Episode 3. Khawatir

Setelah melakukan kewajibannya, Pak Imran dan Buk Siti berdoa, bersama memohon dipanjangkan umur, dimudahkan rezeki, dan juga meminta agar ibadahnya diterima oleh Allah SWT.

Selesai berdo'a dan berzikir alam sudah mulai terang karena pagi sudah tiba.

Pak Imran bersiap-siap untuk pergi ke kebun karena pagi ini Pak Imran harus memetik tomat yang sudah bisa dipanen.

Buk Siti juga menyiapkan bekal untuk suaminya karena Pak Imran selalu makan siang dikebun.

"Pak, ini bekal, untuk Bapak bawa." Ujar Buk Siti meletakkan bekal untuk suaminya dimeja sederhana diteras rumah.

"Iya Buk, terimakasih ya." Jawab Pak Imran mengambil bekal dan pamit pada Buk Siti.

Dijalan Pak Imran bertemu dengan Pak Amir, atau orang-orang di desa itu memanggilnya Ustadz Amir.

Ustadz Amir adalah tetangga Pak Imran, Ustadz Amir tidak suka pada Pak Imran karena Pak Imran miskin.

Pak Imran sebenarnya masih punya ikatan saudara dengan Ustadz Amir, tapi saudara jauh.

Ustadz Amir juga memiliki pondok kecil dirumahnya, dia juga mengajarkan Anak-anaknya mengaji di desanya.

"Beginilah kalau jadi orang miskin, pagi-pagi buta sudah siap untuk ke kebun," sindir Ustad Amir.

Namun sindiran itu tidak di endahkan oleh Pak Imran, Pak Imran hanya tersenyum menanggapinya, dan geleng-geleng kepala sendiri.

Tapi Ustadz Amir tidak terima dicuekin oleh Pak Amir, dia mengomeli Pak Imran dengan kata-kata kasar.

"Hei Imran, kamu sudah tidak punya telinga ya, kamu sudah pekak ya?" Ustadz Amir mengomeli Pak Imran.

"Maaf ya Ustadz, saya sedang buru-buru ke kebun." Pak Imran masih dengan senyum dan bersikap sopan.

"Dasar orang miskin." Ujar ustadz Amir lagi." menghina kemiskinan Pak Imran.

Pak Imran tidak mau memperpanjang obrolan, karena dia tau nanti akan jadi pertengkaran. Pak Imran meninggalkan ustadz Amir yang melihatnya sinis sendiri disana, sedangkan dia melanjutkan perjalanannya ke kebun.

***

Sementara dirumah Ariel, Nyonya Rita buru-buru keluar dari kamarnya setelah bersholawat selepas sholat subuh.

Nyonya Rita buru-buru kekamar Ariel, karena dia pikir Ariel sudah pulang saat dia tertidur tadi malam.

Nyonya Rita segera membuka pintu kamar Ariel sembari berkata. " Sayang kamu sudah pulang?" Nyonya Rita sangat antusias masuk kedalam kamar Ariel.

Namun wajah Nyonya Rita menjadi redup, senyum dibibirnya dan hati yang senang, kini berganti khawatir saat melihat tidak ada Putranya dikamar itu.

Dengan perasaan yang tidak menentu, Nyonya Rita keluar dari kamar Ariel, dia langsung mengetuk pintu kamar Deril.

"Tok, tok,tok." Bunyi pintu diketuk oleh Nyonya Rita, namun tidak ada jawaban dari dalam.

Nyonya Rita mencoba mengetuk lagi, namun sama, tetap tidak ada jawaban.

Nyonya Rita kembali, dia kedapur memanggil Bibi yang sedang membuat sarapan.

"Bik, Bibi," panggil Nyonya Rita. "Iya Nya," jawab Bik Erni, meninggalkan pekerjaan dan menghadap Nyonya majikannya.

"Ada apa Nya?" tanya Bik Erni saat sudah sampai dihadapan Nyonya Rita.

"Bik, apa tadi malam Anak-anak pulang?" tanya Nyonya Rita pada Bik Erni.

Bik Erni menggeleng kepala, karena dia tidak melihat Ariel dan Deril pulang.

"Tidak tau Nya, mungkin Den Ariel dan den Deril pulangnya kemalaman, dan saya sudah ngantuk.

"Tidak ada, Ariel tidak ada dikamar, tadi aku sudah kekamarnya, tapi Deril aku ketuk-ketuk pintu kamarnya, dia tidak menjawab." Ujar nyonya Rita.

