Bab 16. Makan Siang

Bella baru saja selesai menidurkan Issabell. Ternyata tidak semudah yang dipikirkan Bella. Sudah membacakan dongeng sampai selesai satu buku, Issabell masih tertawa cekikikan sambil memejamkan mata dengan erat hingga menyisakan garis kecil di kedua sudut.

Tidak patah arang, Bella menepuk lembut bokong Issabel sambil menyenandungkan lagu anak-anak yang masih diingatnya. Dari Lihat Kebunku sampai Burung Hantu, hampir satu album lagu anak-anak dinyanyikannya, tetap saja gadis kecil itu masih terjaga.

“Issabell belum mau bobo?” tanya Bella, setelah tidak tahu harus menggunakan cara apa lagi untuk menidurkan gadis kecil itu.

“Dia hanya pura-pura mengantuk, Mommy,” celetuk Bara setelah lama memperhatikan keduanya. Bara memilih duduk di sofa sejak Issabell masuk. Ia sengaja memberi kesempatan kepada Bella dan Issabell untuk lebih mengenal satu sama lain. Bella juga butuh menyesuaikan diri dengan putri mereka.

Sontak Bella mengalihkan pandangannya ke arah Bara. Suaminya itu sedang serius menatap laptop yang menyala di depannya.

“Jangan menatapku terus-terusan, Mommy. Nanti kamu jatuh cinta padaku,” ucap Bara, mengulum senyuman.

“Huh!” dengus Bella. Tidak berani terlalu kencang, takut terdengar oleh Bara. Walau bagaimana pun statusnya sekarang, sejak dulu ia adalah putri dari pembantunya Bara. Dan rasa itu tetap melekat sampai sekarang.

“Issabell, kalau tidak mau tidur, Mommy pulang, ya?” ancam Bella.

“No ... mami cini ... sama Issabell.”

Perjuangan Bella berakhir setelah Bara turun tangan. Pria itu menidurkan Issabel sambil mendekap gadis kecil itu ke dalam pelukannya. Sesekali mengusap lembut punggung Issabell. Sebelum tidur, gadis kecil itu bertanya banyak hal pada sang daddy. Sampai akhirnya, ia terlelap sendiri.

Bella duduk di sisi ranjang tidak berani bergerak sama sekali, termasuk tidak berani membuka suara. Hanya meremas ujung kemeja dan menunduk. Rumah ini masih asing untuknya, apalagi kamar ini. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana melewatkan malam. Pasti tidak akan mudah untuknya.

“Bell, kita turun makan siang,” ajak Bara mengejutkan Bella yang melamun.

“Eh ... ya, Tuan,” sahut Bella ragu.

Tampak Bella turun perlahan dari tempat tidur menyusul Bara yang sudah berjalan terlebih dulu. Bella benar-benar gugup saat ini, ia memilih menuduk sampai tidak sadar saat Bara berhenti di depan pintu kamar dan berbalik menghadap ke arahnya.

Brukkk!

Tabrakan maut keduanya tidak dapat dihindarkan. Kening Bella langsung membentur dada kekar Bara yang berotot dan keras. Masih menggosok-gosokan dahinya yang sakit terkena benturan, Bella menengadah menatap ke arah Bara.

“Maaf, Tuan. Tadi saya tidak melihat jalan,” ucap Bella pelan, menunduk menatap ujung kakinya.

“Bersikaplah layaknya Nyonya di rumah ini. Para asisten rumah tangga di sini, hanya mengetahui kalau kamu itu istriku,” jelas Bara.

“Baik, Tuan,” jawab Bella.

“Berhentilah memanggilku Tuan di depan mereka. Tidak ada suami di dunia ini dipanggil seperti itu,” jelas Bara lagi.

“Ya, Tuan.”

“Terdengar aneh,” gumam Bara. Segera meraih gagang pintu kamarnya.

Begitu tiba di ruang makan, tampak Rissa sudah duduk dan menunggu terlebih dulu. Melihat itu, Bella langsung tersenyum, mendahului Bara dan memilih duduk di samping sang kakak.

“Kak Rissa,” sapa Bella, sambil tersenyum.

Bara baru saja hendak menarik kursi di sampingnya saat Bella berjalan dengan cepat melewatinya dan memilih duduk di hadapannya.

“He-em.” Bara berdeham. Memberi kode supaya Bella segera berpindah duduk di sampingnya.

