani sambil memeluk Clara erat dan menciumnya lagi.

...****************...

Hari sudah beranjak siang dan Santi masih duduk di ruang tamu. Sarapan masih belum tersentuh di meja dapur.

Dia mencoba mencerna apa yang telah terjadi, tetapi dia tidak dapat memahaminya. Entah mereka tinggal di dua tempat yang sama sekali berbeda atau mereka memiliki konsep yang sangat berbeda tentang hubungan yang buruk, karena dari sudut pandang Santi, pernikahan mereka tidak memiliki masalah.

Hari sudah sore ketika Santi mengunci pintu dan menuju ke kamarnya. Ketika dia melihat map di atas meja, dia mengambil dokumen-dokumen itu.

Beberapa menit kemudian, dia naik tempat tidur.

Sementara itu, Dani Prasetya mulai menetap di rumah barunya.

Dia berbaring di tempat tidur di sebelah Clara.

"Mengapa kita tidak pergi makan malam untuk merayakannya?," kata Clara.

"Dengar, aku mengambil cuti beberapa hari agar kita bisa bersama di sini. Aku belum bisa jalan-jalan ke Bali bersamamu. Santi belum menerima perceraian ini dengan baik, dan aku tidak ingin orang-orang bergosip sampai perceraian ini tuntas." Ucap Dani.

"Tapi itu bisa memakan waktu berbulan-bulan, tidak ada jaminan dia akan menandatangani surat cerai. Aku lelah harus bersembunyi, kupikir itu akan berakhir saat kau pindah ke sini," kata Clara, menjauh tiba-tiba dan menyilangkan lengannya, sangat kesal.

"Sayangku, dalam beberapa minggu semua ini akan berlalu. Kita hanya perlu memberi Santi sedikit waktu. Lagipula, aku tidak ingin putri kami mendengarnya dari orang lain. Ayolah, tersenyumlah padaku, hari akan lebih indah saat kau tersenyum padaku. Bagaimana menurutmu jika kita pergi ke negara tetangga saja? Malaysia, Singapura, kita bisa pergi berbelanja." Ucap Dani.

Clara tersenyum padanya.

"Aku suka ide itu. Aku belum pernah ke luar negeri. Aku ingin sekali pergi ke sana." Kata Clara sambil mencium Dani.

...****************...

Mereka telah berada di Singapura selama empat hari. Sore harinya, mereka berada di bandara menunggu untuk naik pesawat dan kembali ke tanah air.

Dani tahu semua orang menelepon kantornya. Yang mengejutkannya, yang menelepon bukan Santi, melainkan Desi, asisten rumah tangga mereka.

Dani lantas menelpon Desi.

Desi memberitahunya bahwa Santi tidak bangun atau makan selama berhari-hari. Santi juga menolak menjawab telepon dari teman-temannya, bahkan dari putri-putrinya.

Dani hanya meminta Desi untuk mengemasi barang-barangnya, dan dia akan mengirim seseorang untuk mengambilnya.

Sementara itu...

Telepon rumah mulai berdering, dan itu telepon dari Amanda.

"Apa maksudmu Mama tidak bisa menjawab telepon? Aku sudah menelepon Mama selama berhari-hari. Apa yang terjadi? Aku menelepon Papa dan dia sedang dalam perjalanan bisnis."

"Tapi Non Amanda, apa yang bisa saya katakan?" jawab Desi.

"Sudahlah, jangan katakan apa pun." Ucap Amanda lantas menutup telepon lalu menelepon kakaknya, Aleya.

"Aku akan pulang ke rumah, kakak mau ikut?" tanya Amanda.

"Nggak bisa, kerjaan aku banyak. Lagi pula kalau ada apa-apa sama Mama, Papa pasti udah cerita. Kemarin pas aku ngobrol sama Papa, katanya, semuanya baik-baik saja." Jawab Aleya.

"Ya sudah terserah kakak aja, aku akan pulang sendiri. Mama sedang gak baik-baik aja," jawab Amanda.

Desi sedang mengumpulkan buku-buku dari ruang kerja seperti yang diperintahkan Dani. Dia juga masih perlu mengumpulkan pakaian Dani dari lemari, tapi masalahnya adalah Santi terkunci di kamarnya.

Desi sedang menata kotak-kotak itu ketika pintu terbuka.

"Nona Amanda, selamat datang, "kata Desi."

"Di mana Mama? Kenapa ada banyak kotak-kotak itu di sini?" tanya Amanda.

"Itu barang-barang milik Pak Dani. Bapak meminta saya untuk mengemasi semuanya. Bapak sudah tidak tinggal di sini." Jawab Desi.

"Apa maksud Bibi? Di mana Mama?" tanya Amanda.

"Terkunci di kamar Non," jawab Desi.

"Mama! Mama!" Teriak Amanda sambil menaiki tangga.

Santi sedang berada di kamar mandi, dia melihat dirinya di cermin. Dia tidak percaya betapa buruk penampilannya saat ini. Dia mencuci mukanya sebelum mendengar jeritan putrinya itu.

