Cerita 4

"Maaf bos.. ini darurat.." Theo yang sejak tadi menunggu di luar mendapat kiriman rekaman video dan langsung menginterupsi bosnya yang sedang ngobrol dengan dua orang kliennya dimana salah seorangnya adalah pejabat di kota itu.

"Ada apa?" tanya Adry tenang, tapi kedua kliennya merasa terganggu.

"Mohon maaf ya bapak-bapak, tapi ini benar-benar darurat.." dari wajahnya Theo terlihat sangat kwatir, dan dia langsung menunjukkan video yang dikirimkan padanya itu kepada bosnya. melihat video itu Adry tanpa sungkan mengumumkan umpatan kemarahannya.

"Maafkan saya.. nanti kita atur waktu untuk ketemu lagi.." kata Adry pada kedua tamunya sesaat dia sadar kalau dia sedang bersama klien dan dia berusaha untuk tenang. Kedua tamunya itu tak bisa protes, mereka dengan terpaksa menyetujui perkataan Adry  mereka sadar Adry lah yang memegang kendali. Setelah mendapat persetujuan kliennya dengan langkah yang panjang dan terburu-buru Adry dan Theo meninggalkan ruangan itu.

"Dimana dia sekarang?" tanya Adry saat mereka telah di mobil menuju lokasi.

"Dirumah sakit bos.. dan tadi kami terpaksa melibatkan polisi untuk menolongnya" jawab Theo agak takut.

"Polisi?! Kenapa sampai ada polisi.."

"Maafkan kami bos, tadi itu setelah anak buah saya yang bertugas menjaga Jessica mendengar teriakan dari luar, dia mulai curiga sesuatu yang buruk telah terjadi, kemudian dia meminta bantuan pada temannya yang lain untuk meretas kamera CC TV didalam rumah itu, dan setelah melihat hasil video itu mereka ingin mendobrak rumah itu tapi mereka tak ingin bermasalah, jadi mereka melapor pada polisi yang sedang berjaga didekat situ untuk menolongnya, maaf bos.."

"Sialan.. dasar cewek bodoh.." Adry geram dan benar-benar marah tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.

"Maaf bos.."

"Ya sudah, kasih polisi itu uang atau sesuatu supaya dia tutup mulut, atau kalau dia nggak mau cari kelemahannya.. aku tak ingin masalah ini jadi panjang.." Adry telah bisa menguasai emosinya, dia tak seharusnya marah pada Theo karena kebodohan cewek itu.

Sehari setelah peristiwa di apotek rumah sakit itu, Jessica menerima telpon dari Reyn pacarnya, pacarnya itu memohon-mohon minta maaf, Jessica yang masih sangat mencintai Reyn dengan ikhlas memaafkannya, kemudian Reyn menjemputnya dan mereka kembali ke rumah Reyn dan saling mencinta kembali. Dan hari ini belum berselang dua minggu setelah peristiwa pemukulan waktu itu, sekarang Jessica sedang berada dirumah sakit akibat penganiayaan lagi yang dilakukan Reyn pacarnya.

"Bos.. kenapa kita tidak membiarkan saja si Reyn brengsek itu masuk penjara karena kasus penganiayaan. Supaya tau rasa dia!"

"Aku bisa saja bersikap tak peduli dan membiarkan orang brengsek itu masuk penjara. Tapi kalau aku melakukan itu, cewek itu pasti akan sangat membenciku. Biarkan dia yang membuat keputusan." kata Adry lagi, dia menarik nafas dalam dan menyapu kasar wajahnya, dia sebenarnya kesal tapi ingin tetap bijak. Akhirnya mereka tiba di rumah sakit tempat Jessica dirawat.

