Episode 4. Rumah Sakit

Ariel kemaren menelpon Kakeknya, dia meminta do'a dari sang Kakek untuk ikut balapan, dan Ariel juga berjanji bahwa balapan ini untuk yang terakhir kalinya, dan setelah ini tidak akan ada lagi balapan.

Karena ini yang terakhir kali maka Kakek Ilham menyetujuinya, biar bagai manapun Ariel hobi balapan, Jadi Kakek paham betel hobi cucunya, apa lagi Ariel bilang ini yang terakhir kalinya.

~

"Tidak Ma, aku tidak tau apa-apa." Jawab Deril, takut kalau Nyonya Rita berpikir Deril menutupi Ariel ikut balapan dari Nyonya Rita.

"Tapi, kalau Kakek bilang balapan, pasti Ariel ditantang oleh Bobi, aku harus bertemu Bobi, Ma, aku pergi sekarang." Izin Deril langsung mencium punggung tangan Nyonya Rita.

Nyonya Rita hendak menghentikan Deril, karena Deril belum sarapan, tapi Deril segera pergi dengan tergesa-gesa sehingga Nyonya Rita tidak sempat mencegahnya.

Sementara di desa Pak Imran sudah sampai dikebun, tempat dia bekerja, Pak Imran mulai memetik tomat yang dipanennya bersama rekan-rekannya yang lain.

Disaat sedang mensortir tomat Pak Imran kebelet, dia langsung pergi kearah sungai dibalik pagar kebun tempatnya bekerja.

Pak Imran membuang air kecil dibalik batu besar yaitu di sungai, setelah itu dia hendak kembali lagi ke kebun namun tanpa sengaja dia melihat sesuatu tergeletak di batu kerikil tepi sungai.

"Benda apa itu, biasanya tidak ada apa-apa disana selain batu, tapi ini kok." Pak Imran penasaran, dia akhirnya pergi kesana karena penasaran.

Pak Imran semakin penasaran saat hampir dekat dengan tubuh Ariel. "kok seperti tubuh manusia." Gumamnya semakin penasaran.

Pak Imran berjalan lebih dekat lagi, tapi langkah kakinya terhenti dan terkejut saat melihat ternyata itu adalah tubuh manusia.

Pak Imran segera menghampiri, dia melihat tubuh Ariel pemuda tampan penuh dengan lebam dan pucat, dan di perut ada pisau tertancap dan darah yang sudah sedikit memudar karena terkena air.

Pak Imran memeriksa urat Nadia Ariel untuk memastikan kalau Ariel sudah tiada apa masih hidup.

"Dia masih hidup, hanya nadinya yang sudah sedikit lemah." Gumamnya.

Pak Imran segera berteriak, memanggil rekan-rekannya yang sedang dikebun.

"Tolong, tolong, ada orang hanyut." Teriak Pak Imran membuat semua orang yang bekerja dikebun itu menghentikan aktivitasnya dan memasang telinga untuk memastikan suara Pak Imran yang berteriak minta tolong.

"Hei, kalian dengar sepertinya ada yang berteriak minta tolong." Ujar salah satu orang yang bekerja dikebun itu.

"Benar, aku juga mendengarnya, tapi itu seperti suara Pak Imran, apa sedang terjadi sesuatu sama dia, ayo kita lihat kesana." Ujar salah satu pekerja lain dan langsung berlari kearah suara.

Beberapa pekerja lainnya juga ikut berlari mengikuti orang yang pertama lari tadi.

Sementara di sebuah rumah, dua orang pemuda sedang menceritakan apa yang telah kedua orang itu lakukan pada bosnya yang tidak lain adalah Bobi.

"Bos, ini uang mu, kami sudah berhasil merampas kembali dan menghabisi si Ariel sialan itu." Ujar Doni dengan antusias menceritakan kalau dia sudah berhasil membunuh Ariel.

"Benarkah, kalian tidak sedang berbohong kan?" tanya Bobi kurang percaya pada kedua teman sekaligus anak buahnya.

"Benar bos, kami sudah menghabisinya." Timpal Beni membenarkan perkataan temannya Doni.

"Baik lah, aku percaya, tapi dimana mayatnya, apa kalian sudah mengamankan dan tidak meninggalkan sisa?" tanya Bobi lagi karena takut mereka ceroboh dan membuat polisi akan menangkap mereka.