Melihat tidak ada respon sama sekali, akhirnya terpaksa ia membuka suara.

“Bell, tolong duduk di sini,” pinta Bara masih berdiri di belakang kursi yang hendak disediakannya untuk Bella. Tanpa membantah, Bella menurut. Segera berpindah duduk sesuai permintaan Bara.

Acara makan siang itu tanpa ada yang bicara, semuanya memilih diam dan menyimpan pertanyaan di dalam hati. Hanya dentingan sendok dan garpu saja yang terdengar di ruang makan.

“Bell, bagaimana?” tanya Bara tiba-tiba, di penghujung acara makan siang. Ia sudah menghabiskan semua isi piring di depannya. Saat ini Bara berpaling, menatap Bella yang baru menyelesaikan setengah dari piringnya.

“Maaf Tu ....” Kata-kata Bella terhenti, menatap Rissa dan Bara secara bergantian.

“Aku harus memanggilnya apa. Lidahku sudah terbiasa memanggilnya Tuan.”

“Maaf, maksudnya bagaimana Dad ... dy Issabell?” tanya Bella terlihat ragu dengan panggilannya.

Bara tertawa mendengar panggilan yang disematkan Bella padanya.

“Bell, tidak adakah panggilan yang lebih manis?” tanya Bara, berbisik pelan.

“Maaf, Tuan, aku belum mempersiapkannya. Bisakah memberiku sedikit waktu, nanti aku akan mencari panggilan yang tepat dan terdengar manis,” sahut Bella beralasan.

Rissa yang duduk di seberang meja, hanya bisa mendengus menatap pemandangan di hadapannya. Bagaimana pun awal terbentuknya hubungan Bella dan mantan majikan mereka, saat ini Bella adalah istri sah Bara. Bahkan semua asisten di rumah ini mengetahui kalau istri Bara adalah Bella Cantika. Walaupun di luar sana Bara tidak pernah mengumbar pernikahannya, tetapi suatu saat kalau memang ada yang mempertanyakannya, Rissa yakin Bara akan tetap mengakui Bella.

“Beruntung sekali gadis kampung ini,” batin Rissa, masih mencuri pandang pada kedua orang yang sedang berbisik-bisik di depannya.

Rasa iri dan tidak terima itu sudah ada sejak dua tahun yang lalu. Saat ibunya menghubungi, mengatakan kalau Bara memilih Bella untuk dinikahi. Bagi Rissa, Bella hanya gadis kampung dan sederhana waktu itu, berbeda dengannya yang sudah kerja dan berdandan modis. Sungguh perpaduan yang tidak pantas. Bella saat itu berbeda dengan yang sekarang, tetapi pada kenyataannya ia tetap kalah bersaing dengan adiknya. Bara memilih gadis ingusan yang bahkan belum mengerti apa-apa.

Nasib memang tidak berpihak padanya. Ia baru saja melahirkan Issabell waktu itu, kalau tidak, ia pasti akan pulang dan bersaing secara terang-terangan dengan Bella. Apalagi keadaan sekarang, ia bukan hanya kalah bersaing dengan Bella mendapatkan Bara, tetapi ia juga harus merelakan putri kandungnya untuk Bella.

Bara bukanlah orang sembarangan. Ia seorang pengusaha ternama di Jakarta. Tampan, mapan dan tentunya menarik. Siapa pun bersedia menjadi istrinya dengan sukarela.

Tidak tahan berlama-lama menatap, Rissa segera bangkit dari duduknya. Bahkan nasi dan lauk di piring masih utuh. Ia hanya mengaduk-aduk dengan sendok dan garpu saja.

“Aku ... permisi,” ucapnya langsung berdiri, meninggalkan meja makan tanpa menoleh lagi pada Bara dan Bella.

Bella yang merasa aneh pada sikap kakaknya bermaksud menyusul.

“Aku permisi, Tuan,” Bella juga berpamitan. Setengah berlari, ia menyusul sambil memanggil kakaknya.

“Kak Rissa!”

“Kak Rissa!”

Bukannya berhenti dan menjawab panggilan, Rissa malah mempercepat langkahnya. Ia menutup pintu kamar tepat saat Bella sudah berada di depan pintu kamar.

Melihat pintu yang tertutup dan ekspresi kakaknya, ada rasa yang mengganjal di hati Bella.

