Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu " Sapa guru yang mengajar yang sudah datang . Ummi shofia akan mengajarkan fikih Islam dijam pelajaran pertama , semua santri putri menjawab salam dengan semangat.
" Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatu"
" Sebelum memulai pelajaran hari ini, kita akan mulai pagi hari dengan mengucapkan basmalah " . Ucap Ummi Shofia memandu doa , selalu menjadi kegiatan rutin jika memulai dengan doa .
" Buka buku alaman delapan puluh tiga" Ucap Ummi Shofia membuat mata teman sekelasku membinar . " Materi Nikah Mi" . Tanya Risma bersemangat. . rasanya akan membuat orang-orang semua bahagia . Justru saya termenung lama. Ucapan Ummi Aisyah itu terus menerus terbayang di kepala ku.
Materi pelajaran Terpantul di proyektor , sekolah ini jarang sekali menggunakan papan tulis , saya sibuk menggaris hal penting dalam materi . Hatiku berdebar yg tak karuan saat Ummi Shofia menjelaskan soal pernikahan, belum lagi saat santri begitu antusias .
" Disini ada tidak yang berfikir muda?". Tanya Ummi Shofia saat ini masih melajang membuat teman-teman ku bungkam kebingungan, pendidikan dan pernikahan , mereka selalu mengatakan jika kau harus memiki pernikahan kau harus merelakan keduanya , dan saya tidak setuju dengan pertanyaan seperti itu.
" Pelajaran hari ini sampai disini saja, tugasnya akan dikerjakan essay halaman delapan puluh sembilan ya " Kata ummi Shofia mengakhiri pembelajaran hari ini
"Tetanggaku ada yang sudah menikah padahal, dia seumuran sama kita "
" Masa? Kok mau sih , masih sekolah gak ? "
" Masih sekolah sih "
" Tapi pasti gak enak , habis itu gak bisa jalan jalan lagi seperti biasanya" .
pembicaraan terus berlanjut sampai guru pelajaran kedua sudah masuk. Ustad Firman , hatiku kembali berdebar hanya karna mendengar suaranya , yang kini menyapa kelas. ingatanku tertuju kepada anaknya.
'apa saya terima saja ya?' , batinku saat melihat layar proyektor di foto keluarganya . Bukan merasa pamer, tapi memang background desktop yang digunakan ustad Firman Adalah foto keluarganya. Mataku serius menatap pria yang tersenyum , dengan wajah berserinya , paling tinggi dikeluarganya dan diganti dengan materi bahasa Arab yang akan diajarkan.
kenapa saya merasa kesal saat foto itu berubah menjadi slide Arab gundul yang membuat ku mengejapkan mata berkali-kali . Saya tidak fokus pada pelajaran saat ini .
***
Sore ini Ummi Aisyah kembali memanggilku , saya masih khawatir dengan keputusanku , saya menerima pernikahan ini dengan berbagai syarat uang akan saya ajukan . Dalam pernikahan mengajukan syayat adalah hal yang diperbolehkan .
" Ummi, kalo putri mengiayakan tawaran ummi bukan berarti langsung dijadikan? , masih ada proses selanjutnya?" . Tanyaku ragu , bagaimana dalam pernikahan ada proses perkenalan yang harus dilalui .
" Iya , nanti Ummi bantu buat Curri ulung vitaenya" . jantungku berdetak begitu keras , seperti pernikahan yang akan sedah pasti akan digelar di depan mata .
" Jadi nak Putri Setuju ?" saya mengaguk pasti , setidaknya sejauh ini saya tidak akan keberatan.
"Tapi Kalo ternyata A Farhan ga keberatan , diskusi ini sama orang tua putri" . Jawabku sedikit tergagap , yang kutahu usia kami hanya terpahut lima tahun , itupun alansa ya kenapa saya juga menerima tawaran Ummi Aisyah .
" Kalo begitu nanti Ummi Kabari ya , nanti ada data yang harus putri isi ".
"Iya Ummi" Ucapku dan kembali ke kamarku dengan berbagai perasaan yang rumit dijabarkan antara senang, sedih , takut, dan penuh harap.
' Apa jarinya jika saya benar-benar menikah' Batinku menatap teman sekamarku yang kini telah berbincang riang , ah bergosip lebih tepatnya.
.
.
.
.
Selamat datang di karyaku , semoga betah dan mohon untuk saran dan kritik nya dan jangan lupa like komen dan vote nya
Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Rasya Fay
jadi nikahlah Put..masak gk jadi.. hehe
2024-01-15
0