"Ibu ..jam berapa sekarang?, aku masih mengantuk ...hoooaaam." Ucap gadis itu sembari mengusap, serta kembali bergulat
dengan guling, dan selimutnya lagi.
*^(Rahartika rahmawan, seorang gadis berusia 16 tahun, berparas cantik, bertubuh ramping tinggi 165cm, mata lebar manik coklat, bulu mata panjang dan lentik, bibir mungil, serta dengan kulit kuning langsatnya yang berseri. Menjadikan dirinya gadis yang sempurna.
(Mohon maaf di sini tidak mewakili semua orang, karena kriteria sempurna bagi setiap orang berbeda beda)
"Sudah jam 7.15, buruan cepat bangun !." Pinta nyonya Ranti rahmawan (ibu), dengan nada seolah tergesa gesa, karena waktu yang sudah tinggal sedikit .
"Apa bu?, sudah 7.15 ..aakkhh...iibuuuuu..aku bisa di gantung sama pak guru bu...!." Pekiknya, seraya melesat cepat masuk kekamar mandi, tanpa mememperhatikan sekitarnya.
Sementara itu, ada seseorang dengan senyum penuh kemenangan, saat menyaksikan Rahartika bertingkah demikian.
"Dasar..anak bandel, kena kamu." Gumam pelan sang ibu, sebelum berjalan keluar dari kamar putrinya.
Selang beberapa menit kemudian, Rahartika keluar dari kamar mandi.
Gadis itu bergegas berganti pakaian, mengenakan seragam sekolah, dan bercermin sebentar.
''Pluk..pluk..pluk.''
(Imajinasikan sedang menepuk nepuk pipi mulus rona peachnya, menggunakan spoon bedak, dengan gerakan agak tergesa gesa).
"Heeemmmzzz...siip deh." ucapnya puas, sambil melihat pantulan diri sendiri di cermin, sebelum menyambar tas sekolah yang ia letakkan di atas meja.
Karena Rahartika memang selalu meletakkan tas sekolah, diatas mejanya setelah belajar.
"Tap..tap..tap..tap." Suara langkah kaki gadis belia tersebut, menuruni anak tangga.
"Ibu..ibu.. aku brangkat, sarapan nanti di kantin sekolah saja bu." Ucapnya, dengan nada agak keras.
Maklum saja, ia tengah tergesa-gesa dan hanya sekilas melihat sang ibu, yang berada di dapur dengan jarak yang memang agak jauh, dari anak tangga penghubung antara lantai dasar, dengan lantai atas.
"Eeit..eit..eit...tunggu dulu Ika, tunggu kamu harus sarapan dulu." Ucap sang ibu, sambil berjalan cepat sebelum menarik tangan sang putri.
Wanita paruh baya yang masih menampilkan kecantikannya tersebut, takut Rahartika berangkat ke sekolah tanpa mengisi perut terlebih dahulu.
Oleh karenanya, ia segera menghentikan langkah kaki sang putri, dengan menarik tangannya, ketika baru selesai menuruni anak tangga.
"Ibu aku sudah telat, nanti imege**ku sebagai siswa teladan, super jenius yang cantik, dan tidak sombong bisa rusak bu." Jawabnya, dengan mata memohon agar sang ibu melepaskan dirinya.
"Tenang saja bu, dikantin sekolah makanannya enak enak dan higienis, jaminan asosiasi om om dan tante tante, temennya papa..hehehe ." Lanjutnya, meyakinkan sang ibu tersayang.
"Mau enak, mau higienis ataupun apalah itu, kamu harus sarapan dulu!, ..Ayo sini." Perintah sang ibu, sambil menarik lembut Rahartika menuju ke meja makan.
"Ibu ...ibu...aku mohon bu, hari ini aku sudah telat bu, dan jam pertama nanti jadwalnya ulangan. Bu...please ..ya..bu..ya.." Pinta Ika, dengan wajah yang serius.
Rahartika melakukan hal tersebut, bukan tanpa alasan.
Gadis itu takut terlambat, dan memperoleh poin buruk dari guru di sekolah.
Menyaksikan hal ini, nyonya Ranti tersenyum lembut, sambil menujuk jam yang bertengger keren, di dinding samping meja makan. ''He..he..heemzzz..tuh."
Wanita itu melirik cepat, kearah dinding yang tepat berada di samping meja makan, dengan ujung ekor matanya, dan sedikit gerakan kepala terangkat ke atas, ia arahkan keposisi jam yang bertengger gagah disana.
Mendapatkan reaksi yang demikian, reflek Rahartika menoleh kearah yang di tunjukkan oleh ujung ekor mata ibu.
Mata Rahartika membulat sesaat, dan kembali melihat wanita cantik di depannya, seraya tersenyum kecut sert menggelengkan kepala pelan.
"Heemmzz...hebat!, hebat!, anda memang hebat ibundaku tersayang, sekarang aku yakin, bahwa anda benar benar ibu dari Rahartika rahmawan yang cantik dan jenius ini." Ucapnya,
sembari mengacungkan jempol untuk sang ibu, sebelum duduk di kursi meja makan.
Rahartika, merasa benar-benar kalah dari sang ibu yang cerdik, dan memiliki cara-cara unik untuk membangunkan dirinya.
Mengetahui kelemahannya, dengan mengatakan bahwa, hari sudah siang adalah keputusan brilian untuk Rahartika.
Padahal waktu masih menunjukan pukul 6.34 yang berarti, saat ia dibangunkan tadi, waktu masih sangat pagi.
Sebab itu, sekarang ia masih memiliki cukup waktu jika hanya untuk sarapan pagi.
"Heemzzz.., anda benar 100% nona Rahartika. Makanya jangan meremehkan ibu-ibu yang sering berkutat di dapur ya hehe." Sahut sang ibu, dengan bangga.
"Ayo silahkan dimakan nona cantik, supaya otaknya jadi lebih "JREEENG" dan tidak di kadalin lagi sama cicak." Ucap sang ibu sembari mengoda dengan senyum kepuasan, karena telah berhasil membangunkan sang putri lebih pagi dari jadwal sekolahnya.
**( seorang jenius yang di tipu oleh orang bisa /berkemampuan rata rata) **
"Ibu ..emmhhmm..''
Rahartika tampak ragu-ragu.
''Aku bermimpi lagi bu, mimpi yang sama." Ucapnya pelan, dengan mata menatap ke arah piring makan, yang berada di depannya.
Mendengar hal tersebut, sejenak nyonya Ranti menghentikan tangan, di atas lauk ke sukaan Rahartika.
Hatinya, seolah terasa bergejolak dengan perasaan takut, senyuman candaan sebelumnya membeku sejenak.
Namun, dengan cepat ia tampilkan kembali lengkungan cerah, di wajah paruh bayanya yang masih cantik.
"lni lauk kesukaanmu, makan yang banyak.'' Ranti berusaha bersikap sewajarnya.
''Heeehh... jangan kau pikirkan lagi, semua hanyalah mimpi.
Bukankah, itu sudah sering terjadi sayang?, dan kau tetap disini bersama kami." Sambung nyonya Ranti, masih dengan raut wajah tampak tenang.
"Jikapun terjadi sesuatu padamu, percayalah kami akan berusaha melakukan yang terbaik.''
''Jadi makanlah, dan berbahagialah, jangan berfikir yang aneh-aneh" Lanjutnya lagi masih dengan penuh kelembutan, sembari menambahkan lauk, ke dalam piring sang putri.
"Apa sebenarnya arti mimpimu itu Ika, mengapa kau sering memimpikan hal yang sama?, dan seingatku ini yang ke sekian kalinya. Tuhan tolong jaga putri kami." Pikir Ranti dalam diam. Ia berharap dan melantunkan sebuah doa permohonan, untuk kebaikan, dan penjagaan pada diri sang putri tercintanya.
Sesungguhnya, dalam hati serta pikiran Ranti, penuh dengan perasaan cemas yang di tahan.
Kecemasan nyonya Ranti memang beralasan, banyak kejadian-kejadian yang kurang menyenangkan serta aneh, sering terjadi kepada sang putri.
Seolah sebuah titik balik, penyeimbang atas keistimewaan, serta kesempurnaan yang dimiliki oleh putri semata wayangnya itu .
Pernah suatu hari, Rahartika di kunci didalam sebuah ruangan kotor, di sebuah gudang penyimpanan barang, yang sudah tidak terpakai.
Gadis tersebut, dikunci oleh beberapa temannya, hanya karena kecemburuan atas prestasi serta kepandainnya .
*Dengan tujuan candaan, serta gertakan saja, dan tidak ada niat atau unsur mencelakai*
Namun hal itu, hampir membuat putrinya tidak tertolong, karena secara kebetulan ditempat tersebut terjadi kebakaran .
Pernah juga, Ika hampir terbunuh dengan tusukan pisau di perut.
Ketika ia, meminta pisau dari seorang anak kecil, yang sedang bermain pisau dapur.
Rahartika takut pisau itu, melukai dan membahayakan sang bocah kecil.
Akan tetapi, bocah kecil itu tiba tiba saja tersandung sesuatu, ketika hendak menyerahkan pisaunya kepada Rahartika.
Dan berakhir benda tajam bersarang pada perut rampingnya.
Serta masih banyak hal-hal, yang di rasa sangat aneh, serta janggal untuk nyonya Ranti.
Namun, apa kejanggalannya ia tak dapat memahami dan mengetahui hingga sekarang.
*¤ Terkadang aku terbangun diantara mimpi-mimpiku, halusinasi nyata dalam pembaringan malam.
Dunia semu berpeluk rindu, tentang awan, bulan dan juga bintang.
Terkadang aku terjaga diantara malam, atas sesak dalam kesedihan yang tak kupahami, dimana berawal dan kapankah akan berakhir?.
Terkadang senyumku menghilang, dibalik banyaknya mimpi diantara kesakitan, dibalik mentari pagi yang menyapa.
Aku..dengan jalanku, tak lagi mampu membedakan semu dan nyata.
Mimpi kah?.
Hayalan kah?.
Diriku yang nyata?.
Ataukah kehidupanku adalah bayangan dari mimpiku ?.
Aku dengan kebimbangan ku. ¤*
^Rahartika Rahmawan^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
coco
mampir lagi kk
2021-07-08
1
🌻Ruby Kejora
like mendarat...mari slg dukung sampai eps terakhir thor.
di tgu feedback-nya di novelku
2021-02-24
1
ZEN KAMIL
Next....up....
2021-01-09
1