Anak-anak

"Amanda!" Teriak Santi sambil hendak membuka pintu.

"Mama!" Ucap Amanda sambil memeluk ibunya.

"Ya Allah Amanda, apa yang kau lakukan di sini nak?" Tanya Santi.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Santi lagi sambil meraba tubuh Amanda.

"Tidak, aku tidak baik-baik saja. Aku sudah menelepon Mama selama berhari-hari, dan saat aku tiba, aku melihat semua kotak ini. Kenapa Mama tidak memberitahuku kalau Papa sudah pergi meninggalkan Mama?" Ucap Amanda terisak.

"Oh sayang, maafkan Mama. Mama tidak ingin membuatmu khawatir. Kami baru saja bertengkar, kami mungkin akan menyelesaikan masalah ini. Ayo, tenanglah, duduk dulu. Kau tidak perlu khawatir tentang kami, kaulah yang seharusnya kami khawatirkan." Ucap Santi.

"Ma! Bagaimana Mama bisa mengharapkan aku tidak khawatir? Lihatlah diri Mama sendiri sekarang!" Ucap Amanda.

"Kau tahu kalau Mama sangat sensitif dan Mama tidak bisa menerima semuanya dengan baik. Tapi semuanya akan baik-baik saja. Bahkan, sekarang Mama merasa lapar. Bagaimana kalau kau suruh Bi Desi menyiapkan sesuatu untuk dimakan sementara Mama akan berganti pakaian dulu?" Tanya Santi sambil mencoba menenangkan putrinya.

Amanda mengangguk dan menuju ruang tamu.

Santi berdiri dan pergi ke ruang ganti. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan apa pun. Tapi putrinya tidak boleh melihatnya berantakan.

"Kau bisa melakukannya, Santi. Ini demi putrimu!" Katanya pada dirinya sendiri.

Amanda sangat marah. Dia menelepon ayahnya, tetapi panggilan itu langsung masuk ke pesan suara.

Lalu dia menelepon kakaknya.

"Aku sedang bekerja, Amanda. Apa yang kau inginkan?" Tanya Aleya dengan nada tidak senang.

"Aku tidak peduli dengan apa yang kakak lakukan. Apa kakak tahu kalau Papa sudah meninggalkan Mama?" Tanyanya dengan marah.

"Apa maksudmu Papa meninggalkan Mama? Apa yang Mama lakukan hingga Papa sampai meninggalkan Mama?" Tanya Aleya.

"Kenapa kakak malah menyalahkan Mama? Aku ingin pergi menemui Papa. Kakak harus segera datang ke sini atau aku akan kesana dan menjambak rambut kakak. Mama membutuhkan kita." Ucap Amanda.

Setelah menutup telepon, Aleya menuju ke ruangan bosnya.

"Masuklah." Teriak Aldi Yunanda, bos Aleya.

"Pak, maaf mengganggu, tapi saya perlu izin untuk tidak masuk selama satu atau dua hari. Saya ada urusan keluarga," kata Aleya.

"Baiklah, kau bisa melakukannya. Kuharap tidak ada hal yang serius."

"Terima kasih, Pak. Saya sedang mengerjakan apa yang Bapak minta," kata Aleya sambil menyerahkan sebuah map.

"Bagus sekali. Aku akan membacanya nanti. Kita akan bahas nanti saat kau kembali," jawab Aldi.

Setelah Aleya pergi, Aldi Yunanda melihat dokumen yang diberikan Aleya. Menurutnya, Aleya adalah gadis yang cerdas, telaten, dan memiliki paras yang menarik. Tapi entah mengapa, dia tidak tertarik dalam hal asmara dengannya seperti yang dilakukannya kepada karyawan lain.

Aldi Yunanda adalah seorang pria berstatus duda, berusia 47 tahun, memiliki tiga anak yang tinggal bersama mantan istrinya di kota Bandung.

Dia telah bercerai selama lebih dari lima belas tahun, bukan karena pilihannya sendiri, tetapi karena istrinya meninggalkannya ketika dia mengalami kebangkrutan. Setahun setelah bercerai, mantan istrinya menikah lagi dengan seseorang yang lebih kaya dari dirinya.

Aldi jarang bertemu anak-anaknya dan hal itu membuatnya sedih. Anak-anaknya tumbuh jauh darinya. Dia memiliki 3 orang anak, Bagas 14 tahun, Angga 18 tahun, dan Elsa 21 tahun.

Aldi tidak pernah menikah lagi. Hidupnya hanya berputar di sekitar pekerjaannya saja di perusahaan yang ia dirikan dan kembangkan dengan kerja keras.

Dia telah berkencan dengan banyak wanita, kebanyakan adalah para wanita muda yang terobsesi dengan pekerjaan dan karier mereka.

Sekretarisnya membuyarkan lamunan Aldi.