"Mungkin Den Deril pulangnya terlalu malam, dia tidak mendengar nyonya ketuk pintu karena masih tertidur, kalau begitu biar saya lihat dulu ya Nya." Bik Erni langsung pergi kekamar Deril dan di ikuti oleh Nyonya Rita dibelakang.

"Den, Den Deril," Panggil Bik Erni sedikit keras sambil mengetuk pintu agar Deril bisa mendengar dan terbangun dari tidurnya.

Bik Erni mengetuk lagi, karena sama seperti Nyonya Rita tadi, didalam kamar itu tetap tidak ada yang menjawab.

"Den, Den Deril." Panggil Bik Erni sekali lagi tentu dengan suara dan ketukan yang lebih keras dari sebelumnya.

"Iya Bik." Jawab Deril didalam kamar sembari menggeliat.

"Nah, dijawab, Berarti Den Deril ada didalam kamar." Ujar Bik Erni pada Nyonya Rita sembari tersenyum.

"Tapi Ariel tidak ada di kamarnya, dia sudah tidak ada kabar dari sore kemaren, aku khawatir terjadi apa-apa sama dia." Ujar Nyonya Rita dengan raut wajah cemas.

Bik Erni mengusap bahu Nyonya Rita, sambil bergumam dalam hati membenarkan apa yang dikatakan oleh majikannya.

"Benar juga, dari kemarin aku tidak melihat Den Ariel, jangan-jangan --" Gumam Bik Erni terpotong karena pintu kamar Deril terbuka.

Deril nongol sambil bersandar di daun pintu. Nyonya Rita langsung mendekat.

"Nak, gimana Adik mu, apa kamu sudah menemukannya?" tanya Nyonya Rita masih dengan raut wajah cemas dan sedih.

"Maaf Ma, aku dan Re, tadi malam tidak menemukan Ariel, tapi Mama tidak usah khawatir, kami akan mencari lagi nanti." Jawab Deril sembari mengusap bahu Nyonya Rita agar Nyonya Rita tidak sedih dan khawatir.

"Nyonya, Den Deril, saya kedapur lagi ingin melanjutkan buat sarapan." Pamit Bik Erni.

"Iya Bik." Jawab Deril. Sedangkan Nyonya Rita hanya melihat saja.

Setelah Bik Erni kedapur, Deril menuntun Nyonya Rita yang sudah menjadi Mamanya sejak dia masih kecil.

"Ma, Mama duduk disini dulu ya, Deril mau mandi sebentar, Mama jangan banyak pikiran, aku yakin Ariel tidak apa-apa, Mama tidak usah khawatir, sebentar lagi aku dan Re akan menemukan Ariel." Ucap Deril menuntun Nyonya Rita duduk ditempat tidurnya.

Nyonya Rita hanya mengangguk, bagaimanapun, dia tidak bisa tenang karena Putranya tidak pulang dan tidak ada kabar, apa lagi Hp nya tidak bisa dihubungi, dan tidak biasanya Ariel seperti ini.

Disaat pikiran Nyonya Rita sedang kalut dan menerawang kemana-mana, dia ingat Abahnya.

"Ya, Abah, Ariel pasti kepondok Abah, kalau begitu aku telpon Abah dulu." Gumamnya dan langsung keluar dari kamar Deril.

Nyonya Rita kembali kekamarnya untuk mengambil Hpnya ingin menghubungi Abahnya di pondok.

Deril yang keluar dari kamar mandi, dia melihat Mamanya sudah tidak ada di kamar, Deril langsung buru-buru memakai baju dan keluar mencari Mamanya.

Deril melihat Mamanya diruang tamu sedang menelpon seseorang, Deril langsung menghampiri Mamanya yang ternyata sedang menelpon Kakeknya.

Setelah Nyonya Rita mengakhiri pembicaraannya, Deril langsung bertanya.

"Apa kata kakek, apa Ariel disana?" tanya Deril karena dia mendengar tadi Mamanya sedang menanyakan Ariel pada Kakeknya.

Nyonya Rita menggeleng lesu sembari berkata. "Dia tidak disana, Kakek mu bilang Ariel menelponnya tadi malam dan dia bilang mau balapan untuk yang terakhir kali." Nyonya Rita memberi tahu Deril seperti yang Abahnya bilang.

"Balapan, apa mungkin, tidak, tidak mungkin." Gumam Deril menggeleng-gelengkan kepala.