Dirumah sakit di pintu ruangan tempat Jessica dirawat, Adry terpaku kilatan amarahnya terlihat dari matanya dan dengan perlahan dia berjalan mendekati ranjang tempat Jessica yang belum sadarkan diri, wajah dan tubuh Jessica dipenuhi memar dan lebam bekas dipukuli, disentuhnya dengan perlahan memar-memar itu dengan ujung jarinya seakan takut itu akan menyakiti Jessica,  hatinya serasa teriris pikirannya berkecamuk, sepuluh tahun yang lalu Adry begitu menginginkan kematian cewek ini, hampir setiap hari dia merancang kan rencana untuk menyakiti cewek ini, rencana untuk menabraknya, mendorongnya dari gedung bertingkat bahkan pernah berencana menyewa orang untuk memperkosanya dan kemudian membunuhnya tapi semua rencananya itu hanya mengendap dan tersimpan dengan rapat di kepalanya, sampai akhirnya semua rencana itu terlupakan begitu saja. Ekspresi wajah Adry begitu kelam tak terbaca, Theo yang bersama Adry tak bisa berkata-kata, dia hanya diam melihat tingkah bosnya.

Semua kegiatan dan kerja Adry dipindahkan ke rumah sakit lebih khususnya lagi keruangan tempat jessica dirawat. Tengah malam saat Adry masih bekerja, akhirnya Jessica sadar, Adry dengan sigap langsung memanggil dokter, tapi Jessica belum bisa bangun lebih lama rasa sakit di kepalanya dan pusing tak bisa dia tahan, tapi dia begitu ingin mengatakan sesuatu.

"Jangan dulu memaksa bangun.. minum obatnya dulu dan tidur lagi, mudah-mudahan besok semua lebih baik.." bisik Adry dengan lembut ditelinga Jessica, dokter yang melihat itu hanya tersenyum. Sebenarnya para dokter sempat marah pada Adry karna mereka pikir dialah pelaku pemukulan itu, tapi Theo mengarang cerita kalau Adry adalah calon suami Jessica, sedangkan yang memukulnya itu adalah mantan Jessica yang marah dan kecewa. Maka dengan cerita karangan Theo itu Adry dapat tinggal menjaga Jessica dengan bebas.

Matahari baru mulai memancarkan cahayanya pagi itu ketika Jessica bangun dengan sakit di seluruh badannya, kepalanya masih sedikit pusing, tapi pusingnya ini sudah bisa dia tahan. Saat Jessica sedang berusaha bangun dari tempat tidurnya disana di sofa yang terdapat dikamar tempatnya dirawat Adry sedang tertidur, melihat orang itu Jessica jadi kembali membaringkan tubuhnya tak ingin membangunkannya, semalam Jessica pikir dia sedang bermimpi melihat orang itu ternyata memang benar orang itu sedang merawatnya. Jessica tak tahu apa alasan orang itu selalu menolongnya, tapi dalam keadaan ini Jessica sangat bersyukur dengan kehadirannya. Jessica teringat peristiwa kemarin ketika dia bertengkar dengan Reyn pacarnya itu. Permasalahan mereka timbul karena Jessica menolak melayani kebutuhan Reyn ditempat tidur, Jessica menolak karena sedang datang bulan, tapi Reyn marah dan kembali menuduh Jessica selingkuh dengan Adry, untuk membuat Reyn percaya bahwa dia sedang datang bulan Jessica menyuruh Reyn memeriksa sendiri tapi Reyn malah pergi entah kemana, dan besok paginya ketika Reyn pulang, dengan sengaja Reyn membongkar dan memeriksa semua barang-barang Jessica dan dia menemukan sisa uang yang diberikan Adry pada Jessica. saat itu Jessica sedang memasak dia tidak menyadari kalau Reyn sedang marah, dan sebuah wajan mendarat di kepala Jessica membuatnya jatuh, dan saat jessica jatuh itu Reyn melemparkan semua uang yang dia temukan kepada Jessica diikuti dengan tendangan dan tinju ke tubuh Jessica sampai akhirnya Jessica tak sadarkan diri. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!