“Apa ada yang salah?” bisik Bella pelan.

“Apa karena aku mengambil posisi Kak Rissa di dalam hidup Issabell?” tanya Bella pada dirinya sendiri.

***

Hai.. hai, author up lagi ya.

Untuk Om Pram terpaksa diundur tamatnya, karena harus berbagi waktu untuk Tuan Bara..

Mohon Like Komen dan Share ya.

Kalau berkenan, bisa mampir di lapak sebelah. Ada Om Pram dan Kailla di sana.

Love You All

Maaf visual Issabell masih dicari ya.. belum bertemu yang pas

Terpopuler

Comments

reza indrayana

reza indrayana

nah..ini yg bikin permusuhan...Dasar Rissa tsk ada malunya...sdh d bantu msih mengharap lebiihb..., bner² TDK sadar diri & tdk tau diri....🤦🏼‍♂️🤦🏻

2024-01-21

0

Gagas Permadi

Gagas Permadi

dasar sotoy iri sama adik kandung sendiri😤😤😤

2024-01-09

0

siti homsatun

siti homsatun

kakakmu iri sama kamu bella ,

2023-08-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2 Bab 2. Menolak Menikah
3 Bab 3. Membahagiakan Ibu
4 Bab 4. Menikah
5 Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6 Bab 6. Ibu Sakit
7 Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8 Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9 Bab 9. Issabell Wirayudha
10 Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11 Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12 Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13 Bab 13. Menjemput Bella
14 Bab 14. Mommy
15 Bab 15 : Pengumuman
16 Bab 16. Makan Siang
17 Bab 17. Mami Iccabell
18 Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19 Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20 Bab 20. Menukar Issabell
21 Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22 Bab 22. Mengenalkan Issabell
23 Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24 Bab 24. Mantan Rissa
25 Bab 25. Mas Bara
26 Bab 26. Menemui Ricko
27 Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28 Bab 28. Telepon Dari Ricko
29 Bab 29. Mulai Posesif
30 Bab 30 : Visual
31 Bab 31. Menantumu Kelewatan
32 Bab 32. Ke Kantor Bara
33 Bab 33. Saling Mengancam
34 Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35 Bab 35 : Pengumuman
36 Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37 Bab 37. Keluar Kota
38 Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39 Bab 39. Ke Bogor
40 Bab 40. Harus Kerja Keras
41 Bab 41. Nyonya Wirayudha
42 Bab 42. Keajaiban Dunia
43 Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44 Bab 44. Mulai Terbuka
45 Bab 45. Cerita Bara 1
46 Bab 46. Cerita Bara 2
47 Bab 47. Kemarahan Bella
48 Bab 48. Telepon Dari Ricko
49 Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50 Bab 50. Pulang
51 Bab 51. Rissa Bella
52 Bab 52. Tetap Disisiku
53 Bab 53. Itu Bukan Milikku
54 Bab 54. Daddy
55 Bab 55. Rania
56 Bab 56. Masa Lalu Bara
57 Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58 Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59 Bab 59. Pertengkaran
60 Bab 60. Rumah Sakit
61 Bab 61. Permintaan Stella
62 Bab 62. Berbohong
63 Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64 Bab 64. Bercerita
65 Bab 65. Posesifnya Bara
66 Bab 66. Penolakan Bara
67 Bab 67. Kisah Brenda
68 Bab 68. Mulai cemburu
69 Bab 69. Merasa Diabaikan
70 Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71 Bab 71. Ciuman Bella
72 Bab 72. Love?
73 Bab 73. Siapakah Love?
74 Bab 74. Membawakan Makan Siang
75 Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76 Bab 76. Ancaman Bella
77 Bab 77. Rujak Cingur
78 Bab 78. Tamu Bara
79 Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80 Bab 80. Bersabar Saja
81 Bab 81. Mirip Bella Kecil
82 Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83 Bab 83. Mengabaikan Bara
84 Bab 84. Bella Pingsan
85 Bab 85. Penyelesaian Sementara
86 Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87 Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88 Bab 88. Ricko Bertamu
89 Bab 89. Belajar Membuka Hati
90 Bab 90. Menitipkan Rania.
91 Bab 91. Keputusan Bella
92 Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93 Bab 93. Ada apa dengan Rania
94 Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95 Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96 Bab 96. Ciuman di lift
97 Bab 97. Kamu manis sekali
98 Bab 98. Ulah Kailla
99 Bab 99. Bara & Pram
100 Bab 100. Sindiran Kailla
101 Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102 Bab 102. Dia Lelaki baik
103 Bab 103. Rencana Bella
104 Bab 104. Mau Berpisah
105 Bab 105. Daddy jangan pergi
106 Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107 Bab 107. Namaku Bella Cantika
108 Bab 108. Mau Bekerja
109 Bab 109. Siasat Bara
110 Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111 Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112 Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113 Bab 113. Babymoon
114 Bab 114. Kamu siapa?
115 Bab 115. Rahmat
116 Bab 116. Keinginan sang anak