"Kenapa kamu geleng-geleng kepala, apa kamu tau sesuatu?"

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Abu Yub

Abu Yub

lanjut thor .mampir juga novelku ./Pray/

2025-03-26

1

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Sombong banget tuch ustadz,,nanti lo pak imran jdi orang kaya ru dtg ngaku" saudara..

2025-03-18

1

Nur Wahyuni

Nur Wahyuni

balapan terakhir kali membawa bencana..

2025-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Di Kejar
2 Episode 2. Mencari Ariel
3 Episode 3. Khawatir
4 Episode 4. Rumah Sakit
5 Episode 5. Amnesia
6 Episode 6.Rumah Pak Imran
7 Episode 7. Nama Untuk Ariel
8 Episode 8. Titik Terang
9 Episode 9. Bertemu Arumi
10 Episode 10. Menemukan Lokasi
11 Episode 11. Mencari Kerja
12 Episode 12. Melamar
13 Episode 13. Aduan Reza
14 Episode 14. Kerumah Ustadz Amir
15 Episode 15. Menghafal Al-Quran
16 Episode 16. Mempermalukan
17 Episode 17. Menerawang
18 Episode 18. Menunggu
19 Episode 19. Hujan
20 Episode 20. Dibawa Kerumah Pak RT
21 Episode 21. Sah
22 Episode 22. Menerima
23 Episode 23. Satu Tempat Tidur
24 Episode 24. Hinaan
25 Episode 25. Kekebun
26 Episode 26. Ariel Dan Arumi
27 Episode 27. Dihajar Warga
28 Episode 28. Kebohongan Reza
29 Episode 29. Kemarahan Buk Siti
30 Episode 30. Kerumah Pak Imran
31 Episode 31. Cerita
32 Episode 32. Pak Imran Dibawa
33 Episode 33. Opersi
34 Episode 34. Di Lunasi
35 Episode 35. Ketemu Nyonya Rita
36 Episode 36. Sadar
37 Episode 37. Pulang
38 Episode 38. Arumi Curiga
39 Episode 39. Fitnah Ustadz Amir
40 Episode 40. Kedatangan Nyonya Rita
41 Episode 41. Ketakutan Warga
42 Episode 42. Undangan
43 Episode 43. Arumi Iri
44 Episode 44. Kedatangan Maya
45 Episode 45. Kepulangan Bobi
46 Episode 46. kehancuran Bobi
47 Episode 47. Lomba
48 Episode 48. End
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Episode 1. Di Kejar
2
Episode 2. Mencari Ariel
3
Episode 3. Khawatir
4
Episode 4. Rumah Sakit
5
Episode 5. Amnesia
6
Episode 6.Rumah Pak Imran
7
Episode 7. Nama Untuk Ariel
8
Episode 8. Titik Terang
9
Episode 9. Bertemu Arumi
10
Episode 10. Menemukan Lokasi
11
Episode 11. Mencari Kerja
12
Episode 12. Melamar
13
Episode 13. Aduan Reza
14
Episode 14. Kerumah Ustadz Amir
15
Episode 15. Menghafal Al-Quran
16
Episode 16. Mempermalukan
17
Episode 17. Menerawang
18
Episode 18. Menunggu
19
Episode 19. Hujan
20
Episode 20. Dibawa Kerumah Pak RT
21
Episode 21. Sah
22
Episode 22. Menerima
23
Episode 23. Satu Tempat Tidur
24
Episode 24. Hinaan
25
Episode 25. Kekebun
26
Episode 26. Ariel Dan Arumi
27
Episode 27. Dihajar Warga
28
Episode 28. Kebohongan Reza
29
Episode 29. Kemarahan Buk Siti
30
Episode 30. Kerumah Pak Imran
31
Episode 31. Cerita
32
Episode 32. Pak Imran Dibawa
33
Episode 33. Opersi
34
Episode 34. Di Lunasi
35
Episode 35. Ketemu Nyonya Rita
36
Episode 36. Sadar
37
Episode 37. Pulang
38
Episode 38. Arumi Curiga
39
Episode 39. Fitnah Ustadz Amir
40
Episode 40. Kedatangan Nyonya Rita
41
Episode 41. Ketakutan Warga
42
Episode 42. Undangan
43
Episode 43. Arumi Iri
44
Episode 44. Kedatangan Maya
45
Episode 45. Kepulangan Bobi
46
Episode 46. kehancuran Bobi
47
Episode 47. Lomba
48
Episode 48. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!