"Bos tenang aja, semuanya sudah beres, setelah kami hajar, dan Beni menusuknya dengan pisau, mayatnya kami lempar kesungai biar dimakan buaya." Jelas Doni lagi membuat Bobi bos mereka tertawa.

"Bagus, kalian memang bisa diandalkan. Ini untuk kalian." Bobi mengambil beberapa lembar uang yang dikembalikan oleh Dano dan Beni tadi dan memberikan ke Doni dan Beni.

"Terimakasih bos, bos memang yang terbaik, kalau begitu kami pergi bersenang-senang dulu dengan uang ini." Pamit Doni dan Beni langsung keluar dari rumah mewah Bobi.

***

Tidak lama kemudian, teman-teman kerja Pak Imran Samapi dilokasi Pak Imran menemukan tubuh Ariel.

"Masya Allah, siapa ini, kenapa dia berada disini?" teman-teman Pak Imran terkejut saat melihat tubuh Ariel yang penuh lebam dan pucat.

"Dia masih hidup, bantu aku mengangkat dan membawanya kerumah sakit!" mohon Pak Imran pada teman-temannya.

Tubuh Ariel diangkat dan dibawa ke kanebo dikebun itu, setelah itu Pak Imran mengambil motor, dan meminta tolong seorang temanya untuk ikut kerumah sakit, agar bisa memegang Ariel dari belakang motor.

Sedangkan disisi lain, Deril dan Re sedang mencari Bobi yang menjadi saingan balap Ariel.

"Kita harus menemukan Bobi, karena terakhir kali, Ariel lomba balapan dengan dia, dan mungkin saja dia tau dimana Ariel.

"Iya, memang seharusnya seperti itu." Jawab Re sembari menyetir kereta roda empatnya.

Kemudian keduanya menuju rumah Bobi, Deril tau alamat rumah Bobi karena mereka satu sekolah semasa SMP dan juga SMA.

Dirumah sakit, bisa dikatakan itu Puskesmas, didesa Pak Imran tinggal.

Pak Imran berteriak meminta tolong ketika sampai dirumah sakit. Para perawat yang melihat, mereka langsung menolong Pak Imran membawa Ariel dengan tandu.

Ariel langsung dimasukkan ke UGD untuk memeriksa keadaannya. Kebetulan hari ini dokter yang bertugas juga ada di Puskesmas itu.

Dokter itu segera membersihkan luka tusukan dan menjahitnya agar tidak keluar darah lagi.

Setelah selesai dokter keluar dari ruang UGD. Pak Imran langsung bertanya pada Dokter yang menangani Ariel.

Gimana keadaannya Dokter, apa dia baik-baik saja, apa dia sudah sadar?" tanya Pak Imran khawatir walaupun dia belum kenal sama Ariel.

Dokter itu menghela nafas sebelum menjelaskan pada Pak Imran tentang kondisi Ariel.

"Saya tidak bisa memastikan, karena disini alatnya terbatas, tapi Bapak tidak usah khawatir, luka tusukan pasien sudah saya jahit, untung saja tusukannya tidak dalam, dan luka-luka yang lain sudah saya obati." Jelas Dokter itu pada Pak Imran membuat Pak Imran lega.

Saat Pak Imran lega karena kondisi Ariel, namun Pak Imran dibuat tegang lagi saat Dokter berkata ada tapinya.

"Tapi--" Dokter itu jeda sesaat. "Tapi apa Dok?" tanya Pak Imran dengan jantung degdegan.

"Saya tidak bisa memastikan soal dalamnya, karena disini tidak cukup alat, jadi tidak bisa memeriksa lebih lanjut lagi." Ujar dokter pada Pak Imran.

"Tidak apa-apa Dok, semoga saja tidak dia tidak ada luka dalam." Jawab Pak Imran.

"Oh ya Pak, pasien siapanya Bapak?" tanya dokter itu karena melihat sepertinya pasien bukan keluarganya Pak Imran.

Pak Imran tidak menutupi, dia menceritakan kalau pasien dia temukan ditepi sungai.