117 Bab 117. Babymoon Usai sudah
118 Bab 118. I love You
119 Bab 119. Laki-laki misterius
120 Bab 120. Issabell menghilang
121 Bab 121. Kemarahan Bara
122 Bab 122. Bertemu Icca
123 Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124 Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125 Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126 Bab 126. Ayah Biologis Icca
127 Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128 Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129 Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130 Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131 Bab 131. Kasihan jagoanku
132 Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133 Bab 133. Kunjungan Kailla
134 Bab 134. Sisa penjajahan
135 Bab 135. Mana suamimu?
136 Bab 136. Mommy dari anakku
137 Bab 137. Apa ini?
138 Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139 Bab 139. Hanya Klien
140 Bab 140. Mas, sakit?
141 Bab 141 : Keluar Kota lagi
142 Bab 142 : Ibu pingsan
143 Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144 Bab 144 : Tega kamu, Mas
145 Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146 Bab 146 : Teman Bara
147 Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148 Bab 148 : Permintaan Stella
149 Bab 149 : Selamanya putri kita
150 Bab 150 : Bell, maafkan aku
151 Bab 151 : Aku mohon, Bell
152 Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153 Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154 Bab 154 : 120902
155 Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156 Bab 156 : Pernyataan damai
157 Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158 Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159 Bab 159 : Bara vs Roland
160 Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161 Bab 161 : Harus istirahat total
162 Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163 Bab 163 : Kembali pulang
164 Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165 Bab 165 : Daddy jaga gawang
166 Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167 Bab 167 : Mahakarya pertama
168 Bab 168 : Dua minggu lagi
169 Bab 169 : Seember air
170 Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171 Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172 Bab 172 : The Real Wirayudha
173 Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174 Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175 Bab 175 : Daddy Real
176 Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177 Bab 177- Extra chapter 1
178 Bab 178 : Extra Chapter 2
179 Bab 179 : Extra chapter 3
180 Bab 180 : Extra Chapter 4
181 Bab 181 : Extra chapter 5
182 Bab 182. THE END
183 Menikahi Majikan Ibu Season 2
184 Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185 Pengumuman
186 My Beloved Bodyguard
187 Seuntai Impian Seruni
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2
Bab 2. Menolak Menikah
3
Bab 3. Membahagiakan Ibu
4
Bab 4. Menikah
5
Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6
Bab 6. Ibu Sakit
7
Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8
Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9
Bab 9. Issabell Wirayudha
10
Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11
Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12
Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13
Bab 13. Menjemput Bella
14
Bab 14. Mommy
15
Bab 15 : Pengumuman
16
Bab 16. Makan Siang
17
Bab 17. Mami Iccabell
18
Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19
Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20
Bab 20. Menukar Issabell
21
Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22
Bab 22. Mengenalkan Issabell
23
Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24
Bab 24. Mantan Rissa
25
Bab 25. Mas Bara
26
Bab 26. Menemui Ricko
27
Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28
Bab 28. Telepon Dari Ricko
29
Bab 29. Mulai Posesif
30
Bab 30 : Visual
31
Bab 31. Menantumu Kelewatan
32
Bab 32. Ke Kantor Bara
33
Bab 33. Saling Mengancam
34
Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35
Bab 35 : Pengumuman
36
Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37
Bab 37. Keluar Kota
38
Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39
Bab 39. Ke Bogor
40
Bab 40. Harus Kerja Keras
41
Bab 41. Nyonya Wirayudha
42
Bab 42. Keajaiban Dunia
43
Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44
Bab 44. Mulai Terbuka
45
Bab 45. Cerita Bara 1
46
Bab 46. Cerita Bara 2
47
Bab 47. Kemarahan Bella
48
Bab 48. Telepon Dari Ricko
49
Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50
Bab 50. Pulang
51
Bab 51. Rissa Bella
52
Bab 52. Tetap Disisiku
53
Bab 53. Itu Bukan Milikku
54
Bab 54. Daddy
55
Bab 55. Rania
56
Bab 56. Masa Lalu Bara
57
Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58
Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59