"Pak, ini adalah naskah untuk minggu mendatang. Naskah ini perlu persetujuan Anda." Ucap sang sekretaris lalu pergi.

Aldi memiliki sebuah perusahaan bergerak di bidang entertainment terkemuka, dan harta miliknya yang paling berharga adalah serial yang ia buat sendiri, yang telah melambungkan namanya ke puncak kesuksesan.

Aldi tengah asyik dengan naskahnya, membuat catatan-catatan kecil tentang apa yang tidak disukainya, ketika seorang wanita berambut coklat berusia dua puluhan tahun mengetuk pintunya.

"Wah, lihat siapa yang datang karena merindukanku," kata Aldi sambil tersenyum.

"Tentu saja, saya memang sangat merindukan Bapak. Bagaimana kalau Bapak ikut dengan saya ke Bali? Beberapa crew produksi juga akan pergi selama akhir pekan," ucap Jennifer, aktris utama salah satu serialnya.

"Aku masih harus meninjau naskah ini. Kami akan syuting episode terakhir, dan aku ingin semuanya siap," jawab Aldi.

"Tapi saya ingin pergi dengan Bapak," kata Jennifer cemberut sambil menyilangkan lengannya.

Aldi tersenyum lembut.

"Ayolah, cantik. Jangan seperti itu. Aku janji kalau aku selesai tepat waktu, aku akan menyusul mu," katanya.

Jennifer mulai bertepuk tangan seperti anak kecil, mengelilingi meja, lalu melemparkan dirinya ke arah Aldi, memeluknya erat.

Saat Aldi melihat Jennifer meninggalkan ruangan nya, dia tidak bisa tidak memikirkan betapa manis dan mudanya gadis itu.

Aldi lalu memutuskan untuk turun ke bawah dan melihat proses syuting. Dia senang melihat produksi tersebut.

Tak ada yang berubah, meski kini dia memiliki perusahaan produksi yang besar, telah membuat lebih banyak serial, dan memiliki ratusan karyawan di bawah komandonya yang siap mengerjakan semua itu. Dia selalu memperhatikan detail terkecil karena selain pekerjaannya, ia tak punya apa-apa untuk dilakukan dan rasanya dia juga tak akan pernah punya apa-apa lagi. Dia tak akan pernah menikah lagi, apalagi jatuh cinta. Dia tak akan pernah memberikan hatinya pada seorang wanita lagi.

...****************...

Sementara itu, setelah bergulat dengan emosi yang ada dalam hatinya, Santi akhirnya muncul dengan pakaian rapi di ruang tamu rumahnya.

Melihat tumpukan kardus berisi barang-barang milik Dani merupakan pukulan berat baginya.

'Apakah Dani benar-benar berhenti mencintaiku?'

Santi lalu pergi ke dapur.

"Apa yang sedang kau buat, Desi?" Tanyanya.

"Salad Bu, seperti yang diminta Non Amanda." Jawab Desi.

"Kapan Dani akan datang mengambil kotak-kotak itu?" Tanya Santi lagi.

"Pak Dani bilang akan mengirim seseorang, tapi kita masih harus membersihkan ruangan yang lain." Jawab Desi, tampak serius dan tertekan.

"Aku akan mengurusnya nanti," jawab Santi.

"Ma, kenapa ini terjadi? Sudah berapa lama Mama mengalami masalah ini?" Tanya Amanda.

"Mama tidak tahu, sayang. Kau tahu bagaimana sikap Papa mu. Dia tidak banyak bicara. Ini hanya masalah sepele, Sayang. Semua pernikahan punya masalah, dan percayalah bahwa kami akan menyelesaikannya." Jawab Santi.

"Ma! Papa membawa semua barang-barangnya. Kurasa Papa tidak memikirkan solusi apa pun," jawab Amanda.

"Berapa lama kau akan tinggal di sini? Mama tidak ada masalah kau di sini. Tapi Mama tidak ingin kau mengabaikan kuliah mu," kata Santi.

"Satu atau dua hari lagi, Ma. Jangan khawatir, aku tidak akan mengabaikan kuliah ku." Ucap Amanda meyakinkan ibunya.

Saat sedang menata meja, Amanda menerima pesan dari saudara perempuannya.

(Aku sudah di bandara. Aku akan tiba di rumah dalam empat jam lagi.)