Dokter itu mengangguk mengerti, karena bagi dokter bukan sekarang ini saja menangani pasien seperti itu, dirumah sakit tempatnya bekerja dikota juga sering bertemu pasien seperti ini.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Nur Wahyuni

Nur Wahyuni

gak jadi dimakan buaya ya Bob.. nanti pas sembuh tunggu pembalasan dari ariel..

2025-03-19

1

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Kn pak imran yg nolong ariel..

2025-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Di Kejar
2 Episode 2. Mencari Ariel
3 Episode 3. Khawatir
4 Episode 4. Rumah Sakit
5 Episode 5. Amnesia
6 Episode 6.Rumah Pak Imran
7 Episode 7. Nama Untuk Ariel
8 Episode 8. Titik Terang
9 Episode 9. Bertemu Arumi
10 Episode 10. Menemukan Lokasi
11 Episode 11. Mencari Kerja
12 Episode 12. Melamar
13 Episode 13. Aduan Reza
14 Episode 14. Kerumah Ustadz Amir
15 Episode 15. Menghafal Al-Quran
16 Episode 16. Mempermalukan
17 Episode 17. Menerawang
18 Episode 18. Menunggu
19 Episode 19. Hujan
20 Episode 20. Dibawa Kerumah Pak RT
21 Episode 21. Sah
22 Episode 22. Menerima
23 Episode 23. Satu Tempat Tidur
24 Episode 24. Hinaan
25 Episode 25. Kekebun
26 Episode 26. Ariel Dan Arumi
27 Episode 27. Dihajar Warga
28 Episode 28. Kebohongan Reza
29 Episode 29. Kemarahan Buk Siti
30 Episode 30. Kerumah Pak Imran
31 Episode 31. Cerita
32 Episode 32. Pak Imran Dibawa
33 Episode 33. Opersi
34 Episode 34. Di Lunasi
35 Episode 35. Ketemu Nyonya Rita
36 Episode 36. Sadar
37 Episode 37. Pulang
38 Episode 38. Arumi Curiga
39 Episode 39. Fitnah Ustadz Amir
40 Episode 40. Kedatangan Nyonya Rita
41 Episode 41. Ketakutan Warga
42 Episode 42. Undangan
43 Episode 43. Arumi Iri
44 Episode 44. Kedatangan Maya
45 Episode 45. Kepulangan Bobi
46 Episode 46. kehancuran Bobi
47 Episode 47. Lomba
48 Episode 48. End
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Episode 1. Di Kejar
2
Episode 2. Mencari Ariel
3
Episode 3. Khawatir
4
Episode 4. Rumah Sakit
5
Episode 5. Amnesia
6
Episode 6.Rumah Pak Imran
7
Episode 7. Nama Untuk Ariel
8
Episode 8. Titik Terang
9
Episode 9. Bertemu Arumi
10
Episode 10. Menemukan Lokasi
11
Episode 11. Mencari Kerja
12
Episode 12. Melamar
13
Episode 13. Aduan Reza
14
Episode 14. Kerumah Ustadz Amir
15
Episode 15. Menghafal Al-Quran
16
Episode 16. Mempermalukan
17
Episode 17. Menerawang
18
Episode 18. Menunggu
19
Episode 19. Hujan
20
Episode 20. Dibawa Kerumah Pak RT
21
Episode 21. Sah
22
Episode 22. Menerima
23
Episode 23. Satu Tempat Tidur
24
Episode 24. Hinaan
25
Episode 25. Kekebun
26
Episode 26. Ariel Dan Arumi
27
Episode 27. Dihajar Warga
28
Episode 28. Kebohongan Reza
29
Episode 29. Kemarahan Buk Siti
30
Episode 30. Kerumah Pak Imran
31
Episode 31. Cerita
32
Episode 32. Pak Imran Dibawa
33
Episode 33. Opersi
34
Episode 34. Di Lunasi
35
Episode 35. Ketemu Nyonya Rita
36
Episode 36. Sadar
37
Episode 37. Pulang
38
Episode 38. Arumi Curiga
39
Episode 39. Fitnah Ustadz Amir
40
Episode 40. Kedatangan Nyonya Rita
41
Episode 41. Ketakutan Warga
42
Episode 42. Undangan
43
Episode 43. Arumi Iri
44
Episode 44. Kedatangan Maya
45
Episode 45. Kepulangan Bobi
46
Episode 46. kehancuran Bobi
47
Episode 47. Lomba
48
Episode 48. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!