Bab 59. Pertengkaran
60
Bab 60. Rumah Sakit
61
Bab 61. Permintaan Stella
62
Bab 62. Berbohong
63
Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64
Bab 64. Bercerita
65
Bab 65. Posesifnya Bara
66
Bab 66. Penolakan Bara
67
Bab 67. Kisah Brenda
68
Bab 68. Mulai cemburu
69
Bab 69. Merasa Diabaikan
70
Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71
Bab 71. Ciuman Bella
72
Bab 72. Love?
73
Bab 73. Siapakah Love?
74
Bab 74. Membawakan Makan Siang
75
Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76
Bab 76. Ancaman Bella
77
Bab 77. Rujak Cingur
78
Bab 78. Tamu Bara
79
Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80
Bab 80. Bersabar Saja
81
Bab 81. Mirip Bella Kecil
82
Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83
Bab 83. Mengabaikan Bara
84
Bab 84. Bella Pingsan
85
Bab 85. Penyelesaian Sementara
86
Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87
Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88
Bab 88. Ricko Bertamu
89
Bab 89. Belajar Membuka Hati
90
Bab 90. Menitipkan Rania.
91
Bab 91. Keputusan Bella
92
Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93
Bab 93. Ada apa dengan Rania
94
Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95
Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96
Bab 96. Ciuman di lift
97
Bab 97. Kamu manis sekali
98
Bab 98. Ulah Kailla
99
Bab 99. Bara & Pram
100
Bab 100. Sindiran Kailla
101
Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102
Bab 102. Dia Lelaki baik
103
Bab 103. Rencana Bella
104
Bab 104. Mau Berpisah
105
Bab 105. Daddy jangan pergi
106
Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107
Bab 107. Namaku Bella Cantika
108
Bab 108. Mau Bekerja
109
Bab 109. Siasat Bara
110
Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111
Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112
Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113
Bab 113. Babymoon
114
Bab 114. Kamu siapa?
115
Bab 115. Rahmat
116
Bab 116. Keinginan sang anak
117
Bab 117. Babymoon Usai sudah
118
Bab 118. I love You
119
Bab 119. Laki-laki misterius
120
Bab 120. Issabell menghilang
121
Bab 121. Kemarahan Bara
122
Bab 122. Bertemu Icca
123
Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124
Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125
Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126
Bab 126. Ayah Biologis Icca
127
Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128
Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129
Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130
Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131
Bab 131. Kasihan jagoanku
132
Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133
Bab 133. Kunjungan Kailla
134
Bab 134. Sisa penjajahan
135
Bab 135. Mana suamimu?
136
Bab 136. Mommy dari anakku
137
Bab 137. Apa ini?
138
Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139
Bab 139. Hanya Klien
140
Bab 140. Mas, sakit?
141
Bab 141 : Keluar Kota lagi
142
Bab 142 : Ibu pingsan
143
Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144
Bab 144 : Tega kamu, Mas
145
Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146
Bab 146 : Teman Bara
147
Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148
Bab 148 : Permintaan Stella
149
Bab 149 : Selamanya putri kita
150
Bab 150 : Bell, maafkan aku
151
Bab 151 : Aku mohon, Bell
152
Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153
Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154
Bab 154 : 120902
155
Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156
Bab 156 : Pernyataan damai
157
Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158
Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159
Bab 159 : Bara vs Roland
160
Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161
Bab 161 : Harus istirahat total
162
Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163
Bab 163 : Kembali pulang
164
Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165
Bab 165 : Daddy jaga gawang
166
Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167
Bab 167 : Mahakarya pertama
168
Bab 168 : Dua minggu lagi
169
Bab 169 : Seember air
170
Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171
Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172
Bab 172 : The Real Wirayudha
173
Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174
Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175
Bab 175 : Daddy Real
176
Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177
Bab 177- Extra chapter 1
178
Bab 178 : Extra Chapter 2
179
Bab 179 : Extra chapter 3
180
Bab 180 : Extra Chapter 4
181
Bab 181 : Extra chapter 5
182
Bab 182. THE END
183
Menikahi Majikan Ibu Season 2
184
Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185
Pengumuman
186
My Beloved Bodyguard
187
Seuntai Impian Seruni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!