Bab 17

"Baby, Daddy pu.." Sagara melongo begitu pulang, dia melihat pemandangan yang benar-benar membuatnya meneg4ng seketika. Bagaimana tidak? Laura menyambutnya dengan pakaian yang benar-benar membuatnya h0rny seketika. 

"Hallo, Dad." Laura tersenyum sambil beranjak dari duduknya. Tadi, dia duduk di sofa sambil mengoleskan body lotion di tubuhnya. 

"Baby.."

"Kenapa, Dad?"

"Ngapain pake baju begitu? Bikin gerah aja." Sagara meletakkan beberapa paper bag yang dibawanya.

"Daddy gak suka?"

"Suka. Suka banget malah, saking sukanya pengen Daddy terkam kamu."

"Yaudah, boleh. Terkam aja." Laura tersenyum menggoda, dia mengambil paper bag yang dibawa Sagara dan mengeluarkan isinya. 

"Buat aku kan, Dad?"

"Memangnya buat siapa lagi hmm?" Sagara mendekat lalu memeluk pinggang ramping Laura dengan tangan besarnya.

"Suka?"

"Iya, suka. Tapi kalo dipake kerja, kayaknya too much."

"Pakai saat jalan-jalan sama Daddy."

"Dad.."

"Yes, baby." Pria itu menyahut, wajahnya sibuk mendusel di leher Laura yang mengeluarkan aroma manis seperti vanilla. Belum lagi aroma lotion yang membuat Laura semakin menggoda bagi Sagara, aromanya benar-benar menggiurkan, membuat jiwa kelelakiannya bangkit seketika. 

"Mau liburan ke luar negeri dong, hehe."

"Negara mana?"

"Paris?" 

"Noted. Mau berangkat kapan hmm? Biar Daddy sesuaikan dengan jadwal kerja."

"Daddy sibuk banget ya?"

"Tentu. Pekerjaan menumpuk di kantor, tapi kalau kamu mau liburan, boleh-boleh saja. Nanti Daddy sesuaikan dengan jadwal pekerjaan. Sekalian liburan, Daddy juga sumpek kerja tiap hari."

"Nanti Daddy ajakin Sam juga, biar dia bawa Lily juga kesana."

"Boleh banget, Daddy."

"Mau kapan?"

"Nanti, aku ajakin dulu Lily nya."

"Hmm, baiklah." Sagara memeluk Laura dari belakang, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Laura. Tangannya merayap naik menggapai buah kenyal yang menggantung indah di dada gadisnya. 

"Gak pake kacamata?" Tanya Sagara setelah menyentuh benda kenyal nan hangat itu.

"Biar gampang kalau bayi besarku mau nyusu."

"Sudah selesai menstruasi, baby?" Tanya Sagara sedikit berbisik, suaranya berubah serak dan berat. Benar-benar membuat sekujur tubuh Laura merinding seketika. Namun, dia sudah terlalu lama mengundur. Sebenarnya, dia sudah selesai menstruasi sejak dua hari lalu, namun dia masih takut dan ragu untuk memberikan keper4wanannya pada Sagara. 

Hari ini, Laura mendapatkan banyak sekali wejangan dari Lily dan akhirnya dia memberanikan diri mengenakan pakaian dinas di depan Sagara. Lingerie berwarna merah maroon itu terlihat begitu kontras saat Laura mengenakannya. 

"Bekas luka apa ini, baby?"

"Hmm, setrika. Maaf, bekasnya belum hilang. Kata dokter, masih memerlukan beberapa kali treatment agar bisa hilang sempurna. Maaf, tubvhku mungkin tidak semulus yang Daddy bayangkan."

"It's okay, baby. Daddy tidak mempermasalahkannya. Tapi, apa kamu sudah benar-benar selesai menstruasi?" Tanya Sagara lagi, dia membalik tubuh Laura lalu menatapnya dengan tatapan penuh arti.

Laura mengangguk pelan, membuat wajah Sagara berubah semringah seketika. Pria itu tersenyum lalu mengungkvng tubuh Bella di tengah-tengah meja tempatnya meletakkan barang yang dibelinya untuk Laura. Niatnya, Sagara ingin menyogok gadisnya atas kejadian semalam. Tapi malam ini, Laura malah kelihatan jauh lebih atraktif dibanding tadi malam. 