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

bapak dia cari penakit

2025-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Persiapan
2 Pesta
3 Keputusan Dani
4 Surat Perceraian
5 Anak-anak
6 Ketahuan
7 Ungkapan Isi Hati Santi
8 Keputusan Dani
9 Diketahui Publik
10 Tidak Memaafkan
11 Terus Berlanjut
12 Harta Gono-gini
13 Kehilangan Akal
14 Sahabat
15 Makan Malam
16 Hari-hari Berlanjut
17 Di Jakarta
18 Tempat Berbeda
19 Tiba-tiba Pergi
20 Menghibur Aleya
21 Terus Berlanjut
22 Bertemu Guntur Lagi
23 Bertemu Dani
24 Berlanjut
25 Kedatangan Amanda
26 Kumpul Keluarga
27 Kepergian Papa Dani
28 Perubahan Dani
29 Tentang Pria Muda
30 Keberhasilan Aleya
31 Resmi Cerai
32 Melamar
33 Berkenalan Dengan Edwin
34 Bertemu Dani
35 Dani Cemburu
36 Hari Pernikahan Dani
37 Mengunjungi Aleya
38 Perasaan Aleya
39 Clara Pergi
40 Takdir
41 Karma Dimulai
42 Berakhir
43 Apakah Aldi Orangnya?
44 Berlanjut
45 Kunjungan Aleya
46 Santi Jatuh Cinta
47 Makan Malam
48 Aku Mencintaimu
49 Rencana Clara
50 Tentang Mario
51 Aleya Putriku!
52 Mencari Solusi
53 Makan Malam Dengan Julia
54 Dani Sakit
55 Rumah Sakit
56 Kesedihan Aleya dan Amanda
57 Aleya Lepas Kendali
58 Peringatan Untuk Aleya
59 Mama Yang Salah!
60 Membesuk Dani
61 Keputusan Santi
62 Dukungan Aldi
63 Karma Untuk Clara
64 Dani Siuman
65 Teriakan Dani
66 Kerinduan Aldi
67 Aldi Cemburu
68 Menghabiskan Waktu Bersama
69 Pulang Ke Rumah
70 Ketahuan Aleya
71 Godaan Pablo
72 Keputusan Santi
73 Asmara Terlarang Kedua Putri Santi
74 Kemarahan Pablo
75 Tidak Ingin Rujuk
76 Berlanjut
77 Ditinggalkan Pablo
78 Obrolan Aleya & Amanda
79 Mencari Rumah
80 Menemui Amanda
81 Pengumuman
82 Bertemu Anak-anak
83 Permintaan Maaf Aleya
84 Pertemuan Aldi dan Aleya
85 Dilamar
86 Kekesalan Santi
87 Pernikahan Santi
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Persiapan
2
Pesta
3
Keputusan Dani
4
Surat Perceraian
5
Anak-anak
6
Ketahuan
7
Ungkapan Isi Hati Santi
8
Keputusan Dani
9
Diketahui Publik
10
Tidak Memaafkan
11
Terus Berlanjut
12
Harta Gono-gini
13
Kehilangan Akal
14
Sahabat
15
Makan Malam
16
Hari-hari Berlanjut
17
Di Jakarta
18
Tempat Berbeda
19
Tiba-tiba Pergi
20
Menghibur Aleya
21
Terus Berlanjut
22
Bertemu Guntur Lagi
23
Bertemu Dani
24
Berlanjut
25
Kedatangan Amanda
26
Kumpul Keluarga
27
Kepergian Papa Dani
28
Perubahan Dani
29
Tentang Pria Muda
30
Keberhasilan Aleya
31
Resmi Cerai
32
Melamar
33
Berkenalan Dengan Edwin
34
Bertemu Dani
35
Dani Cemburu
36
Hari Pernikahan Dani
37
Mengunjungi Aleya
38
Perasaan Aleya
39
Clara Pergi
40
Takdir
41
Karma Dimulai
42
Berakhir
43
Apakah Aldi Orangnya?
44
Berlanjut
45
Kunjungan Aleya
46
Santi Jatuh Cinta
47
Makan Malam
48
Aku Mencintaimu
49
Rencana Clara
50
Tentang Mario
51
Aleya Putriku!
52
Mencari Solusi
53
Makan Malam Dengan Julia
54
Dani Sakit
55
Rumah Sakit
56
Kesedihan Aleya dan Amanda
57
Aleya Lepas Kendali
58
Peringatan Untuk Aleya
59
Mama Yang Salah!
60
Membesuk Dani
61
Keputusan Santi
62
Dukungan Aldi
63
Karma Untuk Clara
64
Dani Siuman
65
Teriakan Dani
66
Kerinduan Aldi
67
Aldi Cemburu
68
Menghabiskan Waktu Bersama
69
Pulang Ke Rumah
70
Ketahuan Aleya
71
Godaan Pablo
72
Keputusan Santi
73
Asmara Terlarang Kedua Putri Santi
74
Kemarahan Pablo
75
Tidak Ingin Rujuk
76
Berlanjut
77
Ditinggalkan Pablo
78
Obrolan Aleya & Amanda
79
Mencari Rumah
80
Menemui Amanda
81
Pengumuman
82
Bertemu Anak-anak
83
Permintaan Maaf Aleya
84
Pertemuan Aldi dan Aleya
85
Dilamar
86
Kekesalan Santi
87
Pernikahan Santi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!