"Ma! Mama! Buka pintunya!" Teriak Amanda.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

senang nya laki dia buat macam tu

2025-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Persiapan
2 Pesta
3 Keputusan Dani
4 Surat Perceraian
5 Anak-anak
6 Ketahuan
7 Ungkapan Isi Hati Santi
8 Keputusan Dani
9 Diketahui Publik
10 Tidak Memaafkan
11 Terus Berlanjut
12 Harta Gono-gini
13 Kehilangan Akal
14 Sahabat
15 Makan Malam
16 Hari-hari Berlanjut
17 Di Jakarta
18 Tempat Berbeda
19 Tiba-tiba Pergi
20 Menghibur Aleya
21 Terus Berlanjut
22 Bertemu Guntur Lagi
23 Bertemu Dani
24 Berlanjut
25 Kedatangan Amanda
26 Kumpul Keluarga
27 Kepergian Papa Dani
28 Perubahan Dani
29 Tentang Pria Muda
30 Keberhasilan Aleya
31 Resmi Cerai
32 Melamar
33 Berkenalan Dengan Edwin
34 Bertemu Dani
35 Dani Cemburu
36 Hari Pernikahan Dani
37 Mengunjungi Aleya
38 Perasaan Aleya
39 Clara Pergi
40 Takdir
41 Karma Dimulai
42 Berakhir
43 Apakah Aldi Orangnya?
44 Berlanjut
45 Kunjungan Aleya
46 Santi Jatuh Cinta
47 Makan Malam
48 Aku Mencintaimu
49 Rencana Clara
50 Tentang Mario
51 Aleya Putriku!
52 Mencari Solusi
53 Makan Malam Dengan Julia
54 Dani Sakit
55 Rumah Sakit
56 Kesedihan Aleya dan Amanda
57 Aleya Lepas Kendali
58 Peringatan Untuk Aleya
59 Mama Yang Salah!
60 Membesuk Dani
61 Keputusan Santi
62 Dukungan Aldi
63 Karma Untuk Clara
64 Dani Siuman
65 Teriakan Dani
66 Kerinduan Aldi
67 Aldi Cemburu
68 Menghabiskan Waktu Bersama
69 Pulang Ke Rumah
70 Ketahuan Aleya
71 Godaan Pablo
72 Keputusan Santi
73 Asmara Terlarang Kedua Putri Santi
74 Kemarahan Pablo
75 Tidak Ingin Rujuk
76 Berlanjut
77 Ditinggalkan Pablo
78 Obrolan Aleya & Amanda
79 Mencari Rumah
80 Menemui Amanda
81 Pengumuman
82 Bertemu Anak-anak
83 Permintaan Maaf Aleya
84 Pertemuan Aldi dan Aleya
85 Dilamar
86 Kekesalan Santi
87 Pernikahan Santi
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Persiapan
2
Pesta
3
Keputusan Dani
4
Surat Perceraian
5
Anak-anak
6
Ketahuan
7
Ungkapan Isi Hati Santi
8
Keputusan Dani
9
Diketahui Publik
10
Tidak Memaafkan
11
Terus Berlanjut
12
Harta Gono-gini
13
Kehilangan Akal
14
Sahabat
15
Makan Malam
16
Hari-hari Berlanjut
17
Di Jakarta
18
Tempat Berbeda
19
Tiba-tiba Pergi
20
Menghibur Aleya
21
Terus Berlanjut
22
Bertemu Guntur Lagi
23
Bertemu Dani
24
Berlanjut
25
Kedatangan Amanda
26
Kumpul Keluarga
27
Kepergian Papa Dani
28
Perubahan Dani
29
Tentang Pria Muda
30
Keberhasilan Aleya
31
Resmi Cerai
32
Melamar
33
Berkenalan Dengan Edwin
34
Bertemu Dani
35
Dani Cemburu
36
Hari Pernikahan Dani
37
Mengunjungi Aleya
38
Perasaan Aleya
39
Clara Pergi
40
Takdir
41
Karma Dimulai
42
Berakhir
43
Apakah Aldi Orangnya?
44
Berlanjut
45
Kunjungan Aleya
46
Santi Jatuh Cinta
47
Makan Malam
48
Aku Mencintaimu
49
Rencana Clara
50
Tentang Mario
51
Aleya Putriku!
52
Mencari Solusi
53
Makan Malam Dengan Julia
54
Dani Sakit
55
Rumah Sakit
56
Kesedihan Aleya dan Amanda
57
Aleya Lepas Kendali
58
Peringatan Untuk Aleya
59
Mama Yang Salah!
60
Membesuk Dani
61
Keputusan Santi
62
Dukungan Aldi
63
Karma Untuk Clara
64
Dani Siuman
65
Teriakan Dani
66
Kerinduan Aldi
67
Aldi Cemburu
68
Menghabiskan Waktu Bersama
69
Pulang Ke Rumah
70
Ketahuan Aleya
71
Godaan Pablo
72
Keputusan Santi
73
Asmara Terlarang Kedua Putri Santi
74
Kemarahan Pablo
75
Tidak Ingin Rujuk
76
Berlanjut
77
Ditinggalkan Pablo
78
Obrolan Aleya & Amanda
79
Mencari Rumah
80
Menemui Amanda
81
Pengumuman
82
Bertemu Anak-anak
83
Permintaan Maaf Aleya
84
Pertemuan Aldi dan Aleya
85
Dilamar
86
Kekesalan Santi
87
Pernikahan Santi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!