"Daddy meminta hak Daddy, boleh?" Tanya Sagara. Laura tersenyum lalu mengalungkan tangannya di leher sang Daddy. 

"Boleh, Daddy. Tapi, kalau Daddy belum ingin punya anak, keluarkan diluar. Aku sedang masa subur." 

"Aisshh, Daddy tidak suka benih Daddy dibuang sembarangan."

"Mau keluar di dalem? Boleh, tapi nanti aku hamil, gimana?"

"Daddy belum ingin punya anak."

"Makanya.."

"Yaudah, ayo kita main, sayang." Sagara tersenyum nakal, lalu mencium bibir Laura dengan lembut. Gadis itu ikut beraksi, dia melompat ke pelukan Sagara seperti bayi koala. Sagara menahan tvbuh gadisnya dengan kedua tangan lalu membawanya ke kasur dan menurunkannya dengan perlahan tanpa melepaskan ci*mannya. 

"Daddy.."

"First time, right?" Laura menganggukan kepalanya. Dia masih gadis dan Sagara menjadi pria yang pertama untuk Laura, dalam hal apapun. 

"Pelan-pelan ya?"

"Daddy tidak janji, sayang. Kalau sudah nafsv, kadang tidak sadar."

"A-aku.."

"Kamu akan menikmatinya, baby. Percayalah.."

"Baiklah, aku percaya Daddy." Jawab Laura. Sagara tersenyum kecil, lalu mulai melucuti pakaian yang dikenakan Laura, sebenarnya tanpa dilepas pun, pakaian itu sudah benar-benar tipis menerawang seperti tak mengenakan apapun. 

"Daddy.." Laura merinding saat jemari tangan Sagara menyentvh permukaan kulitnya. Malam itu, Laura menyerahkan hal yang paling berharga, satu-satunya hal yang dia miliki pada Sagara. 

Malam panjang itu berlalu dengan penuh gairaah. Sagara terus menger4ng nikmat, begitu pula dengan Laura. Des4han demi des4han terdengar begitu merdu memenuhi kamar. Ruangan itu menjadi saksi bagaimana gagahnya Sagara menggag4hi Laura. Malam itu menjadi saksi bisu bahwa sepasang anak manusia itu telah menerima satu sama lain, meskipun tanpa adanya ikatan sakral pernikahan. 

Keesokan paginya, Laura terbangun lebih dulu. Dia merasakan tubvhnya terasa sakit, bahkan untuk bergerak saja rasanya benar-benar menyakitkan. Seakan tulang-tulangnya terlepas dari tempatnya. 

"Kenapa, baby?"

"H-aah? E-enggak kok, Dad."

"Mau kemana?"

"Kamar mandi."

"Sakit bawahnya?" Tanya Sagara tanpa rasa malu sedikitpun, dia meraih bathrobe miliknya dan memakainya secepat mungkin. 

Sagara menatap Laura, begitu gadis itu mengangguk, dia langsung beranjak dari tempatnya. Dia mendekat dan menggendong Laura ke kamar mandi.

"Daddy.."

"Kenapa? Minta diturunin? Yakin? Lutut kamu lemes sampai gemeteran, Daddy yakin." Laura pasrah, benar juga yang dikatakan Sagara. Jadi, dia hanya pasrah saat pria itu mendudukkannya di closet. Sagara paham, pagi-pagi biasanya Laura langsung pipis. 

"Kita mandi bareng, yuk?" Ajak Sagara sambil berjalan ke arah bathub. 

"Berendam?"

"Yeah, kata Sam berendam air hangat akan membuat milikmu lebih rileks."

"Sam?"

"Dia lebih berpengalaman, baby." Jawab Sagara. Dia mengisi bathub dengan air hangat, lalu memberi beberapa tetes aromaterapi, sabun dan bath bomb juga. Air hangat sudah siap, Sagara kembali menggendong Laura dan keduanya pun berendam bersama. 

Terpopuler

Comments

asihh..💖

asihh..💖

Yee dah di unboxing Laura nya...🥰 l

2025-04-09

1

Supryatin 123

Supryatin 123

lnjut thor 💪💪

2025-04-10

1

kaila

kaila

lanjut kak

2025-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!