"pak, kenapa bapak minjam uang sebanyak itu, bapak taukan aku cuma lulusan SMP cari kerja susah apalagi dengan gaji yang tinggi , ini aja sudah sukur ada buat kita sehari hari kenapa bapak malah minjam uang itu, dari mana uang untuk bayarnya, sebenarnya mau bapak itu apa ?" dadaku bergemuruh marah, kecewa, sedih semua rasa itu membuat dadaku sesak ingin sekali kuluapkan tapi apa daya saat melihat bapak babak belur hatiku tak tega
"kan kamu bilang mau cicil buat bayarnya" ujar bapak
astaga kalau bukan bapakku sendiri sudah ku lempar kepalanya dengan wajan
"iya, tapi apa bapak gak mikir mau seberapa lama utang itu lunas belum bunganya, bapak mau seumur umur hidup cuma kerja buat lunasin hutang doang "
"makanya cari kerja yang gajinya gede , ini cuma jadi pelayan "
kesabaran ku di uji oleh bapakku sendiri
"kalau bapak menyekolahkanku hingga sarjana mungkin aku sudah kerja kantoran gaji gede, lah ini SMA aja enggak bapak bilang buat apa sekolah ujung ujungnya cuma jadi ibu rumah tangga, sekarang bapak ngomong kaya gitu bapak sadar gak kalau semua ini karna bapak sendiri dan kenapa aku yang jadi korban, bapak yang ngutang aku yang bayar, bapak pikir aku tak lelah dengan semua ini aku lelah pak aku ingin seperti yang lain yang kerja cuma buat dirinya sendiri bukan untuk segala kebutuhan yang harusnya bapak yang tanggung, aku lelah pak sangat tapi bapak gak pernah mau berpikir seperti itu bapak selalu mementingkan ego bapak sendiri selalu bilang terlalu sedih ditinggal istri mati tapi yang kulihat bapak gak seperti itu, kalau bapak sedih gak seharusnya bapak larinya ke ju'di, bapak bilang sama ibu kalau bapak bakal merawatku dan menjadikan aku orang sukses tapi lihat lah sekarang sesukses apa aku ini" kuluapkan segala unek unek yang ada dikepala ini biar bapak tau aku pun lelah dijadikan tulang punggung keluarga
kulirik bapak ia terdiam entah membenarkan perkataan ku atau menyangkalnya aku tak tau, aku sudah lelah menebak isi kepalanya ku kira segala usahaku untuk meringankan beban nya bisa membuatnya mengerti bahwa aku masih sayang padanya meski jarang dinafkahi tapi sepertinya pikiranku keliru
Kulangkahkan kaki ini menuju kamar semua ini membuat pikiranku kacau aku butuh istirahat ingin ku biarkan bapak termenung sendiri tapi hati ini masih punya nurani ku ambil p3k lalu ku obati lukanya tak ada pembicaraan apapun kami saling membisu setelah selesai kutingalkan ia sendiri tanpa berkata lagi
.......
Keesokan harinya
kulakukan pekerjaan ku seperti biasa beresin rumah lalu berangkat kerja
selama bekerja fokusku pecah banyak kesalahan yang kulakukan sampai ditegur atasan semua menjadi kacau
,, jam istirahat,,
Ada yang menepuk punggungku
"kamu kenapa si rum?" kulihat ternyata lala
"gak papa kok" sembari kupaksakan tersenyum
"jangan bohong , hari ini kamu sepertinya beda kayak ngebeban banget gitu, kalau mau curhat bilang aja jangan sungkan kita ini kan sahabat kalau perlu bantuan bilang ya kalau bisa kubantu pasti kubantu kalau enggak ya kubantu juga tapi lewat do'a, heehhe" ujarnya
aku tersenyum kupikir sudah tak ada yang peduli ternyata aku salah aku masih punya sahabat yang selalu ada untukku
"bapak punya hutang la (dan mengalirlah ceritaku, semuanya kukatakan tanpa ditutup tutupi)" sembari terisak
"astaga , bapak loe kerasukan setan mana sampe segitunya rum?"
Kuhela napas ini dan menggelengkan kepala
"rum, maaf ni kalau uang segitu gue gak punya" ujarnya
"gak papa la , gue tau kok keadaan loe , malah gue makasih loe mau dengerin curhatan gue"
"kalo dengerin curhat gampang , tapi gimana caranya loe ngelunasinnya?" ujarnya
"entah lah , gue pun bingung , kalo loe ada pekerjaan lain kasih tau gue ya "
"loe kerja udah di dua tempat kalo nyari lagi gimana loe ngimbangi nya rum !"
"ya mau gimana lagi kalo ngandelin gaji disini gak bakalan cukup , buat sehari hari aja kadang kurang"
Kami sama sama terdiam
"ahhh .. Gue inget " ujarnya semangat
Kukerutkan alis "apa?"
" ibu bilang sepupunya lagi nyari orang yang mau kerja jadi ART dikota gajinya gede,(mendadak dia lesu) tapi harus stay 24 jam disna" ujarnya
"serius La "
"serius rum, kalo Lo mau gue bakal bilang sama sepupu ibu gue, tapi kalo loe mau nanti kita jarang ketemu lagi dong" ucapnya sedih
"iya sih, tapi kan gue butuh banget la kalau bisa milih gue juga gak mau "
"ya udah nanti gue bilangin ibu kalo loe mau jadi ART, tapi kerjaan Lo disini gimana?"
"hufftt,, kalo jadi ya terpaksa gue keluar tapi itupun kalo jadi, nanti gue ngomong sama atasan "
"ok lah, semangat jangan sedih terus hidup tetap harus berjalan" ucapnya menghiburku
,,,,,,,,,,
Sudah 5 hari tapi belum ada kabar dari sepupu ibunya lala katanya sedang sibuk dan bakal ngabarin lagi nanti kalau waktu senggang, sebetulnya aku gak mau pergi kerja jauh tapi aku gak punya pilihan
Waktu kuberitahu bapak soal pekerjaan itu dia diam bahkan seperti gak peduli sakit hati ini melihat dia bersikap seperti itu se olah bukan dia penyebab nya tapi kutekan rasa itu berpikir bahwa aku melakukan ini adalah untuk bakti ku padanya karna hanya dia keluarga yang kupunya
...
"rum , loe jadi gak terima tawaran budhe ? kata budhe kalo loe mau lusa udah harus berangkat soalnya lagi di butuhkan banget"
~sebelumnya maaf saya jarang update ~
ide buat cerita ini kadang ada kadang hilang jadi masih abu abu, saya mas pemula 🙏 jadi mohon bimbingannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments