Masuk Ruang IGD

Farhan tak menyadari jika Rony, adik sendiri menyukai mantan istrinya. Tetapi Farhan tidak boleh cemburu karena sudah melupakannya bahkan Farhan sudah menceraikan istrinya 2 kali. Memang putri bukan satu-satunya wanita yang Farhan cintai, tetapi ia juga terpukul saat putri hamil besar. Jika selama ini, Farhan mengira putri pulang kerumah orangtuanya yang berada di kampung tapi nyatanya putri tidak pulang, ia harus mencari alasan lain untuk membesarkan kedua janinnya yang berada didalam perutnya.

Siapa sangka dibalik derita putri yang dianggap mandul oleh suaminya juga ibunya kini Allah angkat derajat wanita seperti putri. Tidak mungkin itu jika putri sedang selingkuh. Ia selingkuh dengan siapa? lantas Farhan akan memastikan jika mantan istrinya tengah berselingkuh dengan oranglain. Menduga, jika selingkuh dengan adik kandungnya sendiri.

Pikiran pusing, ini tidak boleh terjadi saat ibunya jika Farhan baru saja melihat mantan istrinya di RS Fatmawati Jakarta. Farhan yang ingin pulang, tetapi langkah ini begitu sulit sehingga ada rasa penyesalan didalam hati Farhan.

Tangis pilu yang keluar dari wajah farhan, ia melihat dari sudut pandang jika ia menelantarkan anak bayi yang didalam perut istrinya. Sampai detik ini, farhan masih belum bisa percaya jika anak yang dikandung mantan istrinya adalah anak daging sendiri.

Tak lama suara ponsel berdering dikantong saku Farhan, membuka perlahan tertulis dengan sebuah no yang tidak di ketahui oleh pengirim nya. Saat Farhan buka ternyata Sinta Kirana yang baru memberikan nomor telepon pada Farhan.

"Assalamu'alaikum, mas kamu dimana?"

"Wa'alaikumussalam, hmm Mas lagi di luar ni. Ada apa Sinta?"

"Kenapa mas tidak memanggilku dengan panggilan sayang. Mas lupa kata itu yang baru keluar dari mulut mas".

Tiba-tiba saja Sinta langsung mematikan telepon seluler tersebut. Sinta mengira jika bersama dengan Farhan ia akan disayangi dan diratukan, nyatanya sebaliknya Sinta yang sedikit kesal dengan sikap calon suaminya tersebut.

Sinta yang tidak kesabaran akan menikahi dengan calon pengusaha sukses yang berdiri saat ini. Apapun itu, jika Sinta akan memberikan yang terbaik untuk Farhan. Ia tahu jika mulut orangtua Farhan sungguh pedas. Apakah Sinta bisa mewujudkan untuk menjadi calon dirumah tersebut. Sinta yang ragu-ragu untuk menikah dengan Farhan atau memundurkan pernikahan dengan Farhan. Tapi setelah melihat wajah ketampanan Farhan, itu sama sekali membuat Sinta menjadi salah tingkah.

Bahkan Sinta yang langsung keluar dari ruang kamarnya, dengan nada campur gembira juga wajah ditekuk langsung menemui kedua orangtuanya yang sedang duduk bersantai sambil menikmati tayangan televisi.

Sinta lebih dekat dengan mamanya daripada ayahnya, ia yang lebih ingin menjadi keibuan dan menjadi istri yang lebih bisa membahagiakan calon suaminya nanti. Sambil mendengar celoteh kedua orangtuanya tetap wajah yang sama masih di tekuk .

"Anak ayah kenapa? Ada oranglain yang tidak suka kepada anak ayah satu ini, emang anak ayah kenapa suram gitu",tanya Adi Sucipto yang resah jika wajah anaknya sangat aneh.

"Hmm, Sinta baru saja nelpon mas Farhan. Tapi mas Farhan langsung mematikan no ponsel Sinta, itu kan ga bagus ayah, emang sesibuk itukah calon Sinta".

"Mungkin aja sayang, dengerin Sinta. Anak mama ga boleh cengeng kayak gini, tapi mungkin nak Farhan ada kerjaan di kantornya, besok mau kemana kita, kalau enggak kita jalan-jalan",sambung Tanti membuat semangat anaknya.

"Tapi ma, Sinta maunya mas Farhan bukan mama! lagian mama udah ada ayah, masa Sinta harus ikut lagi, Sinta bukan anak kecil lagi, ma".

"Siapa bilang sayang anak kecil, lagian ga boleh kalau kami ajak Sinta. Dulu juga gitu, atau Sinta malu".

"Iya ma".

Tanti tak menyangka setelah mengenal sosok wajah Farhan ia baru menyadari jika sinta juga tak sabar untuk segera bertemu dengan pujaan hatinya. Ternyata Sinta sudah lama mengidamkan Farhan saat ia bersama dengan sahabat kecil Sinta. Entah mengapa, Tanti yang mulai rasa kecarian sahabatnya anaknya itu. Hati bergelut dengan dunia, namun perasaan sinta seperti pedang yang tajam selalu ingin menatap wajah Farhan. Dengan pesona wibawa, dan masih banyak lagi yang sulit Sinta ciptakan pada diri Farhan.

Kembali ke ruang kamarnya, hatinya sedih melihat begitu saja jika calonnya mengabaikan untuk sekedar mengajak jalan-jalan sore. Padahal hatinya sudah bertaut untuk setiap hari bertemu. Merasa ada yang di sembunyikan oleh Farhan, namun Sinta tak ingin mencurigainya ia yang tak ada maksud untuk mencari alasan lain terhadap calon suaminya.

Kecemasan hati seorang ibu, lebih berasa daripada seorang anak. Tanti menyadari jika farhan adalah tipe anak yang selalu melindungi Sinta, tapi pikiran Tanti lebih menonjol jika ada sesuatu yang membuat jika sebenarnya Tanti ingin bertanya kepada ibunya Farhan. Semoga saja Farhan tidak membohongi anaknya, ia takut jika suatu hari itu akan terjadi dengan kondisi mental anaknya.

****

Rony yang tetap diam, ia sudah capek dengan omongan Abangnya yang tidak peka terhadap mantan istrinya saat ini. Dibalik sikapnya, sifatnya sama sekali tidak ada rasa bersalah yang menempel pada sikap Farhan. Andai Rony tak jadi untuk keberangkatan kuliah di Semarang, maka ia tahu bahwa kini kakak iparnya sudah diceraikan oleh abangnya begitu saja. Terlebih lagi, jika saat ini Rony masih kepikiran kenapa abangnya ingin menikah lagi dengan perempuan yang tak dikenal oleh kelurganya.

Rony tak ingin memikirkan apa yang tidak ingin dipikirkan darinya, Rony lebih ingin mewujudkan impian untuk segera menikahi kakak iparnya, walupun apapun caranya ia tak ingin bayi didalam janin kakak iparnya tanpa seorang ayah. Rasa itu kembali menggebu-gebu disaat Rony yang ingin sekali menampar pipi abangnya, tapi hati ini tak bisa melakukan nya dikarenakan jika abangnya adalah saudaranya, dan Abang paling tertua.

Kesal dengan tindakan abangnya, rony tidak menyangka sampai kakak iparnya masuk keruangan IGD dalam kondisi kritis. Rony yang bermohon kepada sang maha pencipta, agar janin dan ibunya diselamatkan dalam kondisi yang baik-baik saja.

"Selamatkan janin yang berada di dalam perut kakak iparku yaa Allah, selamatkan lah kak putri, jangan siksa kak putri, kak putri bukanlah orang yang salah yaa Allah, berikan kecukupan pada kondisi yang menimpa pada kakak iparku yaa Allah,"tegas Rony merasa terpukul tak sanggup melihat orang yang ia sayangi masuk keruangan IGD.

Sangking salutnya berdoa, Farhan yang tidak bisa berkata apa-apa dibalik menimpa mantan istrinya. Ya memang Farhan salah dan rasa bersalahnya telah membuat putri seperti ini. Ditambah jika anaknya lahir ke dunia ia takut tidak bisa melihat wajah lucu anaknya untuk saat ini. Tapi dibalik musibah tersebut, suatu ponsel Android Farhan berbunyi lagi dan disana ibunya tengah menelpon karena Sinta datang diam-diam kerumah calon suaminya.

"Halo Farhan, kamu ada dimana!"

"Hmm, bagaimana bisa Farhan jawab jika Farhan sedang menemui mantan Istriku, bisa-bisa ibu tidak bisa melihat ku disini lagi".

"Halo Farhan, apakah disana jaringan sulit. Farhan cepatlah pulang karena Sinta datang seorang diri dirumah dan Sinta ingin diajak jalan-jalan. Cepat pulang ya nak, ibu ga mau kamu pulangnya lama".

Terkejut dengan ucapan ibunya, jika Sinta datang kerumahnya. Untuk apa? Apa iya merasa kesal dengan diri Farhan, saat dirinya tak ingin dibahagiakan oleh Farhan. Tak ingin berlama-lama ia meninggalkan Rony seorang diri di RS, padahal Farhan juga ingin mengetahui jika saat ini istrinya sudah siuman atau belum dan melihat jenis kelamin bayi terlahir berjenis apa? Tapi melihat sikap ibunya, ia tak ingin membantah ucapan ibunya bagaimana pun Farhan telah lama di rawat oleh ibunya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!